Meet You

385 35 3
                                    

“Ibu tidak sedang bercanda... kan...?” Jo Won menatap sang ibu dengan serius, sungguh expresi remaja itu tidak kalah terkejut dari sang kakak. Wanita paruh baya itu baru saja membicarakan hal yang kemarin ia bahas dengan Dara.

“Ibu tidak bercanda, kakakmu yang akan menentukan. Dan akan menjadi kesepakatan mereka berdua jika setuju, Ibu tidak akan memaksa mereka jika tidak mau”

“Ibu mengenal calon Dara? Em.. maksudku apa pria itu baik?” Jo Won benar-benar masih tidak percaya akan apa yang di ucapkan ibunya. Dara yang di jodohkan ? bahkan setau Jo Won, Nunanya itu belum pernah pacaran. Dan tiba-tiba ? ah ntahlah...

“Tentu saja baik, Ibu kenal dekat dengan keluarga mereka” balas Kyung Ran santai.

Jo Won terdiam di tempatnya duduk, ia pandang infus yang masih menancap ditangan sang ibu “Apa aku harus bahagia untuk ini Bu?” tanya remaja itu dengan polos. Membuat sang ibu tertawa kecil, sungguh putranya satu itu.

“Seharusnya iya, karena ini salah satu keinginan Ibu” Kyung Ran tersenyum hangat pada putranya itu. Jo Won mengangguk paham.

“Kapan nunamu kembali ? sudah hampir jam sembilan”

“Mungkin setelah ini Bu”

“Kau sudah mandi kan Jo?” Kyung Ran menatap Jo Won penuh selidik.

Jo Won memutar bola mata bosan “Sudah Bu, aku hanya malas memakai celana panjang” jawabnya singkat.

“Ibu tau”

“Tapi Ibu menanyakan itu” dengus Jo Won.

“Kau makin tampan, Ibu dengar ada yang menawarimu menjadi model” Kyung Ran ingat bagaimana Dara memberitahunya jika Jo Won mendapatkan tawaran menjadi model.

Remaja tampan itu tersenyum kikuk “Dara benar-benar” umpatnya sangat lirih namun Kyung Ran masih mendengar itu.

“Tidak berniat bercerita pada Ibu?” lanjutnya.

Jo Won memandang Kyung Ran sebentar “Ibu benar, sekitar dua minggu lalu aku mendapat tawaran tersebut, dan aku bicara pada Dara” remaja tampan itu mengawali ceritanya. “Dara bilang, jika aku ingin mengambil sesuatu yang berbeda selain olahraga, dan hal tersebut membuatku nyaman serta tidak membebaniku tidak masalah” ia menjeda untuk menatap ekspresi yang ditunjukan sang Ibu.

Kyung Ran mengangguk-anggukan kepalanya, ia paham arah pembicaraan yang Jo Won katakan, ia memberi kode agar putranya itu melanjutkan kalimat yang sempat terhenti.

“Aku sempat bilang pada Dara aku menolak tawaran tersebut, Dara tidak memberikan respon apapun, dia menghargai keputusanku. Hingga keesokan harinya orang dari perusahaan tersebut kembali menghubungiku, aku kembali bicara pada Dara, Ibu tau aku sangat bergantung pada pemikiran gadis cerewet itu” Jo Won terkekeh pelan membuat Kyung Ran larut dalam suasana tersebut. Sungguh wanita paruh baya itu sangat bersyukur melihat kedekatan kedua buah hatinya, terlepas dari semua masalah yang tengah terjadi, ia juga tidak masalah jika Jo Won lebih melilih bercerita pada Dara, remaja tampan itu mungkin lebih enjoy karena hampir seumuran. Lagipula Dara juga slalu bercerita pada Kyung Ran setelahnya, em jadi sama saja kan.

“Dara sedang sibuk mengurus tokonya saat itu, dan dia hanya bilang. Jika yang kau takutkan adalah tidak nyaman, kau belum mencobanya Jo, coba rasakan dulu dan tanya pada dirimu, kau nyaman atau tidak” Jo Won benar-benar menirukan nasihat Dara beberapa minggu lalu, remaja itu ingat betul bagaimana Dara bicara dengan nada yang jengah namun masih terdengar sangat tulus.

Kyung Ran tertawa kecil “Lalu?”

“Aku menerimanya Bu, gadis itu benar-benar mempengaruhi pikiranku. Aku berangkat ke China, karena memang pemotretanya di daerah Nanjing, aku mengambil izin sekolah 3 hari”

Light in the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang