Salah paham

596 81 0
                                    

Saling percaya itu kunci suatu hubungan
~Bilqis


***

"Sorry."

Satu kata yang keluar setelah hampir lima belas menit mereka hanya tatap-tatapan.
Bryan melipat tangannya didepan dada, ia menatap Samuel tajam.

"Gue sadar gue salah, gak seharusnya gue ngelakuin hal sampai sejauh ini. Gue dibutakan oleh cinta gue ke adik gue, gue rela ngelakuin apapun demi kebahagiaannya," jelas Samuel tulus.

Bryan tidak menyangka kalo seorang Samuel memiliki rasa sayang yang sangat besar terhadap adiknya.

"Lo yang ngirim pesan itu?"

Samuel menatap Bryan, ia mengangguk. "Gue mau kalian waspada dan gue harap lo bisa jaga Bilqis, karena dia tujuan utama adik gue."

"Dia hampir nabrak Bilqis dengan mobil nyokap lo," ujar Bryan.

Samuel menggeram kesal ternyata Sabetha sudah selangkah lebih maju dari perkiraannya.

"Dia begitu nekat kalo sudah obses sama sesuatu, dia gak akan melepaskannya sampai dia mendapatkan apa yang dia mau."

"Lo pasti tau rencana yang dia buat?"

Samuel menggeleng. "Gue yakin dia pasti akan lebih nekat lagi untuk mencelakakan Bilqis."

Bryan mengepalkan tangannya, ia tidak menyangka gadis itu sangat berbahaya.

"Ayah kecelakaan," ucap Bryan yang membuat Samuel sangat terkejut.

"Kenapa bisa? Gimana keadaannya sekarang?"

"Ayah kecelakaan saat dalam perjalanan pulang dari luar kota, ayah masih koma sampai saat ini. Gue gak tau penyebab pasti kecelakaan yang dialaminya," jelas Bryan.

Samuel menunduk, "Sorry, Bry, karena keluarga gue hidup lo hancur bahkan gue salah satu orang yang terlibat." Samuel sangat menyesal.

Bryan menepuk pelan pundak lelaki itu. "Bukan salah lo, gue udah maafin lo. Imbalannya lo harus bantu gue jaga Bilqis."

Samuel tersenyum kecil, "Walau gue di penjara tapi orang-orang gue akan mengawasi Sabetha dan tugas lo harus selalu ada di samping Bilqis, gue titip dia sama lo, ya."

Seorang lelaki parubaya menghampiri Bryan.

"Gimana, Om?" tanya Bryan.

"Beres, Samuel udah bisa bebas."

"Terima kasih, Om Farhan."

Bryan meminta bantuan pengacara keluarganya untuk membebaskan Samuel. Ia sudah memaafkan lelaki itu, bagaimana pun mereka saudara sekarang. Tidak baik saling menyimpan amarah dan dendam.

Samuel tersenyum senang. "Gue akan balas semua jasa lo."

"Cukup jadi orang yang lebih baik lagi." Keduanya berpelukan dan saling memaafkan.

Bryan mengantar Samuel kembali ke rumah mewah ayahnya, ia meminta Sam untuk beristirahat sebentar sebelum menjenguk Ravin di rumah sakit.

"Dia masih koma di rumah sakit, seharusnya dia segera mati supaya seluruh harta kekayaannya jatuh ke tanganku."

Samuel menguping pembicaraan wanita yang tidak lain adalah ibunya itu dengan seseorang di telpon.

"Tentu saja, rencanaku berhasil. Orang suruhanku yang sudah memotong rem mobil si tua bangka itu. Aku akan memberinya sedikit waktu sebelum ia berpulang kepangkuan tuhan, hitung-hitung mengurangi dosanya." Ariana tertawa puas.

"Dia masih harus hidup karena hartanya baru sebagian aku kuasai sedangkan sebagiannya lagi masih atas nama anak sialan itu! Apa perlu aku menghabisi keduanya?" Ariana duduk di sofa dengan kaki bersila, ia tertawa puas karena sebentar lagi ia akan resmi menjadi nyonya besar dan menguasai semua aset yang dimiliki Ravin.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang