Siang ini Elsa mendatangi toko buku terdekat dari kampus, Jam mata kuliah Elsa sudah berakhir sejak 1 jam yang lalu dan Elsa memutuskan untuk mampir ke toko buku, melihat komik atau novel terbaru yang mungkin akan menarik minatnya.
Diantaranya bergenre romance dan action. Kalau genre horor, Elsa tidak begitu menyukainya. Bukan baru-baru ini, tapi sudah sejak kecil Elsa tidak menyukai hal-hal berbau mistis dan hantu.
Mata Elsa menjelajah satu persatu novel yang ada di rak. Elsa adalah tipikal orang yang membeli novel bukan dari alur ceritanya, tapi dari sampul di depan. Jadi pantas kalau Elsa disebut sebagai orang menilai sesuatu hanya dari luarnya saja.
Saat tangan Elsa hendak mengambil novel bersampul biru di bagian paling kiri rak, ponsel di tasnya sudah bergetar lebih dulu, mengintruksi agar Elsa melihat siapa yang menelponnya siang-siang seperti ini.
'Viona is calling'
Elsa menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponselnya dengan case warna pelangi itu ke telinga kanannya.
"Halo kak. Kak Elsa dimana?" Tanya Viona to the point saat Elsa baru saja mengangkat panggilan telepon
"Lagi di toko buku Vi. Ada apa? Mau nitip sesuatu?" Tanya Elsa balik. Biasanya jika Viona menelpon saat Elsa ada di luar rumah, alasannya hanya 2: Viona menitip sesuatu atau ada tamu yang datang.
"Udah selesai ya kak kuliahnya?"
"Udah"
"Vio mau kelompok di rumahnya Rahma. Ada kak Dava di rumah, nggak enak mau ninggalin kak Dava sendiri" ucap Viona
"Ya udah kamu berangkat aja, biarin Dava di rumah. Dia nggak akan nyolong kok tenang aja" ucap Elsa. Hari ini sengaja Elsa menolak untuk di jemput Dava, selain karena Elsa perlu mampir ke toko buku, Elsa juga perlu menyelesaikan beberapa urusan lainnya. Mengenai Dava yang datang ke rumah Elsa, bukan Elsa yang memintanya. Pasti hal itu adalah inisiatif dari Dava sendiri
"Bukannya Vio khawatir kak Dava nyolong atau melakukan tindak kejahatan. Vio juga tau kalau kak Dava nggak akan nyolong kali kak. Maksudnya apa nggak papa kalau kak Dava di rumah sendiri nggak ada temennya ngobrol?" Tanya Viona
"Nggak papa. Bentar lagi kakak pulang" jawab Elsa
"Ya udah, kalau gitu Vio langsung berangkat aja. Hati-hati di jalan kak"
"Kamu juga Vio" ucap Elsa lalu memutuskan sambungan telelponnya.
Elsa masih meneruskan tujuannya untuk membeli novel atau komik di toko ini. Mengisi waktu luangnya untuk hal yang tidak berguna seperti membaca novel adalah hal yang baik.
Setelah mengambil sebanyak 2 novel dan 4 komik dengan genre yang sama, dan dengan cover yang begitu menarik, Elsa langsung menuju kasir. Jarak telponnya dengan kegiatan Elsa memilih novel adalah 20 menit. Tidak terlalu lama bagi Elsa.
***
Seusai turun dari taksi di depan gerbang perumahan, Elsa langsung berjalan cepat menuju ke arah rumahnya yang tidak terlalu jauh dari gerbang. Langkah lebar sembari menyapa beberapa tetangga seperti biasanya.
Elsa melihat gerbang yang dibiarkan terbuka lebar, dan pintu ruang tamu yang juga terbuka. Dava memang tipikal seperti Elsa, jika asing di rumah orang maka tidak mau jika pintu tertutup. Agar tidak menimbulkan spekulasi, juga tidak akan menimbulkan fitnah secara berlebihan.
Flatshoes warna grey di lepas oleh Elsa dan di taruh di sebelah pot bunga yang ada di sebelah pintu. Dava duduk membelakanginya, Elsa berniat akan mengagetkan Dava lantaran laki-laki itu tidak menyadari dengan kehadiran Elsa dan malah sibuk main ponsel.
Saat akan mengagetkan Dava, justru Elsa sendiri lah yang di kagetkan dengan apa yang Dava lihat di ponselnya. Foto Elsa satu tahun lalu saat mereka merayakan anniversary ke 3 tahun di salah satu pantai yang cukup terkenal beberapa tahun yang lalu.
Dava melakukan zoom gambar sampai seluruh layar hanya memperlihatkan wajah Elsa yang saat itu sedang tersenyum begitu hangat, terlihat kebahagiaan yang terpancar disana.
"Cantik banget sih" ucap Dava lalu mengecup layar nya selama 6 detik lamanya.
Senyum Elsa mengembang lalu menepuk pundak Dava.
"Astaghfirullah" ucap Dava yang baru saja terperanjat kaget. Tidak ada suara apapun, tapi tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya sembari mengatakan 'Dorrr'
Elsa tertawa melihat wajah Dava yang nampak terkejut "idih ngapain ciumin layar hp bapak?" Tanya Elsa lalu duduk di seberang Dava, menghadap ke pintu yang terbuka lebar.
"Ngagetin aja temennya Olaf" ucap Dava sembari menaruh ponselnya di atas meja kemudian menatap Elsa yang berada di depannya dengan radius 1 meter
"Vio udah berangkat kelompok Dav?"
"Udah sayang. Sejak setengah jam an yang lalu"
"Ngapain kesini?"
"Nggak boleh?" Tanya Dava balik
"Tiba-tiba banget"
"Enggak tiba-tiba kok, udah rencana dari pagi. Kamu dari mana Sa?"
Elsa mengeluarkan tas plastik dari dalam tasnya, menunjukkan beberapa benda yang dibelinya dari toko buku "beli novel sama komik" jawabnya
"Oh iya Dav, happy birthday ya" ucap Elsa sembari menyodorkan tangannya ke depan meminta berjabat tangan. Elsa tidak mengucapkan lewat chat semalam karena tertidur lebih dulu dibanding Dava.
Dava menjabat tangan itu dengan erat "thanks you sayang" ucapnya senang
"Aku ada sesuatu buat kamu" ucap Elsa sembari bangkit dari duduknya. Hendak ke kamar mengambil sepatu yang dibelinya bersama Viona kemarin tapi ditahan oleh Dava.
"Kenapa Dav?" Alis Elsa terangkat
"Sesuatu atau kado nya bisa nggak ngasihnya pas kamu ke rumah aku aja? Aku ada perlu buat diomongin sama kamu. Ini lebih penting" ucap Dava. Elsa mengangguk setuju dan langsung duduk di sofa kembali
Dava membuka ponsel di tangannya lalu menunjukkan layar ke arah Elsa. Foto berdua saat mereka ada di pantai. Foto tersenyum ke arah kamera, dan diambil dengan cara selfie.
"Ada apa sama fotonya Dav?" Tanya Elsa bingung. Elsa tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Dava sekarang.
"Gimana kalau hari ini kita kesana? Melihat sunset? Gift for me" jawab Dava. Mata Dava terlihat memohon membuat Elsa tidak tega untuk menolak permintaan tersebut. Terlebih Dava menggunakan alibi hadiah untuk dia, Elsa semakin tidak tega untuk tidak mengiyakan ajakan tersebut.
Kepala Elsa mengangguk "oke bisa. Aku siap-siap dulu. Kamu kalau haus, bisa langsung ambil minum di dapur. Ada soda, air mineral sama sirup juga ada. Tinggal pilih" ucap Elsa yang langsung membuat Dava berteriak yess dengan tangan yang ditarik kebelakang dengan menggenggam.
"Iya sayang. Kalau dandan jangan cantik-cantik, aku nggak suka kalau kamu dilihatin cowok lain" ucap Dava
"Iya" jawab Elsa
"Jangan lama-lama juga. Keburu sore"
"Iya Dav" ucap Elsa lalu beranjak meninggalkan ruang tamu
Dava kembali melihat foto yang ada di ponselnya, hampir semua foto hanya berisi wajah Elsa, dan beberapa animasi Frozen yang sengaja ia download untuk membuat Elsa kesal.
Senyum Dava begitu mengembang saat melihat foto lucu Elsa yang diambil oleh Dava secara candid. Dava tidak pernah mengira jika jatuh cinta dengan Elsa akan membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dava & Elsa
ChickLit(Sekuel Backstreet) Mencintaimu bukan lah cara menciptakan sebuah pelangi, tapi tentang cara terkuat untuk menghadapi badai. (Dava) Langit tak selalu biru, mendung tidak selalu datang hujan, sore tidak selalu akan jingga, dan hidup tidak selamanya a...