Dava menatap enam pion nya di habisi oleh sebuah gajah. Padahal Dava baru bisa memakan sebanyak 5 pion dan satu kuda, tapi kini kekalahan seperti terlihat di depan matanya. Memang bukan hal yang aneh saat Dava selalu dikalahkan oleh Doni - Papa Elsa. Hanya sebanyak 6 kali Dava menang terhadap Doni saat mereka bermain selama 4 tahun ini.
"Jadi kalau rajanya terancam, ratu maju. Kamu tau kenapa Dava?" Tanya Doni - Papa Elsa sembari memajukan queen tepat di depan raja saat benteng mengancam keberadaan raja dari kubu Doni, kelompok berwarna putih.
"Kurang tau om" jawab Dava sembari memajukan kuda nya membentuk huruf L
Doni terkekeh dengan jawaban Dava lalu memajukan bentengnya, memakan benteng Dava dengan mudah "karena perempuan itu tidak ingin kalau sampai pasangannya mengalami hal buruk" jawab Doni asal
"Dan kamu tau kenapa pion selalu mati lebih dulu dibanding yang lainnya?" Tanya Doni
Perasaan Dava mulai tidak enak dengan pertanyaan yang diajukan oleh Arya. Dava selalu menjawab tidak tau. Dan sekali menjawab, Dava selalu salah.
Dava memajukan ratu nya beberapa langkah ke samping sampai mengancam keberadaan raja milik papa Elsa
"Seandainya dalam permainan catur ini, patokan kekalahannya bukan seorang raja, dan seorang raja bisa melangkah seperti ratu. Pasti raja akan melindungi ratu, meskipun harus mengorbankan dirinya sendiri" ucap Doni
"Tapi om, yang saya tau. Alasan kenapa ratu jalannya bisa bebas sementara raja tidak. Karena perempuan selalu merasa benar sendiri dan tidak mau terkalahkan" ucap Dava lalu tersenyum. Doni menepuk bahu Dava dan tertawa
"Om setuju dengan kamu kali ini. Memangnya Elsa seperti itu sama kamu?" Tanya Doni
Dava sepertinya salah bicara. Bukan Elsa yang ingin menang sendiri. Tapi selama 4 tahun mereka berhubungan, Dava memang selalu mendahulukan keinginan Elsa. Memenangkan Elsa meskipun Elsa tidak pernah memintanya. Mengenai pertengkaran hebat? Belum pernah sama sekali mereka alami. Jika ngambek, itu kebiasaan Elsa.
"Tidak om. Elsa selalu baik sama Dava" jawab Dava dengan senyum hangat di wajahnya
"Elsa menyulitkan kamu?" Tanya Doni sembari memakan pion Dava menggunakan pion miliknya. Dava berganti memakan pion dari Doni
"Sama sekali om" jawab Dava
"Om percaya sama kamu. Kamu pasti bisa menjaga Elsa dengan baik" ucap Doni lalu menghela nafasnya panjang "Om percaya kamu tidak akan menyakiti Elsa. Itu alasan kenapa om setuju dengan hubungan kalian" sambungnya dengan nada yang begitu lembut untuk di dengar
Dava tersenyum menanggapi, ia terfokus kembali dengan permainan catur sampai menyisakan satu benteng Dava, ratu, raja dan satu pion. Sementara di pihak Arya, ada dua kuda, satu benteng, ratu, raja, 2 pion dan satu peluncur.
"Bagi om, Elsa itu seperti berlian dalam hidup om. Bukan hanya Elsa, tapi Viona juga. Tapi berhubung om sedang berbicara sama kamu, makanya om mengatakan tentang Elsa saja. Om termasuk orang pemilih. Termasuk seleksi pada kamu juga. Tapi berhubung om melihat Elsa bahagia, maka om bisa menerima kamu juga saat itu. Om tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Elsa, seorang pun tidak akan pernah om maafkan Dava" ucap Doni. Dava merinding mendengarnya, seolah Doni memiliki dan menaruh harapan nya pada Dava saat ini.
"Om tenang aja, Dava akan mengusahakan untuk tidak menyakiti Elsa" jawab Dava
Doni tersenyum dan mengangguk percaya. Karakter Dava sudah dikenal oleh Doni dengan begitu baik.
Di kamarnya, Elsa menggeliat di atas ranjangnya, jam di liriknya masih menunjukkan pukul 10. Tidak ada suara berisik Viona, menandakan jika pagi ini Viona sudah berangkat ke sekolah. Berarti menyisakan mama dan papa nya saja di rumah. Elsa meraih ponselnya, Dava berjanji akan datang pagi ini. Tapi kabar pun tidak ada sama sekali, notifikasinya kosong.
