Aron dan Arion menunggu di ruangan rapat yang ada di rumah mereka. Aron duduk di bangku, sedangkan Arion berdiri di sebelahnya. Mereka berdua sedang menunggu Rapt untuk masuk kedalam ruangan.
tok...tok...
Dua ketukan terdengar, Aron langsung berdeham pertanda memberikan izin untuk masuk.
"Ada apa, capt–" Belum sempat selesai berbicara, Felix sudah bungkan ketika melihat Arion yang juga berdiri bersama Aron di dalam ruangan itu.
Bruk
Tubuh Felix di dorong untuk maju karena dirinya menghalangi anggota lain yang juga ingin masuk.
"Maju lah, Lix!" Gerutu Nucca yang menabrak Felix didepannya. "Ada apaan, sih!!"
Saat mereka semua berhasil masuk. Ekspresi yang ditujukan sama persis satu dengan yang lain. Nucca melotot saat menyadari kalau yang berdiri di sebelah kaptennya itu memang Arion.
"Lo ngapain disini!" Tunjuk Nucca tidak terima pada Arion. "Bukannya lo cuma minta tolong ke Rezz sekali doang–"
"Nucc." Tegur Aron. Nucca langsung diam.
"Kenapa, Ron?" Tanya Erdo yang meminta kejelasan ini.
"Dia disini, Arion memang disini." Kata Aron pada teman-temannya. "Kalian ga salah lihat, Arion memang gue ajak kesini."
"Ron! Lo udah kena hasut, ya!" Ucap Geza yang menerka.
Arion melotot. "Enak aja!" Umpatnya. "Kalo dijelasin bakalan dua jilid. Mending lo semua diem deh! Jang jelas gue ga ngehasut kapten lo!"
"YE NYOLOT ANJING!" Nucca menggulung lengan kemejanya dan segera maju untuk menerjang Arion, begitu juga Arion.
"TAU! LUPA LO LAGI DI MANA NIH?!" Dito berteriak juga.
"YA RUMAH BOKAP GUE??" Balas Arion nyalang juga. Yang lain terdiam. Benar juga, ini memang rumah Arion.
Nucca sudah berada di depan barisan, ia menunjuk Arion untuk segera maju, begitu juga Arion yang sudah siap untuk menerima tawaran bertarung Nucca.
Aron menahan lengan Arion, sedangkan Nucca di tahan Rezz yang ada di sebelahnya.
"Cukup, Rion." Putus Aron dingin. "Jangan buat keributan kalo masih mau bahas ini."
Arion mengurungkan niatnya. Dilihatnya Nucca yang masih ribut menunjuk dirinya nya. Ia hanya mendesis pelan.
"Bahas apa?" Tanya Erdo singkat. Sejujurnya, Erdo dan anggota Rapt yang lainnya tidak menyukai akan kehadiran Arion di tempat ini, tempat yang hanya dikunjungi oleh anggota utama Raptor saja.
Aron mempersilahkan anggotanya untuk duduk terlebih dahulu. Lalu ia mulai berbicara.
"Upacara pelantikan presiden."
Semuanya menatap Aron ketika kalimat itu selesai diucapkannya. "Malam ini?" Tanya Felix langsung.
Aron mengangguk. "Menurut kalian, gimana?" Tanyanya lesu.
Felix tersenyum. "Lebih bagus. Kalau lo tetap di posisi kapten, yang ada pertahanan kita bisa goyah."
Geza mengangguk. "Iya. Gue sama Felix udah bahas ini sebelumnya. Kalau lo megang satu jabatan, mending lo naik jadi presiden secepatnya, dan biarkan posisi kapten kosong untuk sementara waktu."
Yang lain hanya mengangguk. "Kita setuju. Kalau lo ngumpulin kita buat nanya setuju atau engga sama keputusan lo, kita semua setuju." Jawab Dito kemudian.
Aron menghela. "Sebenernya gue belum siap. Gue ga bisa."
"Apa yang lo ga bisa, Ron?" Ucap Erdo menarik nafasnya. "Lo punya potensi untuk itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
President Of District 9
Teen FictionLove, Life, Raptor Sudah hukum alam, yang paling kuat yang berkuasa. Aron mungkin memegang istilah itu, menjadi kapten bagi kelompok paling berkuasa di setiap sudut distrik, membuat dirinya menjadi nomor satu diatas segalanya. Siapa yang tidak kenal...