15: Praise

252 22 0
                                    

Dava baru selesai mandi saat ponselnya berdering, ada panggilan dari Elsa. Dengan cekatan Dava langsung menggeser tombol hijau di layar lalu menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya dengan lengkung senyum yang begitu lebar.

"Halo Dav" sapa Elsa lebih dulu

"Kamu udah sampai rumah?" Tanya Dava dengan suara seolah posesif.

Samar-samar Dava mendengar suara Rendra yang dihafalnya, mengajak berbicara Elsa. Meskipun Dava tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Hanya saja Elsa menjawab dengan kata 'Nggak usah'

"Halo Dav, aku belum sampai rumah. Masih jalan mau pulang. Sama Rendra" jawab Elsa.

Jika ditanya apa Dava cemburu atau tidak, tentu Dava cemburu. Tapi rasa percaya Dava terhadap Elsa lebih tinggi dari rasa cemburu itu. Komitmen nya lebih penting dari apapun saat ini.

"Kamu hati-hati di jalan. Bilangin sama Rendra juga. Jangan ugal-ugalan kalau bawa mobil. Kalau dia ugal-ugalan aku masih bisa jemput kamu" ucap Dava.

Elsa terkekeh geli dengan perkataan Dava. Mau di tutupi seperti apapun, dari ucapan Dava sudah bisa di pastikan jika Dava cemburu.

"Ya udah, aku tutup ya telpon nya" ucap Elsa

Dava langsung melempar ponselnya ke atas ranjang saat sambungan itu terputus. Dava menyambar beberapa setel pakaian dari lemarinya.

***

Mobil dengan keluaran toyota berwarna hitam berhenti tepat di depan rumah Elsa. Elsa sudah meminta untuk diantar sampai di depan gerbang masuk perumahan, tapi Rendra memaksa mengantar Elsa sampai ke rumahnya. Alhasil sekarang Rendra tau dimana rumah Elsa berada.

"Nggak usah" ucap Elsa saat Rendra hendak membukakan seat belt untuk dirinya. Yang boleh melakukan itu hanyalah Dava.

Rendra mengangguk lalu kembali ke posisinya.

"Lo nggak nawarin gue buat mampir?" Tanya Rendra. Elsa akan membuka pintu tapi terhenti.

"Udah sore Ren, akan lebih baik kalau lo langsung pulang. Ntar nyokap lo nyariin" jawab Elsa dengan memaksakan seulas senyum agar menghias pipinya, terlihat ramah meskipun menolak.

"Ya udah. Gue langsung pulang kalau gitu" ucap Rendra

Elsa mengangguk lalu segera keluar dari mobil. Ketidak nyamanan itu semakin membuatnya ingin menendang mobil Rendra agar cepat enyah dari depan matanya.

Seusai mobil Rendra berbalik dan tidak terlihat di belokan, Elsa langsung mendorong gerbang warna putih yang tidak terkunci. Mata Elsa menangkap ada motor Vespa milik Diva yang terparkir di garasi. Memang tidak terlihat jika dari luar. Ukuran motor yang kecil dan terhalang pagar.

Dengan segera Elsa langsung berlari kecil masuk rumahnya. Benar saja ada Dava yang duduk seorang diri dengan minuman kaleng yang ada di meja. Tangannya memainkan ponsel seperti seorang suami yang menunggu istrinya pulang bekerja.

Dava terperanjat kaget saat pintu di buka secara tiba-tiba. Tapi Dava segera merubah mimik kaget itu menjadi senyuman karena melihat siapa yang datang.

Sengaja seusai mandi Dava langsung mendatangi rumah Elsa. Meminta kunci motor Diva dengan sedikit memaksa agar ia bisa nyelip dan bisa lebih cepat sampai di rumah Elsa sebelum Rendra sampai. Sesuai keinginannya, Dava sampai 5 menit lebih cepat dari datangnya Elsa. Viona membukakan pintu lalu kembali ke rutinitasnya dengan mencuci piring di dapur.

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang