Pertanyaan itu selalu datang, ketika aku berada dalam keadaan yang tidak pernah bisa aku pahami.
Sering kali aku bertanya-tanya 'kenapa aku di lahir kan?'
Perasaan yang menusukku begitu dalam dan menyakitkan tanpa ada satu orang pun yang tahu.
Ruangan yang selalu menemaniku ketika malam tiba, begitu gelap dan sepi.
Aku mulai tersesat.. aku mulai terjatuh, dengan luka yang tak pernah aku ketahui berawal dari mana.
'Apa aku harus tetap hidup?'
Sekalipun aku tetap bertahan untuk tidak mati begitu saja, namun kenyataannya aku telah lelah untuk menjalaninya. Hingga sentuhan dan tatapannya saat itu membuatku seakan berhenti di satu titik yang baru namun tidak terasa asing.
"Untukmu.." Aku merasa begitu tidak paham dengan pria yang tiba-tiba mendatangiku dengan bungkus kertas lumayan besar berisikan makanan di tangannya. Pria yang baru saja kulihat beberapa minggu lalu di kediaman nenek Min.
Aku terdiam menatapnya, begitu juga dirinya yang menunggu untuk diriku menerima pemberiannya.
"Kenapa?" Aku bertanya bingung atas tindakannya yang tiba-tiba. Setelah mengetahui keberadaannya juga beberapa kali berpapasan dengannya dalam waktu singkat.
"Aku membuat makanan terlalu banyak, kamu bisa mengambilnya." Sepertinya pria yang berada di depanku ini bisa memasak seperti Nenek Min yang mempunyai restoran cukup terkenal dan lezat di dekat danau di mana tempatku tinggal.
"Aku tidak-"
"Ambil lah, anak SMA sepertimu masih harus butuh nutrisi yang baik."
Aku tetap terdiam hingga tangannya mengambil salah satu tanganku dan memberikan makanan yang ia ingin aku terima.
Entah bagaimana mana aku menerimanya begitu saja dengan mulut yang juga berucap,"te-rima kasih."
Aku melihat makanan yang ia berikan pada tanganku dan kembali melihatnya ketika ia menyentuh atas kepalaku dengan lembut. Hingga aku mundur beberapa langkah kemudian pergi begitu saja.
Rasanya begitu hangat. Beberapa bagian tubuhku, terutama wajah dan hatiku?
...
Bertemu dengannya seperti diriku telah menemukan satu hal yang hilang dan aku inginkan. Hingga aku tidak akan pernah tahu, apakah aku berani melepaskannya nanti di saat ia selalu berada ketika aku tengah kembali dalam keadaan tidak baik-baik saja seperti yang aku sering rasakan.
Seperti sebuah jam yang terus berputar melewati waktu namun tetap berada di angka yang sama berulang kali.
Langkah hingga nafas terengahnya mulai membuatku mengetahui keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoongi X You [Oneshoot] ✔
DiversosMari temukan kisah yang mungkin bisa membuat mu merasa bahagia di sini :)