"Kalian ... kenapa datang ke sini?"Sosok yang dikunjungi itu menampakkan wajah malas kala Seulgi dan ibunya mendekat. Pria Han itu benar-benar dingin, berdiri dengan salah satu tangan yang ditaruh di saku celananya, seolah enggan menyambut ramah.
Reaksi kontras ditunjukkan Sohyun yang berada di samping Jimin. Ia lekas membungkuk sembari tersenyum kikuk, meski sebenarnya dia tak punya alasan untuk bersikap 'terlalu' sopan. Atau memang dipicu karena kejadian kemarin, menyisakan rasa segan ketika bertemu lagi dengan Seulgi.
"Senang bertemu lagi denganmu, Nyonya Han. Ah, kumohon jangan salah paham dulu, termasuk kejadian kemarin, aku—"
"Memangnya kenapa aku harus salah paham?" potong Seulgi hambar, "kumohon jangan berlebihan. Kau tidak harus menjelaskan apa pun. Kalau pun memang ada yang harus menjelaskan semuanya, aku lebih suka mendengar langsung dari suamiku." Seulgi lantas berdiri menyela di tengah dan merangkul tangan Jimin.
Sohyun sedikit bergeser ke arah Yoojung yang ikut terdiam sambil mengernyitkan alis. Sementara Jimin menengok lengannya telanjur dicekal Seulgi. Bibir atasnya menyungging, merasa Seulgi sedang bertingkah kekanakan-kenakkan.
"Nona Ahn, senang berjumpa lagi denganmu."
Atensi Sohyun, termasuk Seulgi, Jimin, dan Yoojung beralih pada wanita baya yang tersenyum hangat ke arahnya. Dahi Sohyun berkerut. Cukup jelas menyiratkan bahwa ia tidak begitu kenal dengan wanita yang kini tiba-tiba menyentuh tangannya.
"Kudengar Ye Won adalah putrimu, aku turut senang mendengarnya," lanjut ibu Jimin.
"Bu, kau mengenalnya?" tanya Jimin ikut penasaran, pandangannya bergantian melihat Sohyun yang beraut linglung.
Ibu Jimin menoleh, lalu mengangguk. "Sebenarnya tidak begitu kenal. Dan awalnya Ibu sendiri tidak yakin, tapi setelah melihatnya lebih dekat, ya ... Ibu mengenalnya."
Jimin kian penasaran. Sama halnya dengan Seulgi yang terus memerhatikan wajah Sohyun.
"Kau menantu keluarga Kang, 'kan?"
Demi apa pun itu Sohyun tertegun oleh perkataan wanita baya yang mengenakan kacamata itu. Dalam hitungan detik, dirinya seakan diseret pada kisah masa lalu yang seharusnya diabaikan. Sayang, hatinya ternyata belum kokoh. Buktinya sekarang, hati Sohyun masih sakit setiap kali mengingatnya. Tidak terkecuali hari ini.
***
"Nona Ahn, ini data yang Anda minta. Dan tentang meeting nanti, apa Anda tetap bisa hadir?"
Sohyun tersentak. Pikirannya kacau setelah bertemu dengan ibu Jimin. Niatnya untuk bekerja keras hari ini seolah kalah dengan ingatan yang terus berkelebat di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Fanfic"Hai, Ayah. Akhirnya kita bertemu." Dunia Jimin yang tenang seketika porak-poranda sesaat seorang gadis kecil mendatangi dan mengaku sebagai putrinya. Memangnya sejak kapan dia menghamili wanita Ahn yang bahkan tidak dikenalnya? Ditambah Jimin tidak...