Disini mereka-Rapt. Di perbatasan Distrik yang akan membawa mereka semua untuk bertemu siapa orang yang sudah berani memasuki distrik tanpa izin dari Aron. Kelompok mana yang berani memesan senjata api ilegal kedalam kota ini. Rapt berharap ini bukan orang baru lagi. Konspirasi siapa dalang dari semua kejadian ini saja masih abu-abu, Informasi dari Arion hanya sebatas membantu, tapi untuk fakta nya, sepertinya Rapt harus melihatnya sendiri.
Rapt masih belum banyak bertindak, mereka masih duduk menunggu di atas motornya. Memainkan alat perang mereka masing-masing. Rapt memakai bandana mereka sebagai penutup mulut untuk menyamarkan identitas mereka. Dengan balutan bandana berwarna biru khas Raptor itu, Rapt tampak sangat gagah. Bandana yang dimiliki masing-masing anggota Raptor.
"Capt, semua udah beres." Mark baru saja sampai bersama Dito. Mereka yang bertugas untuk mengurus perizinan antar distrik.
"Kalo gitu kita mulai berpencar, Sesuai posisi masing-masing!" kata Aron memberikan perintah.
"Yes! Capt!"
"Kalau ga ada laporan masuk perbatasan dari yang berjaga, itu tandanya mereka menerobos masuk." Jelas Aron sebelumnya.
Setelah memberikan hormat khas kelompok itu, Rapt bergegas menuju titik dimana mereka akan menunggu. Titik yang sudah di tentukan oleh Felix. Mereka mulai menyebar ke beberapa sudut wilayah. Aron pergi bersama Dito. Nucca bersama Rezz, Geza bersama Felix. Dan Erdo bersama Mark. Mereka semua mematikan lampu motor setelah merasakan ada pergerakan dari arah jalanan beraspal.
srk.. srk
Suara walkie talkie mulai terdengar. Itu milik Dito. "Mark, kayaknya dia ke arah Lo." Katanya dengan pelan.
"Oke, To. I got it." Balas Mark.
Terlihat satu mobil box hitam masuk melewati perbatasan kota Dhistree. Hanya dua orang yang ada di dalam kendaraan itu, sepertinya hanya sang-supir dan satu orang yang menemani. Kalau dilihat, tidak ada pengawalan khusus di sekitaran mobil itu.
Aron menghidupkan walkie talkie miliknya. "Laporan dari distrik ga ada. Rapt, LO semua tau apa artinya!. Sekarang bergerak!"
Mereka yang mendapat perintah, langsung mengangguk dan mengendarai untuk mendahului mobil itu, di sebelahnya ada Mark yang sudah bersiap untuk menyusulnya. Erdo memacu kecepatan motor nya untuk mendahului mobil itu agar bisa menyudutkan nya di jalanan.
Brmm.. Brmmm
Geberan sangar dari motor tampan Rapt mulai terdengar satu persatu, mereka memacu dengan kecepatan yang tinggi untuk bisa menyusul mobil box itu segera. Felix dan Geza ikut bergabung. Geza membawa satu tongkat besi di tangannya. Setelah posisinya tepat berada di belakang ekor mobil, Geza melemparkannya di sela jari-jari mobil yang bergerak cukup cepat itu.
CIIIIITTTT
Geza ternyata tepat sasaran, bannya berhenti berputar setelah besi itu tersangkut di sana, sehingga mobil itu tergelincir sangat jauh karena tidak terkendali. Felix masih mengikuti di sebelahnya, sesekali mengelak karena takut motor nya menjadi korban dari mobil yang hilang kendali itu.
Brak
Mobil itu terjun di jurang yang dangkal. Mobilnya tersangkut di pohon besar yang untung saja tidak patah karenanya. Rapt segera turun dari motor mereka. Mark langsung menuju kedepan pintu mobil dimana supir itu berada. Geza dan Nucca ikut bersamanya. Aron dan yang lain memilih untuk mengecek keadaan di belakang. Tujuan mereka adalah box yang diyakini berisi senjata ilegal itu.
Tujuan Rapt, hanya memastikan siapa yang berani memesan senjata murahan ini. Apakah nama itu sama dengan yang di sebutkan Arion? Atau malah ada kelompok lain yang ingin bermain-main dengan Raptor. Setelah mengetahui bahwa satu kelompok telah berkhianat kepada Raptor. Sekarang, Aron menjadi siaga, bisa saja, kelompok lainnya juga memiliki tujuan yang sama untuk berkhianat.
KAMU SEDANG MEMBACA
President Of District 9
Teen FictionLove, Life, Raptor Sudah hukum alam, yang paling kuat yang berkuasa. Aron mungkin memegang istilah itu, menjadi kapten bagi kelompok paling berkuasa di setiap sudut distrik, membuat dirinya menjadi nomor satu diatas segalanya. Siapa yang tidak kenal...