24: Lunch

245 25 0
                                    

Acara makan siang bersama dengan keluarga Dava karena Bayu - Papa Dava baru pulang dari dinas di penerbangan sudah dilakukan oleh Elsa siang ini.

Papa Dava bekerja sebagai pilot di salah satu maskapai terkemuka di Indonesia, jam terbang yang tinggi dan cuti setiap 3 bulan sekali. Cukup lama, mengingat jika Bayu lebih sering melakukan penerbangan ke mancanegara dari pada penerbangan domestik.

"Gimana kuliah kamu Elsa?" Tanya Bayu seusai Elsa selesai makan sepotong apel yang telah di kupas oleh Vanya.

"Baik Om. Gimana pekerjaan om?" Tanya Elsa balik. Elsa adalah tipikal perempuan yang disukai oleh orang tua Dava. Sopan, santun, dan begitu lembut.

Bayu mengangguk sembari tersenyum "Membosankan dan menyenangkan seperti biasanya. Menjadi sopir dan ke Eropa, Afrika" jawab Bayu

Elsa justru terkekeh dengan jawaban Bayu. Setiap ditanya, selalu itu yang menjadi jawaban. Tidur di berbagai negara dan menerbangkan pesawat yang tinggi melalui radar.

"Kalau kamu jadi pilot, pertama kedua mungkin menyenangkan. Tapi kalau sudah puluhan tahun seperti om ini, yang ada kamu akan bosan dan ingin segera pensiun. Menghabiskan waktu dengan keluarga. Meskipun tidak bisa om pungkiri kalau berkeliling negara itu menyenangkan" ucap Bayu

"Ya nggak akan Dava izinkan lah Pa kalau Elsa jadi pilot" ketus Dava. Diva, Bayu dan Vanya kompak tertawa dengan suara Dava yang terdengar tidak suka pada usulan Bayu.

"Jadi dokter hewan aja ya sayang" ucap Vanya kepada Elsa. Elsa mengangguk mengiyakan

"Kalau udah jadi dokter hewan. Kak Elsa jangan lupa menjinakkan kak Dava biar nggak galak" tambah Diva lalu meneguk air mineral di gelasnya

Dava menyipitkan mata menatap adik perempuannya yang tergolong dalam manusia aneh itu.

"Ma, Pa kalau udah pembicaraannya Dava izin mau keluar sama Elsa" ucap Dava

"Iya silahkan Dav" ucap Vanya.

Elsa mendesis kesal dengan kelakuan Dava. Padahal masih banyak hal yang ingin Elsa tanyakan pada Bayu. Ingin mendengarkan hal apa saja yang menarik di luar negeri. Tapi Dava sudah menarik lengannya lebih dulu.

"Om, Tante terimakasih makan siangnya. Saya dan Dava pamit dulu" ucap Elsa lalu menyalami tangan papa dan mama Dava secara bergantian.

"Iya sayang. Hati-hati ya. Sering-sering datang kesini. Mama kangen sekali kalau kamu lama nggak ke rumah" ucap Vanya lalu cipika-cipiki dengan Elsa.

"Iya tante" jawab Elsa dengan senyum yang begitu hangat.

"Sering-sering kesini. Anggap rumah sendiri. Kan kamu calonnya juga akan tinggal disini. Dan kalau Om sudah pulang dari dinas lagi, kamu harus makan disini lagi. Ada banyak cerita yang perlu om bagi dengan kamu" ucap Bayu sembari menepuk pundak Elsa sebanyak dua kali.

"Baik Om. Elsa tunggu cerita-cerita om selama terbang 3 bulan" jawab Elsa.

"Diva, aku duluan ya" ucap Elsa pada Diva

"Hati-hati kak" ucap Diva.

"Dava hati-hati. Jangan ngebut-ngebut" seru Vanya saat Dava dan Elsa sudah beranjak dari ruang makan. Dava mengiyakan dengan sedikit menaikkan intonasi suaranya agar sampai dimana papa dan mama nya berada.

Dava masih menggandeng lengan Elsa lalu membukakan pintu mobilnya lebar, memasangkan seat belt lalu berpindah ke arah jok kemudinya.

"Kenapa harus secepat ini? Aku kan belum selesai ngobrol sama Om Bayu" protes Elsa saat mobil Dava mulai meninggalkan area rumah di kawasan Utara kota itu.

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang