POV SANDARA
Benar! Sepertinya aku tidak bisa mengangkut pria itu untuk pergi ke Bandara sekarang. Tidak mungkin aku pergi dengan pipi yang masih panas dan rasa canggung yang masih begitu menguasaiku. Apa yang baru saja kau lakukan Sandara? Kau bahkan berlari dan mengunci diri di dalam toilet sesaat setelah pria yang sudah menyandang status sebagai suamimu itu mencium bibirmu, merebut hak yang memang seharusnya kau berikan, bahkan kau membuat Jiyong bernegosiasi atas kesalahan yang tidak diperbuatnya, dan puncak komedi yang kau lakukan adalah memberitahu pria itu bahwa ini adalah ciuman pertamamu, polos sekali kau sebagai manusia! Geramku memaki diriku sendiri.
"Aku sudah selesai, ayo berangkat." Intruksi Jiyong dari meja kerjanya semakin membuatku tidak berdaya. Aku malu.
"Ayo!" Aku tersentak pelan saat tangan Jiyong tiba-tiba menarik tanganku,membantuku untuk berdiri, stop menyerangku tiba-tiba Kwon Jiyong, batinku tak karuan.
Aku hanya mengangguk dan mengekor pada langkah kaki Jiyong yang sedikit terburu-buru, langkah yang tidak bisa aku protes karena terlalu canggung bagiku menatap bahkan bersuara saat ini.
POV AUTHOR
Pipi yang masih merona membuat Jiyong tak bisa berhenti menggoda Dara. Gadis mungil itu bahkan harus memalingkan wajah sepanjang jalan guna menghindari tatapan Jiyong dan senyum mengejek pria itu.
"Stop teasing me!" Lirih Dara membuat Jiyong menggeleng dengan kekehan gemas.
Sandara yang sedari tadi memalingkan muka membuat Jiyong tak berhenti tersenyum. Terlebih dengan pengakuan gadis itu jika Jiyong-lah yang mengambil ciuman pertama Dara. Kwon Jiyong tentu bangga karena ia pria pertama yang mencicipi bibir itu tapi ia lebih bangga pada Dara yang mampu menjaga dirinya selama ini. Reaksi Dara dan Pengakuan polos gadis itu nyatanya masih terngiang jelas di kepala Jiyong, pengakuan naif yang merupakan informasi penting bagi Jiyong.
"Kau membuatku seperti penjahat, Dee." Gurau Jiyong sembari meraih tangan Dara lalu menggenggamnya.
"Lalu berhenti memasang wajah itu." Protes Dara tanpa melihat Jiyong.
Jiyong mengangguk sekaligus menahan tawa. "Oke, aku ingin membeli kopi lebih dulu, kau mau sesuatu?" Tawar Jiyong setelah berhasil menepikan mobil di salah satu cafe yang mereka lewati.
Dara masih pada pendirinya, untuk tetap memalingkan wajah sembari menggeleng sekalipun Jiyong sudah mematikan mesin mobil dan bersiap keluar.
"Ice cream rasa apa?" Tawar pria itu sekali lagi.
Mendengar nama hidangan manis nan dingin itu merobohkan pendirian Dara. Kepalanya menoleh cepat menatap Jiyong penuh antusias. "Choco mint."
Jiyong terkekeh kecil dengan tangan mengacak surai Dara gemas. "Oke, ada lagi?"
"Itu saja."
Bagaimana bisa gadis itu berbalik dengan cepat hanya karena ice cream, pikir Jiyong setelah keluar dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in the Darkness
FanfictionTuhan itu siapa? - Kwon Jiyong Kau kira siapa yang memberimu nafas? - Sandara Park #Daragon