Tas yang di tenteng dan beberapa buku besar ada di tangan Elsa. Pagi ini Elsa sedang menunggu kedatangan Dava yang sudah mengatakan berangkat sejak 20 menit yang lalu, tapi sampai sekarang belum juga terlihat batang hidungnya.
Sekalian berjemur, Elsa memilih menunggu Dava di depan pagar rumah. Menyapa beberapa tetangga yang dikenal oleh Elsa atau disapa oleh tetangga yang mengenal baik keluarga Elsa. Kebetulan Rosa ikut arisan di area perumahan ini, sehingga tidak sedikit orang yang mengenal keluarga Elsa.
"Kak, Vio mau berangkat dulu. Mama masih bersih-bersih di dalam" ucap Viona yang baru keluar dari halaman rumah
"Hati-hati di jalan" ucap Elsa
"Nggak mau barengan?"
"Enggak"
"Ya udah. Hati-hati juga dijalan kak" ucap Viona lalu mengendarai motor matic nya.
Elsa menatap punggung Viona yang kian menjauh. Viona tidak mengendarai motornya secara ugal-ugalan atau kebut-kebutan. Tidak tau kalau sedang sendiri dan tidak dalam pandangan Elsa.
Selang beberapa waktu Dava memberhentikan motor Vespa di depan rumah Elsa. Elsa memutar bola matanya kesal. Padahal Dava naik motor, bisa selap-selip.
"Muter ke Irak dulu. Bentar banget sampainya" sindir Elsa sembari menggunakan helm nya sendiri.
Dava terkekeh "sinis banget sih Elsayang. Makin cantik aja" ucapnya dengan menaik-turunkan alisnya
"Bacot banget sih. Buruan. Ada kelas pagi nih" ucap Elsa lalu naik di jok belakang.
"Iya iya sayang. Mau mampir coffe shop?" Tanya Dava
"Udah keburu telat Dava"
"Iya sayang iya. Dalam waktu sebentar akan cepat sampai" ucap Dava. Wajahnya riang pagi ini meskipun Dava baru bangun 1 jam yang lalu.
"Daripada ngomong terus. Mending berangkat" suruh Elsa.
Dava memutar gas di tangannya, keluar dari area perumahan. Jalanan cukup ramai jika waktunya sepagi ini. Bersama dengan anak sekolahan, orang berangkat bekerja dan berbagai aktivitas yang biasa dilakukan di pagi hari.
"Ada cokelat di tas aku ambil aja Sa" ucap Dava
"Ha?"
"Ada cokelat Elsa di tas aku" Dava mengulang ucapannya dengan nada yang lebih keras agar Elsa mendengarnya dengan baik. Tapi suara angin yang diselingi kendaraan berlalu lalang tidak kalah dari suara yang Dava ucapkan
"Iya keburu telat emang. Lo kan lama tadi"
Dava menghela nafasnya panjang "tuli kan kalau naik motor. Menyesal udah rebutan kunci sama Diva" gumam Dava.
Pagi ini saat Dava mengatakan berangkat ke rumah Elsa. Dava lebih dulu berebut kunci motor Diva, beradu mulut dan saling cubit. Sampai akhirnya Dava lah yang memenangkan perebutan kunci motor itu. Dengan perjanjian Dava akan membelikan Diva pizza. Akhirnya Diva diantar ke sekolah oleh Pak Ilham dengan wajah penuh kemenangan.
"Sa nanti kamu pulang jam berapa?" Tanya Dava
Elsa melihat arloji di pergelangan tangannya kemudian bergumam sebentar "20 menit lagi udah masuk" jawabnya.
"Udah paling bener nggak usah ngomong kalau ngebut begini" ucap Dava pada dirinya sendiri. Dava fokus dengan jalanan di depannya daripada berbicara ngotot dengan Elsa. Bukan menyelesaikan masalah, yang ada malah saling ngegas.
Beberapa menit setelah melewati jalanan macet, kebut-kebutan. Kini Dava memarkirkan motornya di sebelah gedung fakultas kedokteran. Dava membantu Elsa melepaskan helm di kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dava & Elsa
ChickLit(Sekuel Backstreet) Mencintaimu bukan lah cara menciptakan sebuah pelangi, tapi tentang cara terkuat untuk menghadapi badai. (Dava) Langit tak selalu biru, mendung tidak selalu datang hujan, sore tidak selalu akan jingga, dan hidup tidak selamanya a...