KYOTO
11Am
Sandara Pov
Kansai tidak pernah berubah, slalu padat dengan semua aktivitas di dalamnya. Sepertinya tidak pernah ada kata sepi di bandara ini, itu pasti Dara. Menunggu Ibu, Dami dan Jenny yang sedang pergi ke kamar mandi membuatku memiliki waktu senggang untuk sekedar menyimpan tubuh di kursi tunggu. Penerbangan Incheon-Kansai memang tidak memakan waktu lama, namun dengan Jenny yang tidak mau lepas dari pangkuanku membuat pinggang cukup berasa istimewa. Bahkan sebelum berangkat menuju Incheon bocah kecil itu sudah tidak mau lepas dariku, alasanya cukup bisa kalian tebak. Ya benar! Ulah Jiyong yang tidak bisa ikut dalam penerbangan yang sama membuat bocah itu merajuk, Setelah Jiyong yang beralasan tidak bisa ikut karena pekerjaan, Jenny tidak ingin disentuh oleh Dami maupun Ibu dan baru beberapa saat lalu Jenny mau lepas dariku sekaligus ingin ikut bersama Dami, itupun dengan iming-iming mainan dan ice cream, drama yang menarik!
Berdiam diri seperti ini membuatku tiba-tiba teringat kalimat Seunghyun beberapa waktu lalu. "Kau perlu menyadari persaanmu Dara." Bahkan suara pria itu juga ikut terlintas jelas ditelinga. Perasaan macam apa yang harus aku sadari ? Jika ia mengatakan itu setelah perbincangan kami tentang Jiyong, apakah itu artinya perasaan dengan Jiyong ? Lalu apa yang harus aku sadari? Aku memang mulai terbiasa dengan peran menjadi seorang istri, apakah itu maksud Seunghyun? Sungguh! mengapa orang suka sekali berbicara tidak terus terang jika tujuanya ingin menasihati, mengapa harus berbelit dan membuat orang berfikir seperti ini! Apakah perasaan terbiasa itu yang harus aku sadari? Terbiasa untuk menyiapkan makanan, baju ganti, menyiapkan perlengkapan pria itu, menunggunya pulang dan cemas karena ia terlambat terlebih setelah insiden beberapa pekan lalu, bicara soal cemas, perasaan itu jadi semakin sering menyambangiku. Ah tunggu! Sejak kapan aku mencemaskan seorang Kwon Jiyong. Ini sedikit aneh!
"Dee."
Mari hentikan pikiran konyolmu itu Sandara, Dami sudah datang dihadapanmu, aku akan menjawab namun tunggu, kenapa wajah cantik kakak iparku itu sedikit masam. "Apa yang terjadi Eonni ?" Aku juga tidak melihat Ibu dan Jenny, hanya wanita itu dengan genggaman erat di ponsel miliknya.
"Ken tidak bisa menjemput karena sakit." Wanita itu lalu bergabung disamping tubuhku. "Mobilnya sudah disini tapi aku tidak punya SIM Internasional."
"Mobilnya disini ?" Tanyaku heran.
"Hm, atau mau naik taksi saja ? tapi nanti kita tidak ada mobil untuk berpergian."
Sejujurnya aku masih bingung dengan konsep mengapa mobil sudah berada di Bandara padahal Ken tidak bisa datang, tapi bukan waktunya untuk memikirkan hal itu sekarang. "Eonni, aku bisa berkendara disini." Aku tersenyum kearahnya. "Aku punya Sim-nya." Lanjutku dan lihat senyum Dami seketika terbit.
"Kau tau bukan beberapa waktu lalu Jiyong ada perjalanan bisnis di Japan, dia yang membuat mobil parkir disini."
Ah jadi pria itu alasan mengapa mobil berada disini, tidak lagi mengejutkanku jika begitu.
.
.
Pov Author
2Am
Agenda peresmian cabang di Ulsan baru saja berakhir dan Kwon Jiyong baru saja memasuki mobil miliknya untuk kembali ke Seoul. Pria itu baru menyimpan tubuh dan Seunghyun sudah menodongnya dengan sebuah tab. "Pekerjaan lain." Katanya lalu kembali focus pada kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in the Darkness
FanfictionTuhan itu siapa? - Kwon Jiyong Kau kira siapa yang memberimu nafas? - Sandara Park #Daragon