Tidak ada yang lebih membahagiakan Sohyun selain melihat putrinya tersenyum. Layaknya sekarang. Hatinya turut lega melihat Ye Won kembali mengumbar senyum pada Jimin, meski itu artinya dia harus tetap berdiri agak jauh dari keduanya.In bukan waktu yang tepat untuk menyela masuk. Mungkin begini lebih baik. Keduanya sewajarnya diberikan waktu lebih lama agar bisa saling mengenal.
"Mereka sudah berbaikan?"
Sohyun tersentak. Ia spontan menoleh ke samping. Ternyata pria jangkung yang diteleponnya tadi tiba lebih awal dari dugaannya.
"Kau sudah tiba rupanya, Oppa."
Kang Minhyun tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya kembali pada Ye Won dan Jimin. Ada rasa kecewa terselip saat tahu bahwa bukan dirinya yang diundang ke taman bermain ini.
"Sohyun-ah," ucap Minhyun berjeda. Namun, tidak lama kemudian ia meneruskan sembari memegang tangan Sohyun. "Tidak bisakah kita memulai semuanya dari awal? Aku, kau, dan Ye Won. Kali ini sebagai keluarga yang utuh."
Tenggorokan Sohyun sontak mengering. Ini terlalu mendadak dan dia belum siap. Ditambah beberapa minggu belakangan ini, pikirannya terkuras banyak memikirkan Ye Won, karena itu Sohyun tidak pernah memikirkan opsi seperti yang dilontarkan Minhyun. Pikirnya, ia dan Ye Won sudah cukup.
Lantas, kenapa sekarang bibirnya terkatup rapat? Apa karena yang bicara adalah Minhyun, mantan suaminya sehingga hatinya sedikit tergerak? Ditambah kisah mereka di masa lalu masih membekas di ingatan. Seandainya saja melupakan itu semudah menutup pintu. Atau segampang membalikkan telapak tangan, mungkin saat ini Sohyun tidak perlu ragu menolak Minhyun.
"Kau tidak harus menjawabnya sekarang," sela Minhyun sebelum Sohyun bersuara. Sudut bibirnya malah membentuk senyum khas. "Bukankah sekarang waktunya kita menemui mereka?" Minyun menaikkan dagunya mengarah pada Ye Won dan Jimin. "Ayo ...," katanya lagi sembari mengulurkan tangan.
Sohyun tidak mengerti. Hatinya berdebar-debar. Haruskah ia menyambut uluran tangan pria jangkung di depannya ini? Untuk kedua kalinya?
**
"Ibu!"
Seruan Ye Won yang baru turun dari unicorn pink turut mengalihkan perhatian Jimin yang spontan menengok ke belakang. Wajahnya yang semula baik-baik saja, kini berubah sewot. Alis bertaut dan dahi berkerut, Jimin menatap tajam ke arah sosok pria yang berdiri berjalan mendampingi Sohyun.
"Kenapa dia bisa di sini?" tanya Jimin agak ketus.
Sohyun menatap Jimin. "Memangnya kenapa kalau Minhyun Oppa datang?"
"Tapi tidak ada yang mengundangnya," balas Jimin.
"Aku yang mengundangnya!" Ye Won menyela. Tangan kanannya terangkat bersamaan tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Fanfiction"Hai, Ayah. Akhirnya kita bertemu." Dunia Jimin yang tenang seketika porak-poranda sesaat seorang gadis kecil mendatangi dan mengaku sebagai putrinya. Memangnya sejak kapan dia menghamili wanita Ahn yang bahkan tidak dikenalnya? Ditambah Jimin tidak...