"Dav, bukan begini caranya" ucap Elsa lirih sembari mengembalikan ponsel beserta charge itu ke dalam nakas kembali.
Kepala Elsa rasanya berat untuk mengingat kali pertama ia diteror oleh nomor yang tidak dikenalnya, saat ia kenal dengan Arion, berteman baik dan ternyata adalah Dava orang dibalik semua itu. Pengirim chat yang memakinya menggunakan caps lock.
*Flashback On*
Elsa baru saja mengirim tugas ke email dosennya saat ada chat dari nomor tidak dikenal masuk dalam ponselnya.
087755557×××: LO DEKETIN ARION YA?
"Ini siapa sih?" Tanya Elsa pada dirinya sendiri. Elsa tidak pernah merasa centil dengan siapapun. Bahkan kepada Dava yang notabene nya sebagai pacar Elsa sendiri. Elsa selalu bersikap sewajarnya.
"Salah sambung kali" ucapnya lalu berjalan keluar kamar karena sekarang adalah jam makan malam.
Ponsel Elsa kembali bergetar saat Elsa baru saja memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya. Nomor tidak dikenal kembali mengirim chat sebanyak dua kali.
087755557×××: KAN NGGAK USAH SONGONG JUGA. KALAU DI CHAT ITU DIBALES
087755557×××: ARION ITU MILIK GUE. JAUHIN ARION SEBELUM LO MENYESAL
"Arion?" Tanya Elsa. Mungkin yang mengirim chat padanya adalah salah satu teman perempuan Arion, pacarnya atau bahkan penggemar Arion di kampus. Tidak menutup kemungkinan jika Arion juga memiliki penggemar di kampus.
*Flashback Off*
"Nggak jelas" ucap Elsa lalu menyambar tas dan beranjak meninggalkan kamar Dava. Wajah Elsa merah padam. Dava memang tidak menghianati nya. Tapi bagi Elsa, ini sudah sama dengan sebuah penghianatan. Hal itu bisa dibicarakan dengan baik-baik tanpa harus membuat teror.
Bahkan saat Elsa mengatakan ada yang menerornya, Dava tetap bungkam dengan semua fakta yang ada. Elsa tidak akan marah jika Dava mengatakan kalau Dava tidak menyukai Arion berteman dengan Elsa. Tidak perlu berpura-pura menerima pertemanan Arion dan Elsa lalu malah bergelut dengan hatinya sendiri saat di belakang Elsa. Konsep hubungan bukan seperti ini, tetapi terbuka dan berkomitmen.
"Kak mau kemana?" Tanya Diva yang baru saja akan naik ke lantai 2. Tangan Diva membawa 1 kotak susu rasa cokelat dan salad buah yang dibuat oleh Diva tadi pagi.
Sejak tadi Elsa berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh, Elsa merasa kecewa dengan perbuatan Dava kali ini. Meskipun kata maaf selalu ada, tapi Elsa belum bisa dengan mudah memberi Dava kata maaf tersebut.
"Mau pulang, kamu bilang ke Dava, kalau kakak pulang" ucap Elsa sembari menepuk pundak Diva lalu melenggang pergi.
Diva melihat jelas cetakan marah di wajah Elsa kali ini. Sepertinya Elsa menemukan sesuatu yang tidak seharusnya Elsa temukan, atau Dava memberinya kata-kata pedas.
Selang beberapa waktu setelah Elsa tidak ada di rumah ini, Diva memasukkan kembali salad dan susu kotak ke dalam kulkas. Pikiran Diva tidak bisa berhenti menerka-nerka apa yang terjadi dengan Elsa sewaktu Diva meninggalkannya sendiri di kamar.
Suara Dava yang masuk rumah dengan bersenandung kecil terdengar sampai di dapur. Diva langsung menemui kakaknya tersebut dengan tergesa-gesa.
"Elsa mana?" Tanya Dava
"Udah pulang kak. Dan kayaknya kak Elsa marah deh" jawab Diva
"Marah kenapa? Lo apain dia?" Tanya Dava bertubi
Diva menghela nafas "nggak tau. Tadi kan Diva ajakin kak Elsa ke kamar kak Dava sambil nungguin kak Dava pulang. Terus Diva tinggal ambil hp sama makanan buat kak Elsa, pas Diva mau balik ke kamar kak Dava lagi, kak Elsa malah pamitan pulang terus bilang kalau suruh bilang ke kak Dava kalau kak Elsa balik. Diva nggak ngerti deh sama kalian berdua ada apa" perjelas Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava & Elsa
ChickLit(Sekuel Backstreet) Mencintaimu bukan lah cara menciptakan sebuah pelangi, tapi tentang cara terkuat untuk menghadapi badai. (Dava) Langit tak selalu biru, mendung tidak selalu datang hujan, sore tidak selalu akan jingga, dan hidup tidak selamanya a...