11: Distraction

291 26 2
                                    

Cuaca begitu cerah pagi ini. Jika tadinya Dava ingin ke pantai, Elsa malah mengajak Dava ke sebuah cafe dengan fasilitas berbagai buku yang tersedia. Mulai dari komik, novel dan buku-buku yang cukup terkenal ada di sini. Tentu dengan alasan membaca gratis menjadi daya tarik Elsa kali ini. Cafe yang berada di pusat kota hari ini cukup sepi lantaran bersamaan dengan jam masuk sekolah. Hanya beberapa orang dengan seragam kantor masing-masing yang sedang mengantri kopi.

Dava menurut permintaan Elsa. Menyenangkan Elsa sama halnya dengan menyenangkan dirinya sendiri. Kebahagiaan Elsa, juga kebahagiaan untuk Dava. Tidak ada yang lebih penting selain melihat Elsa tersenyum bahagia.

Seusai memesan minuman, Dava berjalan ke arah meja yang akan mereka tempati. Sementara itu Elsa malah melangkah ke arah ruang yang menyediakan berbagai buku yang dimaksud. Melihat satu persatu novel berbagai genre, sampai pilihannya jatuh ke novel romance dengan cerita klasik kehidupan anak SMA.

Seusai itu Elsa mendatangi Dava yang sibuk berkutat dengan ponsel di tangannya. Wajah Dava terlihat kesal, padahal sebelumnya mimik wajah Dava begitu hangat.

"Ada apa Dav?" Tanya Elsa sembari duduk di sebelah Dava lalu menaruh novel di atas meja.

Dava memaksakan seulas senyum ke arah Elsa meskipun Elsa tau jika senyum itu jelas terpaksa.

"Si Mita chat aku" ucap Dava sembari menunjukkan layar ponsel kepada Elsa. Meskipun Elsa tanpa memintanya.

Lagi pula selama 4 tahun mereka berhubungan, tidak sekalipun Elsa bersikap posesif pada Dava. Mengatur Dava ini dan itu atau mencurigai hal-hal yang dilakukan oleh Dava. Elsa selalu percaya penuh dengan setiap kegiatan Dava di belakang Elsa. Dava sendiri selalu mengatakan apapun yang ingin Elsa ketahui atau yang Elsa tanyakan tanpa menyembunyikan fakta apapun. Biasanya Dava juga mengatakan sesuatu tanpa Elsa meminta lebih dulu.

Elsa membaca chat yang baru dikirimkan oleh Mita sekitar setengah jam yang lalu dan baru saja di balas oleh Dava.

Mita: Dav tapi ini kan kerja kelompok. Salah ya kalau gue minta tolong nya ke lo?

Dava: Dan kelompok ini bukan cuma gue sama lo aja Mit.

"Suruh aja kesini Dav. Bisa kan di revisi disini?" Usul Elsa sembari menaruh ponsel hitam milik Dava diatas meja

"Tapi ini kan quality time kita Sa. Kesel banget aku sama Mita. Kenapa nggak bisa membiarkan aku santai sejenak. Kayak pengen banget ketemu" ucap Dava lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Kepala Dava akan pecah jika terlalu banyak kerja kelompok yang melibatkan Mita kedepannya.

"Masih banyak waktu buat kita quality time Dav. Berdua. Mungkin nggak papa kalau sekarang kalian revisi tugas" ucap Elsa

"Nggak papa?" Tanya Dava. Ia tidak yakin dengan usulan Elsa. Meskipun Dava tau, Elsa selalu tulus mengatakan dari hatinya. Tapi tetap saja Dava merasa tidak enak untuk mengajak Mita kesini, meskipun dengan alasan mengerjakan tugas kelompok. Rasanya mereka memiliki orang ketiga dalam hubungannya. Walau Dava tidak pernah membuka hatinya untuk siapapun dan sudah ia tutup rapat sejak 4 tahun yang lalu.

"Nggak papa Dav. Demi Alex nggak papa" ucap Elsa lalu terkekeh saat ia menirukan gaya bicara Dava akhir-akhir ini.

Dava mengangguk sembari mengusap pipi Elsa dengan lembut "maaf ya Sa. Gara-gara Mita, kita nggak jadi quality time. Aku janji lain kali kita akan bener-bener quality time dan ngobrol berdua. Nggak akan ada gangguan-gangguan begini lagi" ucap Dava begitu lembut. Elsa mengangguk mengiyakan.

Seusai itu Dava langsung membalas chat Mita dengan meminta Mita datang ke cafe ini, dan Mita langsung menjawab iya. Sepertinya Mita paling bersemangat di kelompok ini.

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang