25: Sister

206 16 0
                                    

Elsa baru saja mengirim tugas ke email dosennya saat ada chat dari nomor tidak dikenal masuk dalam ponselnya.

087755557×××: LO DEKETIN ARION YA?

"Ini siapa sih?" Tanya Elsa pada dirinya sendiri. Elsa tidak pernah merasa centil dengan siapapun. Bahkan kepada Dava yang notabene nya sebagai pacar Elsa sendiri. Elsa selalu bersikap sewajarnya.

"Salah sambung kali" ucapnya lalu berjalan keluar kamar karena sekarang adalah jam makan malam.

"Selamat malam sayang. Udah selesai mengerjakan tugas?" Tanya Rosa.

Viona sedang makan dengan lahapnya saat Elsa baru datang di ruang makan. Viona sama sekali tidak terganggu dengan kedatangan kakaknya.

"Udah Ma" jawab Elsa

"Ya udah kamu buruan makan. Mama mau cuci piring di dapur" ucap Rosa. Elsa mengangguk kemudian mengambil beberapa sendok nasi goreng yang dibuat oleh Rosa dan Viona malam ini. Kebetulan  nasi goreng buatan Rosa dan Viona cukup enak. Bukan hanya Elsa yang mengatakan itu, tapi juga Dava saat Dava sarapan bersama di rumah Elsa.

Ponsel Elsa kembali bergetar saat Elsa baru saja memasukkan sesendok nasi goreng dalam mulutnya. Nomor tidak dikenal kembali mengirim chat sebanyak dua kali.

087755557×××: KAN NGGAK USAH SONGONG JUGA. KALAU DI CHAT ITU DIBALES

087755557×××: ARION ITU MILIK GUE. JAUHIN ARION SEBELUM LO MENYESAL

"Arion?" Tanya Elsa. Mungkin yang mengirim chat padanya adalah salah satu teman perempuan Arion, pacarnya atau bahkan penggemar Arion di kampus. Tidak menutup kemungkinan jika Arion juga memiliki penggemar di kampus.

"Kenapa kak?" Tanya Viona

Elsa menggeleng "nggak tau. Ada orang chat gue" ucapnya sembari memberikan ponselnya kepada Viona. Viona membaca ulang 3 chat yang dikirimkan ke ponsel Elsa di jam yang berbeda. Viona berdecak kagum

"Nggak usah di tanggepin kak. Mending kak Elsa blokir aja. Nggak penting sama sekali. By the way Arion siapa kak?" Tanya Viona

"Arion itu kakak tingkat gue. Dia ngajakin gue berteman sih sebenarnya. Emang salah ya?. Dan gue menerima ajakan pertemanan itu, mama sama Dava juga setuju. Malah mama sama Dava yang nyuruh gue buat menerima pertemanan itu. Lebih-lebih kan gue juga nggak tertarik sama Arion. Emang beberapa hari yang lalu Arion ngasih gue bunga. Tapi nggak gue terima Vi. Tapi sumpah demi apapun, gue berteman sama Arion. Nggak lebih" cerca Elsa kemudian melanjutkan kembali makan malamnya.

Viona mengangguk mengerti. Viona menerka jika yang mengirim chat tersebut ada 3 kemungkinan, pacar, teman perempuan, atau cinta bertepuk sebelah tangan.

"Jauhin aja kak daripada masalah. Terus seterkenal apa Arion di kampus kak?" Tanya Viona

"Ketua BEM. Lo bisa membayangkan kan?" Tanya Elsa

Viona mengangguk mengiyakan. Meskipun Viona belum masuk ke dunia perkuliahan, Viona sudah pernah mendengar istilah itu. Dan sepenting apa organisasi itu dalam sebuah kampus. Jadi sangat mungkin jika Arion sangat terkenal di kampusnya saat ini.

"Menurut Vio sih bisa aja pacarnya yang nggak terima kalau Arion itu berteman sama Kak Elsa. Dan pacarnya punya klaim kalau saat laki-laki dan perempuan itu berteman, maka akan menggunakan perasaan. Soalnya Vio juga nggak seneng kalau Faris punya temen cewek" ucap Viona.

"Terus menurut lo gue harus gimana?" Tanya Elsa yang sudah merasa buntu. Satu sisi Rosa dan Dava menyuruhnya berteman, satu sisi lainnya Viona meminta Elsa untuk tidak berteman dengan Arion.

"Menurut Vio ya itu, kak Elsa nggak usah bersusah payah berteman dengan Arion. Bisa aja Arion malah membawa masalah baru untuk kak Elsa, menambah satu teman seiring dengan bertambahnya ratusan musuh lainnya. Mending nggak usah sih kak" jawab Viona.

