chapter 10 | secret

423 51 304
                                    

"Jalan 20south ga ada pergerakan, ganti.."

"Sama, disini juga ga ada tanda-tanda Lucky" Erdo melirik sekitar. Dibalik telinganya ada alat komunikasi yang sekarang terhubung dengan milik Mark.

"Mark, ketemu di titik awal, sekarang"

"Oke"

Erdo bangkit, lalu setelahnya berjalan dengan hoodie hitam yang membalut badan tegapnya. Tak lama, dirinya bertemu dengan Mark di persimpangan jalan. Ini bukan kota mereka tinggal. Ini diluar distrik. Mereka tidak mengetahui jalan secara spesifik selain melihat dari peta yang dijelaskan oleh Felix. Pencarian mereka juga tidak keluar dari wilayah yang sudah ditandai Felix, katanya, pergerakan Lucky tidak akan jauh selagi mereka memantau terus menerus tempat itu.

Masalahnya, sampai hari ini mereka belum menemukan Lucky. Padahal waktu yang di berikan Aron hanya dua hari, dan itu dengan syarat, mereka harus berhasil menghabisi Lucky.

Baiklah,..

"Gue cari Lucky, lo awasi tempat yang sama" tawar Mark. Laki-laki itu memakai topi sampai menutup pandangannya.

"Kita harus cari sama-sama"

"Ga, Do. Kalau kita pergi dari wilayah ini, Lucky bisa aja kabur, kan?"

Erdo diam, menatap Mark sedikit ragu. "Tapi lo harus balik"

"C'mon bro!, Gue bakal balik" Mark menepuk pundak Erdo.

Laki-laki dingin itu mengangguk, "oke. Cepat selesaikan, setelah itu kita balik ke rumah"

"Of course! Good luck, Do!" Mark berlari, ia memegangi kantung celananya lalu sedikit mengintip isinya. Laki-laki itu menyeringai kecil. "This is gonna be fun"

Erdo memencar, ia ingin berbalik sampai akhirnya ia menyadari sesuatu. "Damn! Mark!" Pekiknya melotot.

--POF District 9--

Ferdinan berhenti di depan pintu besar di dalam rumahnya, ia menatap kedua orang yang berada di depannya itu dengan datar.

"Kamu pergi, saya ingin berbicara empat mata dengan Arion" ucapnya memerintah Wiko untuk pergi dari sana.

"Tapi tuan—"

"Saya tidak akan mengulangi, Wiko!"

"Tuan Aron memerintahkan saya untuk selalu berada di sisi tuan"

"Saya adalah papanya Aron. Kekuasaan saya lebih tinggi darinya, kamu lebih mendengarkan saya, atau Aron?" Jelas Ferdinan dingin. Wiko bergidik ngeri, ia mengangguk cepat lalu mundur beberapa langkah, kemudian pergi dari sana.

Arion berdecih, "seberpengaruh itu si brengsek di rumah ini?" Katanya entah pada siapa.

Ferdian diam, tidak menjawab, ia membuka pintu ruang kerjanya, dan mempersilahkan Arion untuk masuk. "Masuk, katanya kau tidak memiliki banyak waktu"

Arion menatap Ferdinan, lalu melangkah maju mendahului pria itu.

"Apalagi sekarang? Belum cukup mengasingkan gue?" Arion berdiri di depan meja kantor Ferdinan. Ia menatap Ferdinan yang masih berjalan kearah singgasananya.

"Sudah bertanya, bahkan sebelum papamu duduk. Masih tidak sopan" katanya datar.

Ferdinan duduk, lalu melipat tangannya di atas meja kantornya, "saya punya kesepakatan untukmu"

President Of District 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang