chapter 2 | Jaket Raptor

825 80 32
                                    

"Sialan! Kenapa hari ini gue apes bener anjing" gumam Dito lebih seperti menggerutu.

Pasalnya, Dito baru saja menumpahkan jus jeruk manis di jaket Aron secara tidak sengaja. Alhasil, sekarang ia sedang dihukum Aron untuk membersihkan sisa bulir jeruk yang masih lengket di jaket berwibawa itu. Tidak hanya itu, sekarang Dito menjadi bahan bullyan Mark karena dihukum seperti ini. Kasihan, padahal dia baru saja menang taruhan dengan Mark, kini realitamya terbalik.

Salah Dito sendiri, ketika mendengar penjelasan dari Erdo soal anak baru yang dimaksud Aron, jus jeruk manis yang ada ditangannya terguncang karena respon dirinya yang berlebihan, hingga akhirnya jaket Aron yang menjadi korban.

Setelah sepuluh menit menggosok jaket hitam berlambang kepala Raptor dengan sikat dan sabun sialan itu dikamar mandi, Dito keluar dengan senyum lega, jelas saja, hukumannya sudah selesai. Walaupun toilet sekolahnya bersih, cantik, dan nyaman, tapi tetap saja itu toilet, Dito juga jijik. Dito berjalan sambil menenteng jaket itu dengan senyum penuh kemenangan. Sesekali ia mengedipkan sebelah matanya pada siswi yang ada di koridor sekolah, menyebabkan siswi tersebut berteriak histeris. Kedipan maut Dito, siapa yang mau nolak?.

Belum ada lima menit Dito berjalan dengan tenang, tiba-tiba badannya yang gagah itu menabrak siswi yang badannya lebih mungil dari dirinya.

Byurr

Sialnya, gadis itu membawa minuman yang kini sudah membasahi separuh seragam sekolahnya karena Dito yang menabraknya. Ada kabar baik, dan buruk. Kabar buruknya adalah, Dito harus bertanggung jawab lagi atas kelalaiannya. Kabar baiknya, itu bukanlah jus jeruk manis, melainkan air putih biasa, sehingga Dito tidak harus membersihkan bulir jeruk seperti yang sebelumnya. Tapi tetap saja, baju gadis itu basah dan.. sedikit transparan.

"Astaga!" Itu suara Dito.

"Sumpah ya gue hari ini kenapa sih!" Gerutunya menutup wajahnya dengan jaket milik Aron yang dipegangnya. Dito frustasi.

"So-sory ya?" Ucapnya sambil menilik wajah gadis itu.

Alis Dito bertaut saat menyadari wajah asing yang baru saja dilihatnya. "Hee??, Gue kok baru pertama kali liat lo ya?" Ucapnya tampak seperti berfikir.

"Oh atau lo anak baru yang di maksud Aron itu ya?" Sambung Dito sambil berfikir. "Dari yang di ceritain Erdo, sama sih"

Alyra yang sedari tadi menutupi bagian bajunya yang basah, kini melotot tidak percaya, untung saja ia sedang menunduk, sehingga Dito tidak bisa mengetahui keterkejutan dirinya.

Aron? Laki-laki itu kan?

"Pantes Aron nanya, cantik juga ternyata. Emang mata Aron bagus yee" Dito berdecak kagum melihat gadis cantik yang ada di depannya itu.

Pipi Alyra memanas, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja Dito katakan. Untuk apa Aron menanyakan dirinya?. Dengan susah payah dirinya mengontrol suara detakan jantung yang ia takuti akan didengar juga oleh Dito.

"Anjing" umpat Dito, "cakep benerr!" Gerutunya sekali lagi yang masih tidak habis fikir dengan rupa cantik Alyra. Jelas saja, hidung bangir, kulit putih, mata yang indah, bibir merah muda tipis, siapa yang tidak terpanah? Bak dewi cinta, Alyra dengan segala pesonanya mampu menaklukkan laki-laki manapun, walau hanya berdiam diri seperti saat ini.

Mau gue deketi, tapi takut udah di lirik Aron, sial.

"Eh, gue minta maaf ya? Beneran ga sengaja" ucapnya sopan. Lebih tepatnya, di sopankan seolah dirinya adalah laki-laki tersopan se-antero sekolah.

Alyra tersenyum, "gapapa, lain kali hati hati" ucapnya.

Sialan!, Kenapa gue yang salah tingkah? Biasanya juga cewe cewe yang salah tingkah sehabis gue lembutin?

President Of District 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang