Mark tau Aron marah. Ia hanya mengikuti langkah kaptennya sampai di gudang ini. Aron sudah masuk kedalam gudang lebih dulu, dan menunggu Mark masuk kedalam juga. Mark yang berhasil masuk dan menutup pintu gudang, memberanikan diri untuk memanggil kaptennya yang masih berdiri membelakanginya.
"Capt-"
Bugh!
Belum sempat memanggil, satu pukulan sudah terjun menerjang rahang tegas Mark.
"Jangan panggil gue pake sebutan itu, kalo lo sendiri pegang dua kelompok, anjing!" Aron sudah tidak tahan, satu pukulan sudah berhasil ia lancarkan kepada Mark.
Mark jatuh tersungkur, dengan pencahayaan gudang yang kurang baik, berhasil membuat suasana yang semakin tegang antara kapten dan wakilnya itu. Aron melirik, ia mendekat kearah Mark dan memberikan satu lagi pukulan telak yang sudah dinantikannya.
Bugh!!
Mark terpental kebelakang untuk kedua kalinya, ia jatuh diatas tumpukan kursi yang sudah patah di gudang itu.
Mark meringis memegangi pelipis dan bibirnya yang pecah. Pukulan Aron tidak main-main kuatnya, perih dan nyeri langsung Mark rasakan saat itu juga.
"Ron, gue-"
"DIAM!" Potong Aron langsung. Tidak memberikan kesempatan Mark untuk berbicara.
Bugh!!
Bugh!!
Bugh!!
Bugh!!
Merasa puas, Aron kemudian pergi dari hadapan Mark. Ia bersandar di meja yang ada di tengah gudang itu, tangannya yang terkena percikan darah, lantas ia bersihkan dengan kaos yang ia kenakan. Mark yang masih terduduk, kini mencoba bangkit dengan tertatih. Badannya sakit. Dilihatnya kaptennya sudah berdiri melipat kedua tangannya di depan dadanya, dan tatapan Aron benar-benar tidak bersahabat. Mark seharusnya tau,kalau sekarang ia sedang diinterogasi dengan kasar.
Aron berdecih. Kemudian mulai berbicara kembali. "Anggap itu awalan. Gue belum sepenuhnya puas."
"Sebelum gue lanjut, ada beberapa hal yang mau gue tanyakan." Lanjut Aron lagi.
Aron memperbaiki posisi berdirinya. Ia menatap Mark dengan lekat. "Udah berapa lama lo jadi kapten penyerang Eagle?"
Mark mengerjap. "Gue ga berkhianat, Ron!"
Aron terkekeh. "Bahkan gue belum bilang lo berkhianat, tapi lo udah ngomong duluan. Its fucking bastard, Mark!"
Mark yang skak matt, hanya bisa terdiam.
"Gue ga mau ngulangi pertanyaan tadi. JAWAB GUE BAJINGAN!"
Mark menghela nafasnya. "Sejak Valen dilantik dan megang jabatan."
"Cih!" Aron berdecih dengan sengaja. "Dua tahun? Tiga tahun? Bajingan!" Pekiknya.
"KENAPA ANJING!" Tiba-tiba saja Aron berteriak. Mark yang terkejut hanya bisa mengerjap.
Mark meringis lagi ketika perutnya terasa nyeri akibat pukulan Aron. "G-gue yang mau."
Aron membuang wajahnya jengah. "Raptor kurang apa?! Ada yang bikin lo ga nyaman?!"
Aron maju mendekati Mark. Ia menunjuk wajah Mark dengan kasar. "Lo wakil Raptor! how dare you betray the raptors, Derren Markly!!" Tekan Aron saat menyebut nama Mark.
"BILANG SAMA GUE RAPTOR KURANG APA!" Bentak Aron sekali lagi.
Mark menggeleng dengan santainya. "Nothing."
KAMU SEDANG MEMBACA
President Of District 9
Teen FictionLove, Life, Raptor Sudah hukum alam, yang paling kuat yang berkuasa. Aron mungkin memegang istilah itu, menjadi kapten bagi kelompok paling berkuasa di setiap sudut distrik, membuat dirinya menjadi nomor satu diatas segalanya. Siapa yang tidak kenal...