Yoongi X You [Oneshoot] ✔

Beautiful

Kedua tangannya tengah melingkar pada pinggang ramping seseorang yg kini tetap fokus pada masakanya.

"Bagimana kau bisa senyaman ini untuk ku peluk?" ujarnya sembari menenggelamkan wajahnya di bahu wanita yg tengah menjadi pemilik hatinya itu.

Wanita yg bersetatus kekasihnya itu hanya balas tersenyum tipis tanpa sepengetahuan pria yg kini tengah memeluknya.

"Bagaimana pekerjaanmu?"

"Sangat sibuk dan berat..." wanita yg tengah ia peluk menghentikan kegiatannya lalu berbalik untuk menatap prianya.

"Ahh~ begitu kah? Apa Yoongi ku sangat kelelahan karna itu?"

Yoongi pun mengangguk kecil dan lagi membuat perempuan didepannya terkekeh, namun tangannya mengusap pelan helaian rambut Yoongi yg terlihat agak berantakan. Ia yakin kekasihnya itu setelah bangun tidur langsung menghampirinya ke dapur. Dimana dirinya tengah membuat sarapan pagi seperti biasa untuknya.

"Tetapi tak apa, meski kelelahan dan terlalu berat untuk di lewati. Karna mu, karna Yoongi punya Kim Y/n yg selalu membuat semua rasa lelah menghilang."

"Apa aku seperti obat hm?"

"Obat yg sangat mahal. Dan hanya akan berguna untuk Min Yoongi."

Y/n yg merasa senang mendengar perkataan Yoongi, dan hanya menggeleng kecil. Lalu memeluk Yoongi dengan mengalungkan tangannya di leher Yoongi.

"Yoongi tau, aku juga merasa seperti itu. Aku juga selalu bersyukur karna memiliki Yoongi. Merasakan semua akan baik-baik saja jika kita bersama."

Yoongi memejamkan matanya, membalas pelukan erat Y/n. memeluk satu sama lain dengan merasakan hangat yg sampai bahkan untuk perasaan yg di miliki keduanya.

"Aku mencintaimu... "

Pernyataan keduanya yg tersampaikan untuk satu sama lain. Membuat pelukan itu kembali mengerat dengan senyum yg terlukis di wajah keduanya.

.
.

Yoongi kembali memikirnya, kembali mengingat kenangan nya. Sampai ia mulai membuka perlahan mata yg sempat terpejam kemudian melirik satu tangkai bunga Mawar berwarna biru yg berada di vas meja kecil di kamarnya.

Lalu beralih pada cermin untuk melihat jas stelan yg tengah ia pakai,"Tidakah ini terlalu mencolok?" gumamnya saat melirik penampilan dirinya di depan cermin dan hanya senyuman yg ia kembali perlihatkan sebelum ia melanjutkan langkahnya keluar kamar dan rumahnya.

...

Jalanan yg tengah tertutupi beberapa daun coklat itu, telah terpijak oleh keduanya. Tangan yg mengenggam erat masih tak ingin di lepas meski sudah terlalu sering melakukanya. Meski sudah terlalu lama untuk keduanya.