Hostilities Began

477 112 35
                                    

Sudah tiga jam sejak kehilangan Ye Won dilaporkan ke polisi, tetapi belum ada kabar baik yang diterima Sohyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga jam sejak kehilangan Ye Won dilaporkan ke polisi, tetapi belum ada kabar baik yang diterima Sohyun. Wanita Ahn itu semakin cemas, banyak pikiran buruk menghantuinya meski beberapa kali coba dia tepis.

Namun, nyatanya tidak mudah. Pikirannya kalut, terdesak waktu yang berputar cepat. Sohyun lantas memutuskan berpencar dengan Yoojung dan Minhyun.

Lalu Jimin? Ia bahkan tidak peduli ke mana pria itu pergi atau mencari Ye Won di area mana.

"Permisi, Bi. Apa kau pernah melihat putriku? Ini fotonya." Sohyun bertanya pada seorang wanita paruh baya yang hendak menutup tokonya sembari menunjukkan gambar Ye Won dari ponselnya.

Sayang, jawabannya masih sama. Bila hingga saat ini ada tiga puluh orang yang sudah ia tanyakan, maka sebanyak itu juga jawaban tidak memuaskan diterimanya. Tumit belakang Sohyun bahkan mulai lecet, tapi kesakitan itu tak membuatnya patah semangat untuk terus bergerak, mencari si putri semata wayang

Sohyun kembali menyusuri jalan di salah satu blok yang kebanyakan di sisi kiri dan kanan padat dengan toko yang bervarian. Masih mengenakan heels-nya, Sohyun berjalan agak pincang. Belum lagi make up-nya mulai luntur karena peluh yang mengucur dari dahinya.

Di seberang tempat ia berdiri, atensi Sohyun lantas tertuju pada sebuah toko manisan. Tiba-tiba ia teringat pada Ye Won. Sudut bibirnya mengukir senyum singkat membayangkan Ye Won yang pasti akan senang bila melihat banyak manisan bewarna itu.

Sohyun menyeberang tanpa memperhatikan kiri dan kanannya. Termasuk tak mengindahkan bunyi klakson panjang dari sebuah motor yang melintas yang kian mendekat ke arahnya.

Tin ...!

Yang tersisa diingatannya hanya sebuah hantaman keras yang membawanya terjatuh ke bahu jalan.

"Kau gila?! Kalau mau mati jangan di depanku!"

Awalnya Sohyun mematung dengan air muka yang lesu. Namun selang beberapa detik, air matanya justru lolos begitu saja. Kalau boleh jujur, Sohyun mulai takut kehilangan harapan. Ia takut gagal menemukan putrinya ketimbang mendengar suara Jimin yang membentaknya. Ya, siapa yang menyangka kalau pria Han menyebalkan itu baru saja menyelamatkannya.

Tangan Jimin bergantung hampa, meski ia sadar seharusnya lekas menenangkan wanita yang menarik perhatian banyak orang itu. Namun, dia sendiri ragu apa ucapannya akan membantu mengingat wanita Ahn itu sudah menamparnya.

"Bagaimana kalau Ye Won tidak—"

"Ye Won pasti kita temukan!" potong Jimin. Tangannya lantas bergerak cepat menarik Sohyun ke dada bidangnya. "Kau lupa kalau dia gadis kecil yang pintar? Karena itu, hentikan pemikiran burukmu."

Sohyun masih menangis. Ingin sekali ia mempercayai ucapan Jimin. Akan lebih baik bila mimpi buruk ini segera berakhir. Dan seharusnya memang itu yang akan terjadi.

QUERENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang