42: Cooking

185 22 3
                                    

Elsa baru saja terbangun dari tidur pagi nya. Disambut dengan suara dentingan piring yang beradu dengan sendok. Artinya Viona sedang sarapan dan bersiap ke sekolah.

Tangan Elsa langsung menyingkap selimut yang menutup setengah bagian tubuhnya. Elsa dengan wajah khas bangun tidur langsung membuka jendela lebar beserta tirai putih yang langsung melambai-lambai menyambut angin yang masuk.

Matahari sudah terbit sangat tinggi, seperti bukan jam 6 pagi. Dengan cekatan Elsa langsung mengecek ponsel miliknya, wallpaper dengan jam 08:35 terpampang nyata disana, dan sekarang adalah hari Rabu.

Lalu siapa yang sedang makan di bawah?, Batinnya

Dengan langkah mengendap-endap, membuka pintu kamar, menutupnya tanpa menimbulkan suara, lalu Elsa turun dari tangga, dan mengintip dari balik dinding.

Dava sedang makan dengan santainya seolah rumah ini adalah rumahnya sendiri.

Elsa berdeham lalu menampakkan diri. Dava sama sekali tidak menunjukkan wajah kagetnya.

"Udahan sembunyi nya?" Tanya Dava

"Udah" ketus Elsa lalu duduk di depan Dava

"Kalau mau sarapan, ilernya di hapus dulu, sikat gigi, cuci muka" ucap Dava. Elsa langsung meraba area mulut dan juga matanya yang benar-benar masih bersih. Pasalnya tadi subuh Elsa sudah melakukan hal yang baru saja di ucapkan Dava. Tapi Elsa tidur lagi karena Viona juga masih lelap dalam tidurnya.

Elsa mendesis lalu melenggang pergi dengan hati yang dongkol. Maksud Dava ini mempermalukan nya atau mengingatkannya? Elsa tidak tau.

Disini Dava bersikap seperti seorang suami yang posesif terhadap istrinya. Sangat menyebalkan memang

Selang beberapa waktu Elsa sudah kembali ke meja makan, melihat beberapa makanan yang tersedia. Aroma yang enak dengan tampilan yang menggoda. Ayam goreng dan sup iga kesukaan Elsa tentunya.

"Made By Viona bukan?" Tanya Elsa

"Made By Viona made by Viona. Made by Dava nih. Aku tadi kesini itu, Viona udah didepan rumah nungguin pacarnya. Terus aku disuruh masuk aja. Aku bawa semua bahan makanan, terus aku masak buat kamu. Kamu cobain deh pasti enak" ucap Dava lalu tersenyum hangat

Elsa membalas senyum itu lalu mengambil nasi beserta menu yang sudah di siapkan oleh Dava. Mencobanya lalu tersenyum lebih lebar

"Udah sering masak? Latihan berapa kali seminggu? Kok udah pinter aja" tanya Elsa memuji. Untuk seukuran laki-laki seperti Dava, rasa masakan ini sudah sangat enak. Mungkin saja Elsa tidak bisa membuat semacam ini.

Dava mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya lalu menunjukkan layar ke depan wajah Elsa. Panggilan Video dengan mama nya selama lebih dari satu jam terpampang disana.

"Chef handal yang ngajarin" ucap Elsa lalu memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya. Sudah berpuluh-puluh kali Elsa mencicipi makanan yang dibuat oleh Vanya. Tidak satupun yang pernah mengecewakan lidahnya, rasa yang pas dan benar-benar membuat ketagihan. Kurang lebih sama seperti buatan Rosa.

"Sebelum kesini, aku belanja di supermarket yang buka 24 jam. Terus kesini dan video call sama mama deh minta di ajarin. Awalnya mama ketawa tapi akhirnya mau memandu aku" ucap Dava. Wajahnya begitu senang melihat Elsa memakan dengan lahap, tanpa merasakan kekurangan dalam makanan yang sudah di buatnya. Artinya Dava berhasil membuat lidah Elsa tersentuh dengan menu buatannya.

"Ngapain repot-repot sih Dav. Kan bisa beli di ojek online kalau kamu mau" ucap Elsa yang memberi ide ke Dava.

Dava malah tersenyum "rasanya beda. Nggak rasa khas buatan aku dong. Lagian juga aku belajar biar jadi tipe idaman kamu"

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang