23: Cousin

218 22 0
                                    

Buku paket yang tebalnya sudah seperti catatan dosa, kali ini di bawa oleh Elsa pagi ini.

Pak Ilham - sopir Dava yang diminta oleh Dava untuk mengantarkan Elsa karena Dava masih tidur dengan pulas nya. Pak Ilham mengantarkan Elsa sampai di depan lobby kampus dimana banyak mahasiswa yang berlalu lalang.

"Pak Makasih ya. Sampaikan terimakasih juga untuk Dava" ucap Elsa sebelum turun dari mobil

"Iya non sama-sama" jawab Pak Ilham

Elsa keluar dari mobil berwarna putih tersebut. Kemudian Elsa berjalan dengan santai karena jam mata kuliah akan di mulai setengah jam lagi.

"Elsa" panggilan dari arah belakang itu membuat Elsa berputar 180 derajat.

Ada Arion yang berdiri tegak, dan wajahnya tetap menunjukkan senyum meskipun Elsa sudah menolaknya tempo hari.

"Ada yang bisa dibantu kak?" Tanya Elsa langsung ke intinya daripada bertele-tele. Lagi pula Elsa juga merasa tidak nyaman dengan kehadiran Arion di sekitarnya.

"Kenapa akhir-akhir ini di chat nggak balas?" Tanya Arion

Kepo, batin Elsa kesal.

Yang dilakukan Elsa malah bergumam memikirkan jawaban, karena tidak mungkin jika Elsa mengatai Arion kepo. Dengan senior haruslah sopan, meskipun di dalam hati kita memaki.

"Nggak sempat" jawabnya asal.

Arion mengulurkan tangannya "kita berteman?" Tanya nya

Elsa memikirkan ucapan Rosa dan Dava. Ucapan yang sama agar Elsa menerima pertemanan itu.

Elsa mengangguk lalu menjabat tangan Arion. Tidak ada yang salah dengan pertemanan, yang salah adalah melibatkan perasaan dalam pertemanan.

"Gue mau ke kelas dulu ya kak" pamit Elsa kemudian melenggang pergi tanpa menghiraukan panggilan dari Arion.

Sampai di depan pintu kelasnya, Elsa langsung bernafas panjang dan duduk di bangku yang tersedia di sebelah pintu. Kebetulan kelasnya pagi ini masih digunakan oleh kelas lainnya dan akan berakhir setengah jam lagi.

Elsa mengeluarkan ponselnya lalu menekan tombol panggilan di bagian kanan bawah, langsung ke kontak Dava.

"Baru bangun yang. Kamu udah sampai? Pak Ilham bawa mobil kebut-kebutan nggak? Terus dia bener jagain kamu nggak?" Tanya Dava bertubi saat Dava baru saja mengangkat panggilan masuk dari Elsa.

"Dava. . Hello Dava. Ini aku udah sampai kampus. Udah di kelas mau ada mata kuliah. Nggak usah panik" tegas Elsa yang mulai meradang dengan kelakuan absurd yang setiap hari dilakukan oleh Dava.

Dava menghela nafasnya panjang "syukurlah sayang. Gimana? Mau ngomong apa?" Tanya Dava

"Kak Arion ngajakin aku berteman. Ya udah, aku iyain. Seperti kata kamu dan mama, tidak ada yang salah dari pertemanan selama kita tidak melibatkan perasaan" ucap Elsa pelan. Elsa tidak ingin jika teman-teman sekelasnya yang sudah datang akan mendengar pembicaraan antara Elsa dan Dava. Dan akan mengecap jika Elsa terlalu percaya diri sampai mengklaim bahwa Arion menyukai Elsa.

Elsa tidak menginginkan cap itu menempel

"Baik. Kamu udah melakukan hal yang bener. Aku matiin dulu ya sayang. Aku mau siap-siap. Satu jam lagi aku ada jadwal ngampus. Nanti kita berkabar lagi" ucap Dava lembut

"Iya Dav" jawab Elsa.

Sambungan telepon langsung terputus selaras dengan kedatangan Sari dan juga Hana yang bersamaan. Keduanya langsung mengambil tempat duduk di dekat Elsa. Apalagi jika bukan mendengarkan Elsa bercerita tentang harinya yang membosankan atau sekedar bercerita bagaimana romantisnya Dava dengan Elsa.

Dava & ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang