Cuaca Seoul jelas kurang bersahabat. Sejak dini hari hujan mengguyur intens. Langit yang seharusnya cerah, hari ini tampil murung. Kota besar itu diselimuti mendung yang membuat gadis kecil berambut panjang itu terus bersin."Kau demam." Sohyun membaca hasil termometer putrinya yang menunjukkan suhu 38.5 derajat Celcius. "Sebaiknya hari ini istirahat di rumah. Kalau begitu Ibu juga akan mengambil cuti untuk menjagamu," lanjutnya kembali memeluk Ye Won.
"Tidak perlu, Hyun. Aku yang akan menjaganya. Ye Won bisa tidur di klinik. Bukankah hari ini kau ada pertemuan penting, sebaiknya kau hadir." Yoojung yang duduk di samping Ye Won menimpali seraya mengusap rambut sang keponakan.
Sohyun menatap mata Ye Won yang memelas. Bibirnya juga sedikit kering dan wajah agak pucat
"Pergilah, Bu. Aku akan segera sembuh." Bahkan suara Ye Won terdengar agak serak. Padahal dua hari lalu setelah perayaan ulang tahun Sohyun, putrinya itu masih terlihat baik-baik saja. Sangat aktif malahan.
"Benarkah? Apa perlu Ibu beritahu pada ayahmu?"
Ye Won menggeleng pelan. "Kalau ayah tahu, dia hanya akan membuat keributan di sini." Gadis kecil itu kembali berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut bercorak Barbie.
Melihat sang putri kembali menutup mata, Sohyun pun berjalan keluar. Ia menutup pintu kamar usai mematikan lampu kamar.
"Kabari aku tentang kondisinya, Yoo," pinta Sohyun pada Yoojung sebelum dia harus bersiap-siap ke kantor.
Di lain tempat, Jimin duduk terpaku sambil menatap pemberian Ye Won dua hari lalu. Tepat saat Jimin mengantarkan putrinya pulang, sebelum berpisah Ye Won menyerahkan sebuah gelang.
"Aku juga membuat gelang ini untuk ayah."
Jimin ingat gelang itu. Hadiah yang sama diberikan Ye Won pada Sohyun pada hari jadi wanita Ahn itu.
"Ayah suka?"
Gumaman lirih Ye Won menyentak Jimin. Seumur hidup Jimin belum pernah menerima pemberian sederhana seperti ini. Ia terbiasa mendapatkan pemberian yang mahal. Hanya saja, dari semua kado yang diterimanya tidak ada yang berkesan. Berbeda dengan yang diterimanya hari itu—pemberian Ye Won.
Jimin merendahkan tubuhnya, kemudian memeluk Ye Won. "Ini hadiah terbaik. Terima kasih. Sebagai gantinya, kau mau Ayah belikan apa?"
Saat itu Ye Won tidak langsung menjawab. Ia terdiam beberapa detik seolah memikirkan jawaban terbaik.
"Sekarang aku tidak membutuhkan apa pun. Aku akan memberitahukan pada Ayah ketika tahu yang kuperlukan."
Kedua kelingking yang berbeda ukuran tersebut saling bertaut dan saling mengumbar senyum hangat. Janji antara ayah dan putri baru saja dibuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Fanfiction"Hai, Ayah. Akhirnya kita bertemu." Dunia Jimin yang tenang seketika porak-poranda sesaat seorang gadis kecil mendatangi dan mengaku sebagai putrinya. Memangnya sejak kapan dia menghamili wanita Ahn yang bahkan tidak dikenalnya? Ditambah Jimin tidak...