Elsa memikirkannya sembari melanjutkan makan. Tidak ada yang salah dari saran yang diberikan oleh Viona. Ada benarnya, dia menambah Arion sebagai temannya, sekaligus menarik ratusan musuh dalam pelukannya.

"Vio percaya kalau kak Elsa nggak akan main hati. Vio tau secinta apa kak Elsa dengan kak Dava. Dan tuduhan yang masuk ke chat kakak itu semuanya salah" ucap Viona saat Elsa baru menyelesaikan makan malamnya. Segelas susu rasa cokelat yang dibuatkan Rosa juga sudah di teguk habis oleh Elsa.

Viona memutar lalu duduk di sebelah Elsa.

"Kak, jangan mempertaruhkan diri kak Elsa sendiri untuk pertemanan yang nggak sehat seperti ini. Vio nggak mau sampai kak Elsa menyesal dan Vio juga ikut menyesal sudah membiarkan kak Elsa berteman dengan banyak musuh" usap Viona lalu merangkul pundak Elsa dengan erat

Elsa tersenyum "ya udah, gue nggak akan berteman dekat dengan Arion" ucap nya. Elsa bahagia jika Viona juga peduli dengan keadaannya.

"Emang paling bener. Kak Elsa itu temenan sama kak Dava aja. Kak Dava nggak akan menghianati kak Elsa. Akan selalu jadi sahabat yang baik buat kak Elsa, jadi saudara yang baik buat kak Elsa dan akan jadi musuh paling jinak untuk kak Elsa juga. Nggak usah berteman dengan laki-laki selain kak Dava" ucap Viona.

"Ya udah. Gue akan selalu ingat pesan-pesan Vio malam ini. Gue mau ke kamar dulu" ucap Elsa lalu bangkit dari duduknya.

"Kak. Vio juga pengen cerita tentang Faris ke kak Elsa" ucap Viona. Elsa kembali duduk lalu menatap manik mata adik perempuannya.

"Gimana? Kenapa? Faris nyakitin kamu atau bagaimana?" Tanya Elsa bertubi dengan nada khawatir. Tidak biasanya Viona mau membicarakan tentang Faris dengannya. Biasanya Viona akan bercerita dengan temannya. Atau paling mentok juga dengan Rosa.

Viona menghela nafasnya "gimana sih kak biar Faris bisa se sweet kak Dava?" Tanya Viona

Elsa malah terkekeh dengan pertanyaan yang Viona ajukan "sweet atau enggaknya. Itu udah sifat. Mungkin level bucin nya Faris ke kamu nggak setinggi dengan bucin nya Dava ke kakak" ucap Elsa

"Makanya Vio tanya sama kakak. Kok bisa membuat kak Dava sebegitu cintanya kek kakak sampai kayak Vio nggak percaya gitu kalau ada cowok yang bisa cinta sama ceweknya sampai sebegitunya. Karena setahu Viona, cinta semacam itu hanya ada di ftv" ucap Viona.

Meskipun Viona tau jika itu sudah lahir dari sikap. Tapi terkadang muncul rasa ingin seperti Elsa yang diperlakukan manis oleh Viona. Bukan hanya diajak Mabar lalu makan camilan. Viona juga ingin quality time dengan Faris seperti Elsa dengan Dava.

Tapi setiap Viona meminta diperlakukan sama seperti Elsa, Faris selalu beralibi jika sifat seseorang itu bisa berbeda jauh. Memperlakukan pasangannya juga akan berbeda. Tida akan pernah bisa sama rata

"Nggak ada resep khusus. Dava bersikap seperti itu karena sikap itu sudah lahir dari naluri Dava sendiri. Tanpa kakak minta" ucap Elsa.

"Pengen banget rasanya Viona nukar sikapnya kak Dava dengan sikapnya Faris. Bener-bener pengen" ucap Viona yang gemas dengan setiap  hal yang Faris lakukan tidak pernah manis. Sekali manis hanya saat anniversary mereka, bukan setiap hari seperti yang dilakukan oleh Dava dan Elsa.

Manis tapi tidak terlihat lebay.

"Karakter Faris dan karakter Dava itu berbeda Vio. Nggak bisa dipukul rata. Sifat, sikap, perlakuan dan tindakan itu sudah berbeda. Coba kamu ngomong baik-baik, dari hati ke hati. Jangan Mabar terus setiap ketemu" usul Elsa lalu memeluk Viona dengan erat. Selucu apapun, Viona tetaplah adik kecil bagi Elsa.

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang