Riuh kepanikan menyambut setiap langkah rombongan relawan yang datang, bukan rintik hujan yang menjadi penyebab pudarnya konsentrasi Dara, melainkan tangis yang saling bersahutan diantara derap langkah yang saling bertubrukan menghantam tanah basah, bisingnya instruksi beradu padu dengan suara pilu mengiris hati.
Kemeja putih Dara menjadi basah tak kala gadis itu menerobos paksa hujan menuju tenda sebrang untuk memulai tugasnya. Hujan bukan penghalang ketika hatinya tersiksa oleh keadaan yang mengiris tajam nuraninya.
"Dara, kau bisa makan malam dulu setelah ini. Biarkan Kiyong menggantikanmu." Seru Donghae ketika Dara mengoper infuse padanya.
"Iya." Balas gadis itu.
8pm
Perintah yang Donghae katakan baru saja di realisasi oleh Dara, ya gadis itu memilih untuk beristirahat ketika keadaan lebih kondusif daripada harus menyantap makanan dengan perasaan was-was. Malam semakin larut dan bersyukurlah gadis itu karena tendanya tidak seramai tadi sore.
Hazel itu mulai mengedar beberapa saat, semua orang yang datang di tenda tempatnya mengabdi sudah tertangani dengan baik, semua orang sudah berbaring di bad yang disediakan tanpa seorangpun terkecuali, mereka tertangani dengan baik. Melihat hal tersebut membuat Dara semakin yakin untuk mengambil jatah makanan di atas meja dan membawanya ke ruang khusus untuk staf beristirahat.
Isi Kotak makan yang sudah tandas separuhnya membuat Dara berinisiatif untuk merogoh ponsel miliknya yang tersimpan rapi di saku coat, saatnya memeriksa ponsel yang sudah lama ia anggurkan hari ini, dan benar! Beberapa pesan terlihat mengantri untuk dibuka dan dibaca.
From : Kwon Dami
Kwon bilang kau langsung bertolak ke Hwancheon setelah sampai, hati-hati.
From : Ibu
Bagaimana kabarmu hari ini Dee?
From : Ibu Mertua
Hati-hati saat bertugas.
From : Kwon Jiyong
Hubungi aku jika terjadi sesuatu.
From : Lalisa Manoban
Unnie, aku mengirim laporan stock dan juga pemasukan di emailmu. Semoga harimu menyenangkan.
From : Park Joo Won
Dee, lusa aku akan ke Korea. Ayo menonton film bersama!
Semua pesan masuk membuat Dara bersemangat, satu pesan diantaranya membuatnya bingung sekaligus senang. Pesan seorang Kwon Jiyong yang terselip rapi di antara tumpukan pesan membuat hati gadis itu menghangat tanpa sadar, sihir Kwon Jiyong sudah mampu mempengaruhinya.
"Makan Dee, baru bermain ponsel!" Nasihat Boom setelah melirik sang sahabat yang asyik dengan benda datarnya.
Namun cengiran singkat malah terbit dari gadis yang sedang diberi nasihat tersebut. "Kau sudah selesai ?"
"Hampir selesai." Seru Boom sembari memperlihatkan kotak makan yang isinya hampir tak tersisa.
"Lihat, cuaca seolah mengejek kita malam ini." Seru Dara dengan pandangan mengedar kearah luar.
Boom jelas terkekeh dengan celoteh Dara, pandangannya diam-diam mengikuti Dara, dan dia setuju. "Kau benar! Hampir seharian kita berlari ditengah hujan untuk evakuasi dan malam ini ?" Ia terkekeh saat menoleh kearah Dara untuk sejenak memperhatikan gadis itu, "Ini bayaran untuk istirahat kita." Lanjut Boom disetujui Dara dengan anggukan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in the Darkness
FanfictionTuhan itu siapa? - Kwon Jiyong Kau kira siapa yang memberimu nafas? - Sandara Park #Daragon