Choice

280 36 4
                                    

10Pm

Dara terkesiap dengan pesan yang baru saja masuk ke dalam notifikasi ponsel miliknya. Nama pengirim pesan, orang yang menyita pikirannya saat ini.

From : Kwon Jiyong

Bertemu di cafe daerah Gangnam

Tidak ada basa-basi atau hal lainnya, pria itu langsung pada poin yang Jiyong inginkan. Lagipula Dara juga tidak mengharapkan basa-basi dari pria itu.

Pandangan Dara kembali mengedar ke arah jalanan yang ramai, banyak orang berlalu lalang melewatinya, mengambil nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar, lalu ia kembali pada ponsel yang sempat ia campakan, mengetik sebuah balasan.

To : Kwon Jiyong

Iya, kabari tempat dan jamnya.

Send~~~

Setelah mengirim balasan pada Jiyong, Dara kembali memasukan ponsel miliknya ke dalam saku coat yang ia pakai. Kembali menata langkah untuk berjalan menuju butik, perjalanannya sempat terjeda oleh pesan Jiyong.

Dara belum kembali ke rumah sakit, beberapa saat lalu sang ibu menghubunginya lewat ponsel milik Jo Won, Kyung Ran bilang jika Dara butuh waktu, maka gadis itu bisa kembali besok pagi, dan Dara tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, ia benar-benar butuh sendirian untuk berfikir.

Dara yang baru saja selesai membeli minuman ringan, dari super market yang tidak jauh dari butik miliknya.

Berjalan dengan sangat pelan, menikmati hembusan angin malam yang menemani setiap jengkal langkahnya, sesekali gadis itu menengadahkan pandangan ke langit malam yang gelap, gelapnya langit benar-benar mewakili perasaanya kini, ia masih bingung untuk mengambil langkah apa.

Jujur saja sejak Bom pulang, Dara belum memulai memikirkan apa yang akan ia lakukan, ia sibuk menenangkan dirinya sendiri agar tidak tertekan, sehingga keputusan yang ia ambil nantinya tidak semau moodnya saja. Menjaga mood membuatnya lebih lambat untuk berfikir.

Dalam diam gadis itu melanjutkan langkahnya, melewati jalanan malam yang tidak semakin sepi, Gangnam benar-benar tidak pernah tidur, kota yang semakin nyata di malam hari.

Keramaian yang tidak juga membuat Dara benar-benar hidup, ntah seberat apa beban yang ia tanggung hingga hingar bingar keramaian Gangnam yang begitu indah tidak mampu menggugah pandangannya untuk sedikit menatap ke depan dengan tegak.


=== Another Place ===


“Kau akan kesana Ji?”

“Dia butuh bertemu, Hyung”

“Dengan keadaan seperti ini?” Top memandang dandanan Jiyong yang sudah berantakan, kemeja yang sudah tidak berbentuk dan jangan lupakan aroma alkohol yang menyengat dari mereka berdua.

“Kau akan bersamaku Hyung” balas Jiyong setelah merapikan lipatan lengan kemejannya.

Mereka berdua tengah berdiri di depan mobil milik Jiyong yang terparkir di basmant bar yang mereka kunjungi.

Top mendengus sebal “Tidak tau diri” cetusnya.

“Biar aku yang mengemudi” Jiyong berjalan lebih dulu kearah jok kemudi namun Top segera menahannya.

“Biar aku saja, kondisimu lebih tidak stabil”  setelah mengatakan itu, Top segera mengambil alih kursi kemudi dan membiarkan Jiyong menggeleng pelan.

“Biar aku saja, kondisimu lebih tidak stabil”  setelah mengatakan itu, Top segera mengambil alih kursi kemudi dan membiarkan Jiyong menggeleng pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Light in the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang