POV KWON JIYONG
Bukan kali pertama bagi Sandara untuk ikut menanggung resiko dari sisi gelap pekerjaan yang kujalani. Beberapa kali keadaan menyudutkan gadis ini dalam situasi bahaya yang menakutkan namun baru kali ini kudapati Dara mengekspresikan perasaanya. Apakah selama ini gadis itu hanya menyimpan rasa takutnya sendiri atau kali ini memang sudah keterlaluan hingga ia tidak mampu menahanya. Pundak mungil yang pertama kali kurengkuh tadi bergetar hebat kini sudah tenang, dapat kupastikan bahwa gadis ini sudah terlelap.
Saat mencoba membaringkan tubuh Dara dengan posisi nyaman kudapati Mino tengah berjalan kearah mobil, jika dilihat dari langkah lebarnya ada sesuatu yang akan pria itu sampaikan. Sebelum menghampiri pria itu kuselimuti tubuh mungil Dara dengan selimut tebal yang ada di dalam mobil dan bergegas keluar setelahnya.
POV AUTHOR
Genggaman erat tangan Jiyong hampir menghancurkan kaleng birnya sesaat setelah Mino menjelaskan temuannya hari ini, laporan yang baru saja pria itu sampaikan mematik api kemarahan Kwon Jiyong. Geram yang Jiyong rasakan otomatis membuatnya melirik Sandara yang sedang terlelap di dalam mobil, bagaimanapun gadis itu yang paling dirugikan dalam kejadian hari ini.
"Jika diizinkan, teman Dara ingin bicara denganmu Hyung." Mino memberitahukan keinginan sahabat Dara setelah diskusinya dengan Jiyong berakhir.
" Kapan ?"
"Malam ini, dia akan kemari jika Hyung tidak keberatan."
"Oke, panggil gadis itu kemari."
Song Minho yang menjembatani obrolan antara Kwon Jiyong dan Boom tengah menikmati waktu singkatnya di kursi camping yang berada di sebelah mobil sembari menunggu sang bos yang tengah terlibat perbincangan serius dengan Boom di belakang mobil. Sudah hampir empat puluh lima menit keduanya berbincang serius, menyinggung gadis yang tengah terlelap pulas beberapa saat lalu. Ya! Obrolan keduanya tak jauh dari bahasan tentang Dara, sebenarnya bukan keduanya karena Boom yang lebih banyak memberitahu Jiyong tetang apa yang sudah terjadi pada gadis mungil itu, semua hal yang disinggung oleh Boom dalam obrolan ini diluar dugaan Jiyong membuat pria itu lebih banyak diam untuk mendengarkan Boom ketimbang menimpali ucapan sahabat Dara yang terdengar sangat kwatir sepanjang bercerita.
Bagaimana pula Jiyong akan menimpali ungkapan Boom yang sama sekali tidak ia ketahui selama ini, bahkan terror yang menyasar Dara luput dari Unit MADE miliknya. Jadi selama ini gadis mungil itu menyimpan rapat semua ancaman yang diterimanya dan bahkan tidak pernah menyinggung sedikitpun tentang ini pada Jiyong. Kenyataan ini menampar keras Jiyong hingga membuat pria itu terdiam sepanjang Boom bercerita.
"Meskipun pesan semacam itu terus dikirim padanya setiap hari tapi Dara slalu menganggapnya sebagai pesan iseng, Dia tidak mengizinkanku memberitahu siapapun. Namun sepertinya hari ini sudah melewati batas jadi aku ingin memberitahumu." Raut bersalah terukir jelas di wajah Boom membuat Jiyong semakin yakin bahwa kejadian hari ini sudah sangat fatal.
"Kami sudah berteman sejak duduk di bangku sekolah dasar, ya selama itu kami saling mengenal namun Dara tetaplah Dara, gadis yang memilih menyelesaikan masalahnya lalu bercerita, dia bukan tipe yang gampang meminta tolong." Boom menghela nafas sejenak, "Oppa mungkin paham mengapa dia seperti itu, dia pasti sudah bercerita atau mungkin Grandpa mengatakanya pada Oppa." Lanjut Boom.
Jiyong masih terpaku ditempatnya, perkataan Boom benar dan hal itu semakin membuatnya ingin mendengar lebih banyak tentang Dara dari Boom.
"Seperti hari ini, dia tidak memberitahuku dan malah aku mengetahuinya dari Mino Oppa yang mencoba mencari informasi dariku." Boom kembali berbicara santai. Ini kali pertamanya mengobrol dengan Kwon Jiyong setelah sebelumnya hanya saling bertemu dan bertegur sapa melalui Dara, meskipun begitu tak ada rasa canggung bagi Boom untuk berbicara santai pada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in the Darkness
FanfictionTuhan itu siapa? - Kwon Jiyong Kau kira siapa yang memberimu nafas? - Sandara Park #Daragon