Elsa lantas menekan panggilan ke nomor Dava dan mendapatkan jawaban
"Hal__"
"Katanya mau kesini. Tapi nggak ada kabar. Kalau papa nanyain kamu, aku bilang apa Dav" potong Elsa saat Dava baru memulai berbicara
Dava terkekeh dengan suara Elsa yang baru terbangun dari tidur
"Udah 2 mainan sama papa. Kamu aja yang nggak bangun" ucap Dava
Elsa membelalakkan matanya, menjauhkan ponsel dari telinganya dan memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.
"Nggak mungkin. Dava pasti masih di rumah. Alasannya aja biar bisa ngetawain aku" ucap Elsa santai lalu berjalan keluar kamarnya tanpa mencuci mukanya lebih dulu. Rumahnya kosong tidak ada siapapun. Elsa lantas berjalan ke taman belakang dengan begitu santai
"Sa" panggil Dava. Elsa menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya
"Elsa mandi dulu. Baru nimbrung. Tuh lihat masih ileran" ucap Doni asal. Padahal wajah Elsa pagi ini bersih meskipun Elsa baru bangun dari tidurnya.
Elsa mendesis malu kemudian berlari kecil. Dava tertawa diiringi oleh Doni, tingkah Elsa memang selalu lucu dan tidak terduga.
"Elsa lucu ya om" ucap Dava
Doni terkekeh "iya. Kamu suka kan" ucapnya
"Iya om" jawab Dava polos
"Om senang kalau Elsa bisa membuat kamu jatuh cinta" ucap Doni.
Dava membenarkan dalam hati. Dulu saat pertama kali MOS, Elsa melihat Dava dengan cara yang berbeda. Saat perempuan lain sibuk memuji, menatap dan mengagumi Dava. Elsa justru acuh nampak tidak peduli. Saat Dava mengutarakan perasaannya pun Elsa hampir menolak Dava seandainya Dava saat itu tidak memaksakan kehendaknya.
"Om itu cinta pertama dari Elsa. Kalau kamu tanya ke Elsa, pasti Elsa setuju dengan kalimat pertama yang om katakan" ucap Doni sembari memajukan ratu tepat di depan benteng milik Dava
"Dava juga setuju dengan pendapat om" ucap Dava. Karena memang ayah adalah cinta pertama dari anak perempuan. Bukan hanya Elsa. Diva pun sering mengatakan hal itu, bahkan mengklaim jika Dava adalah cinta kedua dari Diva.
"Kadang om sedih kalau Elsa murung. Saat om bertugas, saat om nggak pulang lama. Tapi beruntungnya, Elsa bisa menemukan kamu, orang yang bisa membantu untuk menghibur Elsa" ucap Doni sembari mengangguk-angguk.
Dava meringkas bidak catur dan memasukkan buah catur ke tempatnya kembali. Permainan catur telah usai, menjadi calon menantu idaman sudah selesai.
"Dava senang bisa membantu Elsa tersenyum" ucap Dava
"Bantu om menjaga Elsa ya. Meskipun Elsa sesekali menyusahkan kamu" ucap Doni
"Elsa malah membantu Dava om. Elsa itu baik. Mungkin itu alasan kenapa Dava bisa jatuh cinta dengan Elsa begitu mudah" ucap Dava tulus.
Doni mempercayakan jika Elsa bersama dengan Dava. Dava terlihat baik, sama halnya dengan Faris - pacar Viona.
"Om sayang sekali dengan kedua anak om. Elsa, Viona semuanya bidadari di hati om" ucap Doni
"Dava juga om" ucap Dava
"Sama Vio juga?"
"Calon adik ipar" jawab Dava lalu terkekeh.
Keluarga Elsa, sudah seperti keluarga juga bagi Dava. Tidak ada bedanya, mengenal selama 4 tahun sudah cukup untuk mengenal satu sama lainnya. Sama halnya dengan Elsa yang sudah menganggap keluarga Dava seperti keluarganya sendiri. Kecocokan lah yang membuat Dava semakin mencintai sosok Elsa.
Dan dukungan keluarga juga termasuk hal yang penting dalam sebuah hubungan yang memang sudah di niatkan untuk berkomitmen bersama.
Tidak pernah terlintas sedikitpun penyesalan di hati Dava. Baginya, menemukan Elsa adalah hal terbaik di dalam hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava & Elsa
ChickLit(Sekuel Backstreet) Mencintaimu bukan lah cara menciptakan sebuah pelangi, tapi tentang cara terkuat untuk menghadapi badai. (Dava) Langit tak selalu biru, mendung tidak selalu datang hujan, sore tidak selalu akan jingga, dan hidup tidak selamanya a...