Jimin terpaku di mobil. Entah kerasukan apa dia sampai bisa bersikap sebaik ini?"Terima kasih untuk tumpangannya."
Suara itu terdengar jelas olehnya. Ia menoleh dan menatap Sohyun yang tersenyum lebar ke arahnya. Ah, bagaimana ini? Setelah yang dilakukan wanita itu padanya seharian ini, kenapa dia tidak mengabaikan wanita itu sesaat mereka akan pulang. Alih-alih tak acuh, Jimin malah menawarkan Sohyun dan putrinya, Ye Won, untuk pulang bersama.
Apa karena dia tidak tega mendengar kedua perempuan itu akan pulang naik taksi? Khawatir dengan keamanan transportasi publik? Atau ini sekadar simpati selaku tetangga yang baik? Pusing sekali. Jelas ada sesuatu yang tidak beres di kepalanya.
Namun yang pasti, Jimin sudah melakukannya. Ia sudah memberikan tumpangan pada mereka. Dan sekarang menyesal pun tidak ada guna. Anggap saja ia baru menabung 'kebaikan' untuk bakal masuk surga.
"Hem," sahut Jimin terdengar tak acuh.
"Ye Won-ah, kita sudah sampai. Ayo, bangun."
Di kursi belakang, putri kecilnya terlihat pulas tertidur. Sudah kali kedua, Ye Won masih bergeming. Berbeda dengan Sohyun yang kalau tidur seperti mayat, biasanya tidak sulit untuk membangunkan Ye Won, tapi kenapa hari ini berbeda?
Mencermati dari kaca spion tengah mobil, Jimin menyelisik Sohyun sedikit kesulitan membangunkan Ye Won. Wanita bertubuh kurus itu terus memanggil nama sang putri, tetapi belum berhasil. Hingga akhirnya Jimin melihat Sohyun agak kesulitan ingin menggendong Ye Won.
Sekali lagi Jimin tidak mengerti dengan dirinya. Ketimbang bersikap cuek, pria Han itu malah turun dengan sigap. Jimin lantas menepikan Sohyun yang sontak meninggikan kedua alisnya.
"A-a-apa yang mau kaulakukan? Apa kau mau membuangnya?"
Berdecak kesal, Jimin lantas menyahut, "Bukankah aku terlalu baik kalau membuang kalian berdua di basemen? Menggelikan." Jimin kembali mengalihkan pandangannya pada Ye Won yang menggeliat, tapi tidak langsung terbangun.
Sohyun menutup mulutnya seketika melihat Jimin mulai menggendong Ye Won di punggung belakangnya. Dia tidak sedang salah lihat, 'kan?
"Sepertinya dia lelah, jadi aku akan menggendongnya," pungkas Jimin.
Ada ini seperti reality show yang ada di televisi? Kamera tersembunyi, mungkin. Soalnya sulit dipercaya. Pria yang kerap tampil dingin, ternyata luluh juga karena seorang anak kecil.
Perasaan Sohyun bercampur. Ada sensasi geli yang kontak membuatnya mengikik pelan. Kendati begitu, ia juga terenyuh. Merasa haru dengan sikap hangat Jimin yang sama sekali tidak pernah terlintas.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Fanfiction"Hai, Ayah. Akhirnya kita bertemu." Dunia Jimin yang tenang seketika porak-poranda sesaat seorang gadis kecil mendatangi dan mengaku sebagai putrinya. Memangnya sejak kapan dia menghamili wanita Ahn yang bahkan tidak dikenalnya? Ditambah Jimin tidak...