"Hai, Ayah. Akhirnya kita bertemu."
Dunia Jimin yang tenang seketika porak-poranda sesaat seorang gadis kecil mendatangi dan mengaku sebagai putrinya. Memangnya sejak kapan dia menghamili wanita Ahn yang bahkan tidak dikenalnya?
Ditambah Jimin tidak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Leave your traces here; either it is vote ⭐️ or comment
Please let me know whether y'all interested or not with this story. Mau update setiap hari? komen dulu 😂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keluarga Han merupakan salah satu pebisnis yang sukses. Sejak generasi pertama, bisnis mereka disinyalir tidak tergoyahkan. Meski Korea Selatan pernah terguncang inflasi terparah yang mengakibatkan banyak perusahaan besar gulung tikar, tapi kondisi itu tidak berlaku bagi Perusaahaan Keluarga Han.
Han Jimin, selaku generasi keempat yang sejauh ini adalah pewaris berikutnya, di kepemimpinannya Perusahaan Han mampu berkembang lebih pesat. Termasuk investasi mereka yang juga berhasil dikembangkan di beberapa negara.
Namun, di balik harta yang melimpah yang dimiliki keluarga Han, banyak pihak yang ikut mempertanyakan tentang siapa yang bakal jadi pewaris berikutnya? Setelah Jimin, tepatnya.
Ada mitos yang beredar dan mengatakan keluarga Han itu hidupnya bagaikan dua sisi koin. Memiliki keuntungan melimpah ruah, tapi juga dibayangi kutukan mengerikan. Di balik keberuntungan mereka yang terbilang berhasil di dunia bisnis, keluarga Han diyakini memperoleh nasib buruk perkara keturunan.
Sejak generasi pertama, keluarga Han selalunya memiliki anak semata wayang. Hingga di keturunan terakhir—saat ini— Jimin juga seorang anak tunggal. Persis ayah atau kakeknya. Jadi, wajar saja kalau setiap generasi mereka selalu menikah muda. Begitu juga Jimin yang dijodohkan dengan Seulgi sejak Jimin berusia dua puluh tahun. Lalu, keduanya menikah muda sesaat Jimin berusia dua puluh empat tahun.
"Aku tidak mau!"
Jimin menolak mentah-mentah ide Seulgi, sang istri, yang siang ini menyambangi kantornya tanpa pemberitahuan.
"Kau sangat ingin bercerai denganku rupanya," cibir Seulgi.
Sayangnya, ucapan sarkas itu sama sekali tidak mengusik Jimin yang masih bergeming di kursi kerjanya.
