Naive

294 34 4
                                    

4Am

Petang masih menguasai pagi karena sang surya masih enggan menampakan semburat jingganya atau memang ini masih terlalu awal untuk memulai jam tugasnya, hanya semilir dinginya angin menyapa insan mungil yang baru saja terjaga dari tidur nyamannya.

Dara baru saja mendapatkan kesadarannya tak kala dering nyaring dari atas nakas membuat kegaduhan di pagi hari, membuat tidur nyenyaknya harus terusik hingga ia terjaga, tidak banyak yang gadis itu lakukan saat ini, hanya duduk sembari menatap teduh jendela besar  apartemen miliknya yang masih tertutup gorden.

Hendak ia akan kembali mengempaskan tubuh di ranjang, sebuah suara nyaring yang ia yakini berasal dari benda datar yang tidak jauh dari jaungkaunnya membuat keinginannya haruslah tertunda, lagipula siapa yang menelponya pagi-pagi sekali.

Tanpa melihat siapa yang menghubunginya di sebrang sana, jemari lentiknya dengan lihai menggeser kode hijau.

“Yeo--”

Belum sempat ia menuntaskan sapanya, seseorang di sebrang sudah memburunya dengan perintah, hal yang membuat hazel indah miliknya memutar bosan.

Turun, aku di bawah!

Dara tau siapa yang menghubunginya, terdengar jelas dari nada datar dan juga otoriter perintah di sebrang. Si poker Jiyong.

“Kau bisa naik Ji” ia meregangkan otot lehernya yang kaku kemudian kembali mendesah sebal saat seseorang di sebrang sana kembali memerintah dengan seenak jidat.

Aku tidak punya waktu untuk pergi ke atas, bergegaslah!

Bukankah sangat menyebalkan, saat kau baru saja mendapatkan kesadaranmu dan saat itu juga kau di sambut oleh perintah otoriter dari pria yang bahkan tidak tau bagaimana cara memerintah dengan benar.

YA!, AKU KESANA” balas Dara penuh penekanan. Ia akan mengalah kali ini.

Andai Dara tidak ingat jika pria yang tengah menunggunya di bawah sedang membawakan dompet miliknya yang tidak sengaja tertinggal di rumah Gi Ran kemarin, pastilah ia akan lebih memilih berada di atas ranjang yang begitu memikatnya tersebut dan menunggu Jiyong ke atas untuk mengatakan maksud lainnya.

Cepat atau akan aku tinggal bendamu di sini

Apa dia sedang mengancam sekarang, dan bagaimana bisa Dara akan hidup dengan pria seperti itu, pikir Dara.

Bahkan ia belum tau sisi manis Jiyong yang akan menguntungkan atau setidaknya membuat dia betah, apa Tuhan sedang memperingatkan Dara sekarang, apa keputusan beberapa waktu lalu tidak benar. Apa gadis itu salah jalan.

Dara segera menepis pikiran liarnya yang tiba-tiba menyusup masuk, ia meraih mantel tebal yang tergantung di tempatnya, memakai benda itu dan bergegas turun, tidak ada waktu hanya untuk sekedar mencuci muka.

Dara berlari kecil ke arah mobil hitam milik pria yang beberapa lalu itu memerintahnya, mobil dengan kaca gelap yang tidak tembus pandang.

Terkadang Dara berfikir, seberapa-berpengaruh nama Jiyong di Korea, hingga mobil pribadinya haruslah se-tertutup itu, apa memang pria itu adalah pria penting atau bagaimana, atau kalian tau seberapa pengaruh G-Dragon Company miliknya.

Dara baru saja menaikan tudung kepala yang memang satu set dengan mantelnya, hingga sebuah suara membuat tubuhnya sedikit terjingkat.

Dara baru saja menaikan tudung kepala yang memang satu set dengan mantelnya, hingga sebuah suara membuat tubuhnya sedikit terjingkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Light in the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang