10: Guard

302 27 2
                                    

Elsa baru saja selesai mengeringkan rambut dengan hairdryer saat chat Dava baru saja masuk dalam ponselnya. Sebelum membuka pesan pendek tersebut, Elsa mengecek lebih dulu jam yang tertera di ponselnya, masih ada waktu 1 jam untuk bersiap tapi Dava sudah mengiriminya spam chat seolah Elsa sudah terlambat untuk bersiap. Pagi ini sengaja Elsa bangun lebih awal, sarapan lebih awal dan segera mandi untuk memenuhi ajakan Dava kemarin.

Elsa membuka chat yang Dava kirimkan.

Dava: jangan cantik cantik

Dava: jangan cantik cantik yang. .

Dava: demi Alex nggak papa yang kalau kamu nggak cantik

Dava: awas kalau dandan cantik

Dava: nanti banyak yang naksirrr

Dava: kann aku bilang jangan cantik cantik.

Dava: aku lebih suka yang b aja daripada yang cantik

Tertawa Elsa begitu renyah saat membaca chat yang dikirimkan oleh Dava. Orang aneh dengan segala cara untuk membuat Elsa tersenyum dan tertawa.

Elsa: bacot banget sih bapak

Elsa melempar ponselnya di atas ranjang kemudian memilih baju di dalam lemari. Elsa benar-benar bingung akan memakai baju yang mana untuk jalan-jalan bersama Dava pagi ini.

Rasanya Elsa seperti tidak memiliki satu setelan baju. Meskipun di dalam lemari itu ada berpasang-pasang pakaian yang bisa digunakan oleh Elsa.

Tapi kalian harus tau, jika perempuan akan selalu mengatakan tidak memiliki baju meskipun ada ratusan baju yang menumpuk di lemari. Meski sebanyak gunung pun, perempuan akan selalu mengatakan hal yang sama.

"Ngapain bingung-bingung milih baju. Lagian gue pacaran sama Dava juga udah 4 tahun. Bukan sehari dua hari. Ini juga bukan untuk pertama kalinya jalan. Ngapain bingung" ucap Elsa pada dirinya sendiri lalu menyambar asal setelan yang tergantung di lemari.

Elsa menatap pantulan wajahnya di cermin dulu sebelum mengganti pakaiannya. Ia merasa jika riasannya pagi ini tidak terlalu berlebihan atau pun terlihat menor. Make up sehari-hari yang begitu tipis.

***


Dava bersenandung kecil sembari melempar kunci mobilnya ke atas lalu di tangkapnya. Irama nada yang tidak sesuai dengan lagu, bahkan melenceng jauh membuat Diva ingin menimpuk kepala kakaknya menggunakan kamus bahasa Korea yang ada di tangannya. Suara Dava mengganggu Diva pagi ini.

Tapi Diva tidak setega itu untuk menyingkirkan wajah bahagia dari mimik wajah Kakaknya.

"Kak mau kemana?" Tanya Diva. Dava terlalu rapi untuk jam sepagi ini. Apalagi Dava tidak membawa ransel seperti orang yang akan pergi kuliah.

"Jalan" jawab Dava asal

"Nitip" ucap Diva dengan mulut mengerucut.

Dava memutar bola matanya "nitip apa lagi?" Tanya nya. Dava yakin jika hari ini Diva pasti titip ramen, atau paling tidak makanan yang berbau Korea.

"Ramen, telurnya setengah matang, bawangnya banyak, topping lengkap no pork, ter__"

"Terus mie nya jangan matang-matang, dikasih ayam suwir yang banyak, kuahnya kental tapi sedikit aja" potong Dava. Dava hafal dengan ramen yang selalu Diva titipkan saat Dava keluar rumah. Terlalu banyak mau dan berbelit-belit. Pernah dulu Dava sampai harus merekam ucapan Diva yang panjang karena ia tidak hafal dengan ucapan aneh yang keluar dari mulut Diva.

Diva mengacungkan jempol "pinter banget sih kakak aku. Pake uang kak Dava dulu" ucapnya cengengesan tanpa dosa.

Dava langsung melengos begitu saja tanpa meminta sepeser uang pun dari Diva. Kalian tentu tau apa maksud dari Dava.

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang