Berhubung dosen Fisiologi hanya memberikan tugas dan langsung pergi karena ada acara seminar yang tidak bisa di tinggal, maka beberapa anak cepat-cepat menyelesaikan dan berkeinginan untuk segera pulang. Tapi Elsa sudah menyelesaikannya lebih dulu dari pada yang lain. Dikerjakan sungguhan, bukan asal-asalan.
Kaki Elsa kali ini berdiri di fakultas hukum seorang diri. Biasanya jika Elsa berada disini maka Elsa akan ditemani oleh Dava. Tapi Dava akan selesai sekitar 10-15 menit lagi. Beruntung Dava sempat mengatakan dimana ruangan kelasnya hari ini berada.
Di lantai 2 Elsa mengedarkan pandangan, menatap berbagai papan kelas yang tergantung di setiap pintu.
Mata Elsa menyipit saat melihat Dava sedang berdiri dan ada beberapa perempuan di sekelilingnya. Padahal Dava sudah berusaha menyingkirkan perempuan-perempuan itu dari sebelahnya.
Elsa tersenyum tipis "mungkin ini saatnya pembuktian" gumam Elsa sembari mengibaskan rambutnya ke belakang lalu melangkah dengan percaya diri ke arah Dava dan langsung bergelayut manja di lengan Dava seperti anak monyet.
"Sayang. . Kita pulang yuk. Aku lapar" ucap Elsa dengan nada yang di manja-manjakan lalu menatap perempuan-perempuan yang berdiri menghalangi langkah Dava.
Dava tersenyum sembari merangkul bahu Elsa "ayo" ucapnya kemudian menerobos begitu saja tanpa mempedulikan tatapan mereka yang kaget dan mata yang terbelalak lebar.
Elsa menepis tangan Dava yang nangkring di bahunya saat mereka sudah berada di sebelah mobil Dava yang terparkir rapi bersama ratusan mobil lainnya.
Dava membukakan pintu mobil tanpa Elsa minta. Dava menaruh telapak tangannya di atas kepala Elsa, takut jika sampai ubun-ubun Elsa akan terbentur atap mobil.
"Dav, kamu inget nggak kemarin aku cerita kalau kak Arion ngejar-ngejar aku? Yang waktu aku lari-larian" tanya Elsa saat Dava sudah duduk di balik setir kemudinya
"Ingat Sa. Kenapa? Dia ganggu kamu lagi?" Tanya Dava balik sembari menyalakan mesin mobil
Elsa menggeleng sembari mengeluarkan kotak hadiah yang diberikan oleh Arion melalui Hana "dia ngasih aku jepit rambut" ucap Elsa
"Kamu tadi ketemu dia?" Tanya Dava
"Enggak. Dia nitip ke Hana. Hana bilang, Kak Arion pengen ngasih ini kemarin. Tapi berhubung aku salah paham dan lari, makanya dia nitip ke Hana" jawab Elsa lalu memasukkan kembali hadiah pemberian Arion ke dalam tas.
Dava mengangguk-angguk "setau aku sih, kamu itu nggak terlalu suka jepit rambut. Tapi nggak tau kalau dari Arion kamu tiba-tiba jadi suka jepit" ucap Dava. Dulu sering sekali Dava memberi Elsa jepit rambut yang di rekomendasikan langsung oleh Diva. Tapi nyatanya jepit rambut itu justru berpindah tangan ke Viona.
"Ya udah sih nggak usah cemburu juga. Aku nggak suka sama japit rambut" ucap Elsa.
Beberapa waktu tidak ada pembicaraan apapun, Dava diam konsentrasi dengan jalanan yang lenggang. Tapi rasanya mulut Dava terasa begitu gatal untuk mengobrol dengan Elsa.
"Sa" panggil Dava
Elsa yang tadinya sibuk menatap trotoar yang mereka lewati, kini menoleh ke arah Dava "iya Dav"
"Aku punya usulan buat kita" ucap Dava antusias. Elsa menyipitkan mata, ada hal aneh yang akan Dava katakan. Elsa sudah hafal luar kepala, jika Dava berekspresi seperti itu, maka akan ada hal absurd yang terjadi.
"Wajah-wajah curiga udah terpasang" ucap Dava
"Usulan apa sih Dava?" Tanya Elsa gemas
"Ntar kalau kita udah nikah, punya anak. Gimana kalau dikasih nama Elva buat cewek, terus Vael buat cowok. Kan bagus sayang. Perpaduan nama kita emang udah klop banget. Makanya kayak jodoh" jawab Dava. Entah mengapa tiba-tiba otak Dava berjalan ke arah nama-nama itu saat dirinya sibuk menyetir di jalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dava & Elsa
ChickLit(Sekuel Backstreet) Mencintaimu bukan lah cara menciptakan sebuah pelangi, tapi tentang cara terkuat untuk menghadapi badai. (Dava) Langit tak selalu biru, mendung tidak selalu datang hujan, sore tidak selalu akan jingga, dan hidup tidak selamanya a...