Seusai Dava pulang dari rumahnya, Elsa langsung bergegas menemui Viona yang sedang bermain game di ruang tengah. Elsa duduk di sebelah Viona sembari mengguncang tubuh adiknya tersebut
"Ada apa sih kak?" Tanya Viona kesal. Saat dirinya fokus menyerang tower, Elsa malah datang dan merusak konsentrasi Viona untuk mengalahkan musuh dan mendapatkan bintang lagi.
"Temenin gue dong Vi. Beli kado buat Dava. Dia mau ulang tahun, dan gue nggak tau mau ngado dia apaan" rengek Elsa dengan mata yang dibuat memohon
"Entar 15 menit lagi" jawab Viona
"Bener Vi?"
"Iya kak. Siap-siap aja dulu udah" suruh Viona. Elsa bersorak senang karena Viona mau menemaninya untuk membeli kado. Mumpung mama nya sedang ada di rumah, dan mobil juga stay di garasi. Maka Elsa bertambah semangat untuk membelikan Dava kado.
Elsa beranjak dari ruang tengah, mengganti pakaiannya yang sudah beraroma keringat. Sweater warna Lilac dengan jeans putih menjadi pilihannya sore ini.
***
Dan disini lah mereka berdiri, di salah satu store ternama dalam mall. Toko yang menjual perlengkapan laki-laki pada umumnya. Sepatu, pakaian, jam tangan dan ikat pinggang.
"Terus gue harus kado apa?" Tanya Elsa
Viona bergumam sembari menyapukan pandangan ke seluruh area toko. Tatapannya berhenti di sudut yang tersusun berbagai sepatu yang nampak bagus di mata Viona "gimana kalau sepatu kak?" Usul Viona. Elsa langsung menarik lengan Viona menuju ke arah kumpulan sepatu yang berjejer rapi. Mata Elsa sibuk menilai sepatu mana yang pantas untuk Dava.
"Ini kayaknya bagus deh Vi" ucap Elsa sembari menunjuk sepatu warna abu-abu. Elsa ingat jika warna kesukaan Dava adalah hitam dan abu-abu. Oleh karena itu, koleksi pakaian Dava kebanyakan adalah dua warna tersebut.
"Boleh juga selera kak Elsa" puji Viona
"Ini aja ya" ucap Elsa
"Boleh"
Elsa membawa sepasang sepatu pilihannya itu ke kasir. Membayar dengan beberapa lembar ratusan ribu kemudian membawanya pulang.
"Ini nggak ada momen traktir gitu? Kelihatannya siomay di lantai 4 enak nih" ucap Viona kemudian bersiul-siul memberi kode kepada kakaknya yang pada nyatanya sangat mudah peka.
Elsa terkekeh "ya udah ayo" ajak Elsa sembari menarik lengan adik perempuannya ke arah eskalator.
Usai memesan 2 porsi siomay dan 2 jus alpukat, Viona memilih duduk di bagian tengah food court mall.
"Kak, lo sama kak Dava nggak pernah mikir aneh-aneh atau curiga gitu sama yang dilakuin kak Dava? Kok gue nggak pernah denger lo curhat tentang kak Dava yang lo curigai. Ribut juga nggak pernah tuh. Anteng-anteng aja" ucap Viona. Berbasa-basi daripada tidak ada pembicaraan sama sekali
"Enggak tuh. Ribut buat apa Vi? Mau curiga gimana, Dava setiap bepergian selalu sama gue. Gue juga bingung sih, gue ayem-ayem aja tuh sama Dava. Kalau gue insecure, tapi Dava selalu bilang kalau gue itu cantik. Mau iri sama hubungan orang lain, tapi Dava selalu treat me like a queen. Mau ribut juga nggak akan mungkin, Dava itu selalu minta maaf duluan. Meskipun gue atau dia yang salah. Mau overthinking juga Dava selalu laporan kalau ngelakuin apa-apa, dan Dava selalu ada kalau gue butuh. Terus gue berantem karena apa juga gue nggak ngerti" cerca Elsa.
Viona setuju dengan apa yang Elsa katakan, Dava memperlakukan Elsa begitu baik. Mungkin bukan Elsa yang harusnya iri dengan hubungan orang lain. Tapi orang lain lah yang harusnya iri dengan hubungan antara Elsa dan Dava. Benar-benar terlihat sempurna nyaris tanpa cela. Seolah peluang orang ketiga tidak pernah ada diantara mereka.
"Kenapa? Lo ribut terus sama Faris?" Tanya Elsa
"Gue selalu curiga aja sama dia. Club game nya dia itu banyak banget kak. Benar-benar banyak anggotanya juga. Gimana gue nggak curiga coba" jawab Viona
"Kan dulunya lo yang ngajakin Faris buat mabar. Terus kalau sekarang Faris seperti itu, itu salah siapa?" Tanya Elsa lalu terkekeh. Elsa ingat saat Viona memaksa agar Faris mau bermain game yang sama dengan milik Viona. Tapi sekarang Viona justru seperti menyesali semua itu.
"Mending kita makan ajak daripada ngomongin Faris. Bete" ucap Viona lalu memakan siomay yang sudah siap di depannya.
Sementara Viona memakan lahap siomay miliknya, Elsa malah menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru food court. Tidak ada orang yang dikenalnya ada dalam atap yang sama. Hanya beberapa pengunjung yang memenuhi tiap tempat duduk dengan teman-teman atau saudara nya. Elsa belum pernah makan di mall ini sebelumnya, meskipun makanan yang di sajikan beragam dan memiliki rasa yang lumayan enak.
Nanti akan Elsa rekomendasikan mall ini untuk Dava.
"Oh iya kak soal kak, temen-temen lo di kampus nggak ada gitu yang kelihatan tertarik sama kak Dava?" Tanya Viona tiba-tiba. Daripada diam dan tidak ada pembicaraan apapun. Rasanya begitu aneh jika duduk berhadapan tapi fokus dengan makanan masing-masing.
Elsa menggeleng "enggak tuh. Kenapa Vi?" Tanya Elsa balik
"Ya nggak papa. Vio takut aja kalau pengalaman kak Elsa soal kak Kalila balik lagi. Eh, maksudnya terulang lagi" jawab Viona
Bibir Elsa terangkat membentuk. Sudah lama sekali Elsa tidak mengirim pesan email ke Kalila, temannya sewaktu SMA dulu. Meskipun tidak pernah terbalas dan tidak pernah ada tanda-tanda jika email itu aktif atau tidak.
"Kak Elsa masih sering ngirim chat hantu ke Kak Kalila?" Tanya Viona. Chat hantu yang dimaksud adalah chat yang dikirimkan Elsa di nomor Kalila yang sudah tidak aktif semenjak satu setengah tahun yang lalu.
Viona sengaja memberinya nama chat hantu karena Elsa mengharapkan balasan tapi pada nyatanya Kalila tidak pernah mengirimkan balasan meski sekalipun.
"Udah lama enggak. Mungkin Kalila masih marah sama gue" jawab Elsa
"Mungkin kak Kalila udah bahagia, di tempat yang nggak pernah kita ketahui. Dan ini kan pilihan kak Kalila juga. Kak Elsa hargai dengan nggak usah ganggu kak Kalila lagi. Bisa aja kak Kalila ngerasa aneh kalau nggak balas chat kak Elsa, tapi masih sakit hati jika di balas. Yang ada kak Kalila malah semakin nggak tenang untuk hal itu kak" ucap Viona lalu tersenyum lembut ke arah kakak perempuan nya.
Mungkin yang dikatakan Viona ada benarnya, Kalila ingin menjauh dari Elsa. Tidak seharusnya Elsa membuat Kalila risih dan terbebani dengan semua pesan yang sudah Elsa kirimkan melalui email atau sms. Elsa harus berhenti untuk mengharapkan Kalila akan kembali, Elsa mendoakan yang terbaik untuk kehidupan baru Kalila dimana pun Kalila berada.
![](https://img.wattpad.com/cover/257789641-288-k96349.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava & Elsa
ChickLit(Sekuel Backstreet) Mencintaimu bukan lah cara menciptakan sebuah pelangi, tapi tentang cara terkuat untuk menghadapi badai. (Dava) Langit tak selalu biru, mendung tidak selalu datang hujan, sore tidak selalu akan jingga, dan hidup tidak selamanya a...