28: Insecure Again?

230 22 2
                                    

Saat Dava datang, Diva sedang menonton tv di ruang tengah. Dava langsung duduk di sebelah Diva dengan kepala yang disandarkan di sofa tanpa rasa bersalah sama sekali meskipun Diva menatapnya tajam.

"Kak jangan ganggu dong kak" protes Diva lalu mendorong tubuh Dava agar menjauh dari dekatnya.

"Div jangan berisik" ucap Dava lalu memejamkan matanya.

Diva diam daripada harus membuat mood Dava yang terlihat buruk akan semakin buruk. Sepertinya sedang ada masalah dalam diri kakaknya untuk saat ini.

"Div" panggil Dava tanpa menoleh ke arah Diva disebelahnya.

"Ada apa kak?" Tanya Diva

"Cewek itu kenapa gampang insecure? Dan cara mengatasi gimana?" Tanya Dava. Dava bukan jengah dengan sikap Elsa, tapi Dava ingin menghilangkan perasaan itu dari diri Elsa sehingga saat bersama Dava, maka Elsa akan merasa selalu baik-baik saja.

Diva berfikir sejenak, selama eksistensi nya di dunia, Diva juga sering merasa kurang dan insecure. Dan Diva sendiri juga tidak tau apa yang mesti dilakukannya agar menghilangkan perasaan itu.

"Nggak percaya diri ya? Diva juga nggak tau sih kak gimana penyelesaian nya. Karena perempuan itu selalu merasa kurang kalau melihat perempuan yang lebih dari dirinya. Siapa yang kak Dava maksud? Kak Elsa?" Tebak Diva. Tidak ada perempuan lain yang dekat dengan Dava selain Elsa.

Dava mengangguk mengiyakan. Sesuai dengan apa yang Diva tebak.

"Ya mungkin kak Dava harus sering-sering meyakinkan kalau kak Elsa itu perempuan yang paling baik dari seluruh perempuan di dunia ini. Tentunya setelah mama dan Diva" ucap Diva percaya diri dengan mengklaim bahwa dirinya adalah perempuan terbaik di dunia.

"Udah puluhan kali. Dia selalu mikir kalau gue ini ganteng sementara dia nggak cantik. Dan dia insecure soal itu Div. Padahal lo tau sendiri kan, Elsa itu perempuan satu-satunya dan pertama yang pernah memiliki hubungan spesial dengan gue. Pas gue bilang kalau standarisasi gue bukan masalah cantik. Oke dia tenang saat itu. Setelah beberapa waktu, hal itu kambuh dan Elsa jadi sensitif dengan semua fakta yang ada. Dan berulang kali juga gue selalu menggaris bawahi kalau gue nggak mempedulikan klaim orang, cantik atau enggak, bisu atau tuli. Kalau gue udah milih dia, maka gue akan seterusnya stuck di hati yang sama. Tapi gue pengen ngilangin rasa insecure itu untuk selamanya" ucap Dava yang mulai memutar otak untuk mencari akal membuat Elsa menghilangkan pemikiran tersebut.

Karena setiap Elsa berfikir demikian, Elsa selalu menunjukkan mimik wajah yang sedih, air di wajahnya seperti suram.

"Soalnya perempuan memang seperti itu. Dan itu memang udah bawaan dari lahir. Perempuan selalu merasa kurang, merasa insecure, kurang percaya diri, merasa segala dalam dirinya kurang sehingga kelebihan yang harusnya muncul itu kembali tenggelam. Kak Dava harus pinter bikin dia merasa beruntung. Tapi ingat, insecure tidak bisa dihapus begitu saja" usul Diva.

Diva cukup tau jika Elsa memang satu-satunya perempuan yang pernah memiliki hubungan spesial dengan kakaknya. Padahal Diva tidak mengerti bagaimana Dava yang tidak pernah jatuh cinta, bisa langsung jatuh cinta hanya karena melihat pertama kalinya. Mungkin hati fan sikap baik adalah jawaban atas pertanyaannya.

"Bikin dia selalu senang, bahagia dan merasa kalau semua dalam diri Kak Elsa itu istimewa" tambah Diva dengan mengandaikan jika dirinya diperlakukan seperti itu dengan orang yang mencintainya. Mungkin seru dan begitu menyenangkan.

Dava mengeluarkan ponsel dari saku celananya, mengirim beberapa teks ke Elsa yang menyampaikan jika kini Dava sudah ada di rumahnya.

"Gu__" ucapan Dava terpotong. Kiranya Diva tidak perlu tau mengenai kedatangan Dava ke salah satu perumahan elite yang ada di pusat kota.

"Gimana kak?" Tanya Diva

"Nggak. Gue lupa mau ngomong apa. Gue ke atas dulu. Makasih saran baiknya" ucap Dava lalu melenggang pergi daripada ia akan di tanyai yang bermacam-macam oleh Diva. Karena tingkat kekepoan Diva cukup tinggi, setara dengan perempuan lainnya.

***

Jam sudah begitu siang dan terik saat Elsa memakan telur balado buatannya hari ini. Mama nya sudah berangkat ke Bogor saat jam 9 pagi. Sedangkan Viona yang sudah makan siang diluar bersama dengan Faris tidak perlu repot untuk membuat makanan.

"Kak ada chat" seru Viona dari arah ruang tengah saat melihat ponsel Elsa menyala menandakan jika ada chat yang masuk ke dalam ponsel milik Elsa.

"Iya bentaran. Dari siapa Vi?" Tanya Elsa.

Viona membungkukkan badan dan melihat layar ponsel milik Elsa. Memastikan dari siapa chat yang datang di jam sesiang ini.

"Kak Dava. Sepertinya penting. Panjang banget teks nya" jawab Viona sembari kembali ke posisi semula. Yang Viona tau, Dava sedang berpuisi.

"Oh ya udah biarin. Nanti biar nanti kakak lihat sendiri" ucap Elsa setengah berteriak kemudian segera dengan cepat menyelesaikan makan siangnya.

Harusnya Elsa menerima tawaran Dava saat mengajak Elsa makan siang. Tapi dengan segala kepintaran yang ada di otak, Elsa menolak Dava mentah-mentah tanpa rasa bersalah . Dengan alasan jika Elsa sudah kenyang.

Usai menyelesaikan makan siangnya, Elsa langsung melesat ke ruang tengah seperti roket yang siap mendarat di angkasa. Elsa menyambar ponsel dan langsung membaca chat yang Dava kirimkan kepadanya.

Dava: Sa, aku cinta banget sama kamu. Sekarang dan selamanya. Aku bukan nggak bisa hidup tanpa kamu, aku nggak bisa hidup nya tanpa oksigen hehe. Kamu itu seperti separuh jiwa aku. Jangan pergi kemanapun. Kecuali memang kamu menginginkan hal itu. Sampai kapan pun kamu akan selalu menjadi perempuan spesial untuk aku. I Love you Davita Elsa Fabiola😚😙

Dava: rasa aku ke kamu nggak akan berubah. Cara aku menatap kamu, cara bicara aku ke kamu dan bahkan cara aku mencintai kamu akan tetap sama. Aku nggak peduli mau semua orang atau seluruh dunia ngatain aku bucin atau gimana pun. Yang aku tau, orang yang aku bucinin memang pantas untuk di bucinkan🤗 sekalipun pada suatu hari nanti kamu akan menyakiti aku, maka aku nggak akan pernah pergi dari sebelah kamu, nggak akan berhenti untuk membuat kamu bahagia. Aku menjanjikan itu semua dan akan diiringi bukti. Aku akan pergi kalau memang kamu benar-benar menginginkan hal itu.

Bibir Elsa terangkat membaca chat yang di kirimkan oleh Dava. Rasanya Elsa seperti merindukan Dava dan ingin melihatnya sekarang. Dava tau bagaimana cara menenangkan Elsa menggunakan tindakan atau kata-kata saja.

Elsa: I love you more Dava Arga Pratama. Aku percaya kamu, janji-janji kamu dan semua yang kamu ucapkan. Aku mempercayai hal itu Dav. Apaan sih ngomong kalimat terakhirnya kayak iya iya aja wkwk

"Vi gue ke kamar dulu" pamit Elsa

"Jangan lupa cucian piring" ucap Viona yang mengingatkan jika hari ini adalah jadwal Elsa mencuci piring. Sedangkan besok akan berganti menjadi jadwal Viona.

Elsa mengacungkan jempolnya lalu melenggang pergi. Elsa langsung menutup pintu kamar dan duduk di atas ranjangnya.

Chat dari Dava memang terdengar seperti puisi. Tapi jika benar itu puisi maka pencipta aslinya adalah Dava. Kata-kata yang menyentuh tepat di lubuk hati. Setiap hal dari kata yang begitu dalam maknanya untuk Elsa. Elsa melempar ponselnya di bagian ranjang lainnya kemudian berganti menatap setiap foto Dava yang terpasang di kamarnya. Setiap momen yang mereka abadikan bersama dan di cetak masing-masing sebanyak 2 kali.

Dava lah yang menginginkan hal tersebut, dengan dalih jika mereka tidak akan pernah melupakan momen yang mereka lalui setiap tahunnya. Mungkin kedengarannya Dava begitu berlebihan, tapi menurut Elsa, Dava sudah membuat momen itu berharga di setiap inci nya. Dava mengubah dunia Elsa yang dulunya abu-abu kini berwarna-warni. Begitu indah dan benar-benar tidak ingin Elsa lupakan meskipun hanya sejenak. Manusia seperti Dava tidak akan pernah Elsa temukan lagi di belahan bumi mana pun.

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang