chapter 13 | are u mad?

402 40 204
                                    

Pukul 01.00 dini hari

Aron berlari di koridor sekolahnya, dengan keringat yang membasahi tubuhnya hingga bercampur dengan luka-lukanya, Aron terus berjalan menilik satu persatu ruangan kelas sampai parkiran belakang sambil menggumamkan nama Alyra.

Aron melirik jamnya, "bego, Ron! Ini udah pagi!" Katanya frustasi. Aron segera lari kedepan gerbang sekolah. Menaiki motornya, dan memacunya dengan kecepatan tinggi.

Jangan ditanya lagi, tujuan laki-laki itu adalah rumah Alyra. Ia sangat merasa bersalah karena tidak menepati janji pada Alyra. Apalagi setelah mendengar pernyataan dari Kala tadi, katanya Alyra menunggunya sejak pulang sekolah.

Aron berdesis, harus bagaimana lagi ia meyakinkan Alyra. Entah kenapa Aron semakin tidak enak dengan Alyra. Aron juga tidak tau dirinya ini kenapa, sangat takut bagi dirinya kalau mengetahui Alyra kali ini benar-benar kecewa.

Aron sudah sampai di depan rumah Alyra. Ia berdesis karena rumah Alyra yang sudah gelap, menyisakan lampu teras rumahnya saja. Aron turun dari motornya, berdiri disebelah motor tampan itu, menatap jendela di lantai dua yang di duganya adalah kamar Alyra. Lampu kamarnya mati, jelas saja, pasti gadis itu sudah tidur saat ini. Aron mengacak rambutnya frustasi.

Aron membuka ponselnya, lalu mengetik pesan untuk gadis itu.

to, Alyra

Gue di depan

"Ck!" Aron berdecak, ia menghapus pesan barusan, lalu memasukkan ponselnya kedalam kantung jaketnya.

Ia menaiki motornya, memakai helm full face nya dengan tatapan yang tidak ia lepaskan dari jendela kamar Alyra. Laki-laki itu hendak pergi dari sana sebelum tiba-tiba lampu kamar Alyra menyala.

"Alyra?" Gumamnya kembali memarkirkan motornya.

--POF District 9--

Gadis itu membolak-balikkan badannya, gelisah. Dikepalanya berputar terus suara dan wajah tampan laki-laki itu.

"Duh!!!" Gerutunya, Alyra duduk di ujung tempat tidurnya, lalu menatap sekitar kamarnya yang hanya menyisakan jarak pandang yang sedikit karena kamarnya gelap.

"Kak Aron gimana ya kabarnya?, Kok gue khawatir dia kenapa-kenapa sih?!" cercanya pada diri sendiri.

Alyra merebahkan kembali tubuhnya, menatap langit-langit kamarnya, "gue khawatir, beneran deh!" Katanya.

Karena teringat sesuatu, gadis itu meraih ponselnya dengan posisi yang sama, ia meraba tempat tidurnya dan untungnya ia menemukan ponsel itu disana.

Diketiknya pesan untuk Aron.

to, kak Aron

Udah pulang?

"Haisshhhh!!" Desisnya, "udah jam satu Alyra bego!" Katanya merutuki nasibnya sendiri.

Alyra berguling di dalam selimutnya, ia menghentakkan kakinya di kasur, ia kemudian kembali duduk dengan keadaan yang kacau. Alyra boleh jujur tidak?, Gadis itu sebenarnya bukan kesal karena Aron tidak menepati janjinya dan membuatnya menunggu sampai sore. Kalau bukan karena dijemput Herdi, Alyra mungkin tidak akan pergi dari parkiran belakang. Tapi permasalahan ini berbeda, Alyra justru khawatir dengan keadaan Aron dan teman-temannya. Sampai sekarang juga laki-laki itu belum memberikan kabarnya. Simple saja, kalau belum memberikan kabar, antara ia memang sibuk, atau ia memang tidak ingin mengabarkan kalian, kalimat simple nya adalah kalian bukan prioritas, atau bahkan yang lebih sakitnya, dia sedang celaka.

President Of District 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang