chapter 37 | he is gone

146 21 82
                                    

[Disclaimer!! Mungkin chapter ini agak kasar gitu gays, bijak dalam membaca yaa.. adegan disini seratus persen hanya fiksi belaka...]

anw, selamat membaca, Blue!

--POF District 9--

Aron duduk di bangkunya, didepannya ada Rapt yang juga duduk di hadapannya. Mereka masih terlarut dengan pikiran masing-masing. Memekik tertahan, bahkan saling mengumpat. Mereka semua masih tidak percaya dengan apa yang tadi Aron ceritakan mengenai alasan Mark memilih Eagle.

"Cih! Alasan sampah!" Pekik Rezz muak. "Gila! Orang gila! Bisa-bisanya milih Eagle hanya karena belum menyudutkan Valen? Apa-apaan!"

"Dia lebih milih buat bertarung bareng Valen, bukan bareng kita." Timpal Aron lagi.

"Gue paham sih motifnya gimana, tapi ngga harus berkhianat juga anjing!" Felix ikut tersulut emosi.

"Capt! Kita lanjut?" Nucca memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.

Aron berdeham. "Penyusunan strategi undur, Lix. Kita ga bisa susun strategi kalau kaya gini. Tenangin pikiran lo semua. Nanti kita lanjut."

Felix mengangguk. "Oke, Ron."

Erdo berdecih. "Gue masih ga habis pikir. Mark sebajingan itu!"

Aron tersenyum miring. "Lo nilai sendiri aja."

Rezz menghela nafas. "Gue pikir ini mimpi, ternyata nyata, damn!"

"Untuk menyerang Mark, kalian yakin?" Tanya Aron kemudian.

Seluruh Rapt mengangguk setuju. Aron tersenyum melihat anggukan yakin dari semuanya.

"Lo udah bertarung bareng sama Mark. Dia wakil lo semua." Tambah Aron lagi untuk meyakinkan.

"Setelah lo bilang dia lebih milih Eagle. Dia bukan wakil kita semua, Ron." Jawab Nucca sekenanya. Yang lain mengangguk setuju.

"Tapi bukan malem ini. Bukan malam ini kita nyerangnya. Kaya yang lo bilang, Mark pasti udah babak belur lo bikin." Jawab Felix lagi.

Erdo mendesis. "Kalo bukan ditahan Aron, gue udah bergerak malam ini."

"Ga perduli mark lagi lemah?" Tanya Dito meyakinkan Erdo.

Dengan santainya, Erdo mengangguk. "Harusnya bajingan itu berterimakasih sama Aron! Gue milih buat tahan ini karena Aron yang minta."

Aron mengangguk. "Dito bener, lo ga bisa ngehajar lawan yang lagi lemah, Do. Kalau lo memanfaatkan kelemahannya itu, kemenangan lo ga bisa di rayakan nantinya."

"Jadi, tunggu aja sampe Mark sembuh." Lanjut Aron.

Geza mengangguk. "Kalau mau lebih seru, kita tunggu Mark di hari penyerangan. Kita harus bagi-bagi waktu biar semua kebagian buat ngehajar Mark."

Nucca mengangguk. "Gue udah ga sabar."

Aron berdiri ketika pembahasan mereka selesai. "Kalau itu yang kalian mau, jangan coba-coba buat cari Mark sampe hari penyerangan tiba."

"Malam ini selesai. Lo bebas mau lakuin apa aja, dua hari lagi kita ketemu di markas buat bahas strategi lagi."

"Sebelum hari itu tiba, lo bebas buat lampiaskan amarah lo soal Mark ke siapapun. Asal jangan sampe ngebunuh orang yang ngga bersalah."

"Kalau mau lebih berguna, cari bandit perbatasan, lalu hajar habis-habisan!"

Rapt mengangguk mengerti. Kapten mereka memberikan waktu bagi Rapt untuk menerima fakta menyedihkan ini. Juga, Aron memberikan mereka waktu untuk menyembuhkan luka akibat kekecewaan mereka terhadap Mark, mantan wakil kapten Raptor.

President Of District 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang