Jam mata kuliah akan ada setengah jam lagi. Sari dan Hana masih menunggu kedatangan Elsa di kantin. Elsa mengatakan jika dirinya sedang di jalan bersama dengan Dava. Berada di tengah kemacetan dengan kendaraan lainnya.
Sari dan Hana sudah menghabiskan setidaknya 5 snack ukuran besar yang mereka makan. Setidaknya mereka ada di kantin selama 20 menit yang lalu. Kecepatan mulut yang seperti mesin membuat Sari dan Hana begitu lahap memakan snack yang mereka beli secara iuran.
"Boleh nih kalau kita foto-foto dulu sambil nungguin si Elsa. Ada beberapa filter baru yang udah gue save sih" ucap Sari setelah meminum air mineral di botol sampai tandas.
Mungkin dengan foto berdua dengan Hana, rasa ingin makan snack akan berkurang. Sari adalah tipikal orang dengan mulut yang tidak bisa diam. Jika menganggur sebentar maka akan sangat ingin memakan sesuatu. Tapi baiknya, Sari tetap berbadan langsing meskipun banyak lemak yang menjadi asupannya.
"Ya udah daripada gabut. Ntar habis-habisin duit lagi" ucap Hana setuju
"Pegang" suruh Sari sembari memberikan ponselnya pada Hana. Menurut Sari, orang yang ada tepat di depan kamera akan berpotensi terlihat gemuk daripada orang yang ada di belakangnya.
Oleh karena itu, setiap ada pose selfie maka Sari akan beralasan macam-macam agar dirinya tidak sampai memegang si ponsel. Kebetulan Hana cukup hafal dengan trik dan setiap alasan Sari.
Hana mendesis kesal tetapi mengikuti suruhan Sari. Beberapa potret foto sudah berhasil mereka abadikan melalui kamera ponsel Sari. Berbagai filter sudah mereka coba dengan berbagai pose yang berbeda.
"Kan bagus-bagus semuanya. Kirim dong" ucap Hana
"Kirim aja sendiri" suruh Sari.
"Ya udah" Hana membuka fitur album yang berada di antara aplikasi lainnya. Bibir Hana terangkat saat melihat berbagai pose mereka selama pengambilan gambar di kantin ini. Meskipun latar nya adalah keramaian, tapi tetap menunjukkan jika mereka sedang ada di kantin fakultas kedokteran.
Mata Hana yang tadinya nampak senang tiba-tiba menyipit saat melihat adanya foto Dava yang diambil secara candid sewaktu Dava mengikuti kelas kedokteran bersama dengan Elsa.
"Sar" panggil Hana
Yang memiliki nama mendongak lalu menaikkan kedua alisnya pertanda tanya 'Apa?'
"Lo ngapain nyimpen foto Dava?" Tanya Hana sembari menunjukkan layar ponsel Sari kepada pemiliknya.
Sari menelan saliva nya dengan susah payah lalu bergumam begitu panjang. Terlihat berfikir dan memutar otaknya secara keras. Sari melupakan fakta jika sekitar 2 bulan yang lalu ia telah mengambil gambar Dava yang tengah berbicara dengan Elsa. Dengan kelupaan itu, Sari meminjamkan ponselnya pada Hana secara sukarela.
"Lo suka sama Dava?" Tebak Hana.
Untuk kedua kalinya Sari bergumam begitu panjang tanpa mengatakan apa-apa.
Hana mendekatkan dirinya ke arah Sari "lo gila ya Sar? Ini kan pacarnya Elsa. Lo jangan ngadi-ngadi" ucap Hana dengan suara yang begitu pelan. Hanya Sari yang bisa menjangkau suara tersebut.
Sari membekap mulut Hana agar tidak berkata-kata terlalu banyak dan berpotensi untuk di dengar oleh orang lain. Sari sendiri juga tipikal orang yang akan sulit mencari alasan saat berbohong. Mata nya yang terus berputar dan terlihat tidak tenang, adalah alasan nomor satu kenapa Sari selalu terlihat jelas saat berbohong.
"Jangan bilang apa-apa. Udah" ucap Sari sembari melepaskan telapak tangannya dari mulut Hana.
"Jadi beneran?" Tanya Hana yang tidak percaya dengan apa yang sari ungkapkan. Mungkin bukan secara langsung. Tapi bagi Hana, ini sama dengan pengungkapan fakta sebenarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dava & Elsa
Literatura Feminina(Sekuel Backstreet) Mencintaimu bukan lah cara menciptakan sebuah pelangi, tapi tentang cara terkuat untuk menghadapi badai. (Dava) Langit tak selalu biru, mendung tidak selalu datang hujan, sore tidak selalu akan jingga, dan hidup tidak selamanya a...