Ia tengah terduduk di tepi ranjang, sembari menatap ke arah jendela kamarnya, langit yg terlihat cerah. Tatapan matanya seahkan berhenti di satu titik yg tak terketahui. Hingga hembusan angin masuk melalui jendela yg setengah terbuka. Menyadarkannya pada tatapan kosong yg sedari tadi ia lakukan. Menarik nya untuk beralih pada lembaran kertas putih yg tersentuh tinta berada di pangkuannya.
Melihat tulisan-tulisan itu ia kembali tersenyum tipis meski ada rasa yg begitu mengusik hatinya. Perasaan di mana ketika dirinya menemukan kebahagian juga rasa sakit yg melengkapinya. Tetapi kali ini ia masih bisa menahan sebagian rasa sakit itu karna kebahagian yg selalu ia dapatkan selalu membawa dirinya untuk menjadi kuat.
Ya, ia harus kuat. Hanya seperti itu.
Langkah kakinya kian berjalan dengan cepat. Setelah sebelumnya ia menyusuri beberapa toko hanya untuk membawa bunga tulip berwarna kuning yg selalu menjadi bunga favorit kesayangannya.
Beberapa kali ia mencium juga menyentuh kelopak bunga itu, senyumnya nampak, meski ia begitu kebingungan sesaat, setelah ia mulai bangun tidur sebelum ia melihat lembaran buku catatan yg sudah menemaninya beberapa waktu.
Kamu menolehkan kepalamu ke belakang, saat perasaan mu merasa hangat secara tiba-tiba. Dan kini kamu bisa melihat senyum seseorang dengan langkah kaki yg siap mendatangi mu, setelah cukup lama menunggunya di taman depan gedung galeri tempat mu mengadakan pameran lukisan. Dan tentu saja ia juga pelaku utama yg selalu menjadi asal debaran dalam dirimu sejak lima tahun lalu. Ketika ia menyatakan ingin bersama dan memiliki mu seutuhnya. Min Yoongi, pria yg kini menjadi suamimu itu berada tepat di depanmu dengan senyum tipis yg manis.
"Untuk mu..." katanya memberikan sebuah buket bunga berwarna cerah yg sejak tadi ia bawa.
"Terima kasih.." kamu tersenyum dan ia mengangguk sembari kembali tersenyum tipis membawa perasaan hangat kala itu kian terasa.
"Maaf ya, aku sepertinya.. sedikit telat."
"Tidak apa, masih banyak waktu tersisa jika harus menunggu pria bernama Min Yoongi." kamu tersenyum, yg di balas senyum pula oleh suami mu dan kini kamu mendekat untuk memeluknya.
Sudah setahun ini. Ia selalu memberikan bunga padamu setiap akhir pekan, ada atau tidak ada soal perayaan di dalamnya.
"Yoongi, tidak perlu sesering ini memberiku bunga."
"Kenapa? Apa kamu tidak menyukainya?"
"Suka.. Hanya aku tidak mau membebani Yoongi saja." Ucapmu yg membawa pria itu menggeleng cepat.
"Tidak, aku tidak merasa terbebani, aku senang bisa melakukan nya dan aku juga ingin mengingat setiap detik, setiap hal dan setiap ekpresi mu di saat semua yg kau inginkan, hal yg kau sukai, lalu kenangan yg paling membuatmu bahagia ketika bersama ku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoongi X You [Oneshoot] ✔
RandomMari temukan kisah yang mungkin bisa membuat mu merasa bahagia di sini :)