21: Hug

230 21 0
                                    

Tidur selama 2 jam ternyata sudah cukup puas bagi Elsa. Tidak ada gangguan dari Viona, tidak ada gangguan dari Dava. Benar-benar indah hidup Elsa hari ini.

Elsa meraba nakas lalu mengambil ponsel yang ada disana. Beberapa chat dari Dava mendominasi layar dan satu chat dari Arion yang ada di bawah. Elsa mendahulukan membuka chat dari Dava.

Dava: sayang

Dava: aku mau bikin mie

Dava: pengennya mie kirin kamu. Tapi ternyata mikirin kamu nggak bikin aku kenyang hehe. Luv

Dava: udah jadi sayang. Aku makan dulu. Tunggu 10 menit.

Dava: udah

Dava: Ku pikir indomie seleraku. Tapi ternyata seleraku itu kamu🙂

Dava: pasti tidur siang

Dava: selamat tidur siang calon menantunya mama Vanya.

Elsa: bacot sekali ya bapak :)

Usai membalas, Elsa menaruh ponselnya di atas nakas tanpa membuka chat dari Arion. Bukan hal penting untuk membukanya saat ini. Mungkin nanti Elsa akan membukanya.

Suara perut Elsa keluar cukup keras. Cacing-cacing sepertinya sedang kelaparan dan minta untuk diberi makan. Sejak sepulang kuliah, Elsa belum makan sama sekali karena terlalu mumet dengan kelakuan Arion dan jantungnya masih berdegup kencang karena kebut-kebutan.

Untungnya sekarang semua itu sudah hilang dan Elsa bisa hidup normal kembali.

Elsa keluar dari kamarnya, turun tangga. Ruang tv kosong dan hanya ada suara air mengalir dari arah dapur. Elsa yakin jika itu adalah Viona yang sedang mencuci tumpukan piring kotor yang belum di cuci sejak tadi pagi.

Dengan langkah pelan karena belum sepenuhnya nyawa berkumpul, Elsa mendatangi dapur.

Mata Elsa begitu berbinar melihat mama nya sedang mencuci piring seorang diri.

"Mama" sapa Elsa lebih dulu lalu memeluk tubuh mama nya dari belakang dan menempelkan pipi nya di punggung mama nya. Elsa merindukan mama nya. Merindukan berbagi cerita dan merindukan peluk hangat dari mama nya.

"Hai sayang. Kamu udah bangun dari tadi? Baru aja Dava pulang. Itu ada titipan. Mama taruh di atas meja makan" ucap Rosa tak kalah senang. Rosa segera membasuh tangannya dan berbalik mendekap putri sulungnya penuh kerinduan.

"Dava lama disini ma?" Tanya Elsa

"Enggak. Mungkin cuma 5 menit karena ngasih barang buat kamu, nggak lama ngobrol sama mama terus pulang" jawab Rosa. Dava datang sekitar 20 menit yang lalu dan hanya mampir selama 5 menit mengantarkan cokelat untuk Elsa.

"Kalau mama sejak kapan pulang? Kok Elsa nggak tau?" Tanya Elsa. Saat Elsa sampai di rumahnya, semua masih kosong. Mobil mama nya tidak terparkir di garasi dan Rosa tidak memberitahukan tentang rencana kepulangannya.

"Mungkin satu jam yang lalu. Saat Faris ada disini dan kamu tidur. Viona bilang kamu kecapekan kuliah. Jadinya mama nggak tega bangunin kamu tidur sayang" jawab Rosa kemudian mencium pipi Elsa berulang kali. Sudah lama ia tidak bertemu dengan kedua putrinya lantaran sibuk mengurus suaminya yang dinas di Bogor.

"Sekarang Viona keluar sama Faris ma?" Tanya Elsa

"Iya sayang" jawab Rosa

"Gimana kabar papa di Bogor ma?" Tanya Elsa

"Baik sayang. Papa kamu selalu mengkhawatirkan kalian berdua setiap hari. Katanya pengen cuti dan menemani kamu dan Viona di rumah. Berkumpul bersama" jawab Rosa sembari mengingat saat suaminya selalu berangan-angan untuk menikmati hidup seusai pensiun nantinya, menikmati rasanya hidup bersama dengan keluarga kecilnya.

"Elsa kangen sekali dengan papa" ucap Elsa

"Iya sayang, papa bilang juga kangen sama kalian. Oh iya, selama mama nggak di rumah, ada cerita apa aja? Lama ya kamu nggak curhat sama mama" ucap Rosa sembari menuntun anaknya ke meja makan dan duduk bersebelahan. Tidak mungkin jika Elsa tidak memiliki cerita saat di tinggal oleh mama nya selama sepekan lebih.

