"Minhyun Oppa?"
Pemilik mata hazel itu terkejut. Sohyun tidak menyangka akan melihat Minhyun di sini. Tepatnya, di bandara. Sosok berkulit putih susu itu tersenyum seolah sedang menunggunya. Tidak mungkin, 'kan?
"Aku menjemputmu."
Sohyun tergagu. Belakangan ini Minhyun begitu terang-terangan menunjukkan perasaannya, sementara dia belum terbiasa. Akibtnya, memoar lama sering kali ikut terseret. Sohyun jadi kerap ingat kenangan saat mereka masih berpacaran. Atau cerita manis di awal-awal pernikahan, meski
ujung kebersamaan mereka berjejakkan luka.Akan tetapi, Minhyun selalu punya cara untuk menarik perhatiannya. Seperti sekarang.
"Kau tidak senang?" Alis Minhyun bertaut sembari menyelisik wajah Sohyun yang bergeming.
Ini bukan perkara senang atau tidak, tetapi Sohyun bingung. Ia tidak menyangka Minhyun akan jadi orang pertama yang menjemputnya, sementara Yoojung dan Ye Won yang diharapkan akan senang mendengar kabar ia akan pulang, nyatanya malah tidak membalas pesan darinya.
"Tapi, dari mana kau tahu aku pulang hari ini, Oppa?" Sohyun penasaran.
Minhyun lagi-lagi tersenyum. Dari belakang tubuhnya, ia mengeluarkan buket bunga yang sejak tadi disembunyikan.
"Selamat ulang tahun, Hyun dan selamat datang."
**
"Kontrak dengan Pabrik BT akan habis dalam dua bulan ke depan. Bukankah seharusnya kita mulai memperpanjang kontrak dengan mereka, Tuan Han?"
Hoseok yang barusan bicara lantas mengernyit. Nyatanya sosok yang diajak bicara tidak sedikit pun menanggapi. Terlihat hanya ia yang fokus pada pembicaraan penting, sementara Jimin terus berjalan sambil menyentuh dagunya. Dari gayanya, Jimin terkesan sedang berpikir.
"Tuan Han?"
Jimin pun terkejut sesaat Hoseok menyentuh bahunya.
"Apa?" hardiknya ketus.
Hoseok lantas menunjuk ke arah depan Jimin. Mereka sudah tiba di ujung koridor. Kalau dia tidak menyadarkan sang atasan, mungkin Jimin akan meneruskan perjalanannya ke surga berhubung di ujung koridor menyisakan kaca jendela. Jangan lupakan mereka yang saat ini sedang berada di lantai lima.
Jimin berdeham kikuk, lalu memutar balik langkahnya. "Ta-tadi kaubilang apa?"
Tidak perlu diulang, Hoseok bisa menebak kalau saat ini Jimin sedang punya masalah. Jarang bisa melihat pria Han itu kehilangan konsentrasi sampai berlagak seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Fanfiction"Hai, Ayah. Akhirnya kita bertemu." Dunia Jimin yang tenang seketika porak-poranda sesaat seorang gadis kecil mendatangi dan mengaku sebagai putrinya. Memangnya sejak kapan dia menghamili wanita Ahn yang bahkan tidak dikenalnya? Ditambah Jimin tidak...