Elsa bergumam tidak yakin untuk menceritakan tentang Arion. Tapi mungkin bukan hal yang salah untuk bercerita kepada mama nya.

"Ada sih ma sebenarnya" ucap Elsa

"Mau berbagi cerita sama mama nggak? Atau kamu mau menyimpannya dulu?" Tanya Rosa. Rosa bukan tipikal ibu pemaksa, memaksakan kehendaknya dan memaksa anaknya untuk bercerita saat belum siap. Tapi Rosa selalu mengajari kedua putrinya untuk berterus terang pada mama nya, meminta saran, membagikan cerita, dan sebagai mama, Rosa akan memberikan saran yang menurutnya paling baik. Rosa sudah bertukar cerita dengan Viona sebelum Faris mengajak Viona pergi beberapa waktu lalu.

Menjadi mama sesuai dengan porsi dan perannya adalah tugas Rosa selagi masih bisa.

Elsa mengangguk "boleh" jawab nya kemudian menghela nafasnya panjang, bersiap untuk cerita mengenai Arion.

"Jadi beberapa hari lalu, ada cowok namanya Arion yang minta nomor Elsa ke Sari sama Hana ma. Terus mereka kasih tanpa ngomong ke Elsa. Lalu beberapa hari ini Arion itu chat Elsa terus. Dan pagi ini Arion tiba-tiba di dekat kelas Elsa, ngasih bunga mawar ke Elsa. Tapi Elsa tolak. Elsa masih mikir kalau Elsa itu udah punya Dava dan nggak etis untuk menerima bunga dari cowok lain, Elsa juga bilang kalau Elsa sudah memiliki Dava. Tapi Arion menjawab  bahwa dia ingin berteman ma. Menurut mama, tindakan Elsa itu salah atau benar?" Tanya Elsa dengan menatap manik mata mama nya. Manik mata yang di warisi oleh Elsa dan juga Viona.

Rosa tersenyum dan menepuk pundak Elsa "ada salah dan ada benarnya kalau menurut mama. Kamu mau dengar yang mana dulu?" Tanya Rosa balik

"Yang benar dulu ma. Bagian mana?" Tanya Elsa

"Benarnya, kamu menolak itu sayang. Kamu menolak karena kamu menghargai Dava. Dan mama bangga kalau kamu bisa menentukan pilihan kamu, dan bisa mempertahankan apa yang telah kamu pilih" ucap Rosa sembari mengelus lembut kepala Elsa

Elsa mengangguk, menandakan jika Elsa mengerti dengan apa yang di maksud oleh mama nya.

"Kalau bagian salahnya dimana ma?" Tanya Elsa

"Karena kamu menolak niat baik orang. Arion bilang dia ingin menawarkan pertemanan kan, tapi kamu menolaknya. Tapi di mata mama, Arion juga salah karena dia sudah tau kamu memiliki Dava di sebelah kamu tapi dia memberikan bunga. Akan lebih baik dia memberikan benda lain yang menunjukkan pertemanan. Bukan sebuah bunga yang malah menunjukkan rasa suka jika diberikan pada lawan jenis" jawab Rosa halus.

"Apa Elsa harus menerima pertemanan itu ma?" Tanya Elsa ragu

Rosa mengangguk "tapi jangan libatkan perasaan satu sama lain. Kamu harus ingat, Dava memilih kamu. Kamu bilang Dava adalah yang terbaik. Maka jangan kamu lepaskan sayang. Kita boleh berteman dengan siapapun, dari RAS, suku, agama dan bangsa yang berbeda. Perempuan atau laki-laki yang namanya teman itu sama saja, tidak ada yang berbeda. Kalau Arion sudah melibatkan perasaan maka kamu harus menegur dia. Menolak pertemanan, itu sama saja dengan menolak tali silaturahmi. Tidak baik sama sekali." saran Rosa.

Elsa mengangguk-anggukkan kepalanya, yang dikatakan mama nya benar. Menolak pertemanan sama dengan menolak tali silaturahmi yang akan terjalin.

"Tapi ingat ya kata mama. Jangan melibatkan perasaan dengan teman lawan jenis. Meskipun hal itu akan sangat sulit dilakukan" ucap Rosa lalu melebarkan tangannya, bersiap jika Elsa hendak memeluknya. Rosa hafal dengan Elsa yang selalu memeluk mama nya seusai bercerita. Entah kebiasaan atau kah candu.

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang