[first of all, im sorry kalau ada revisi nama karakter sedikit di chap sebelumnya. coz aku salah nama huhu sorry.. like in chap 24, tersangka nya itu dari awal Julius, not Hanan.. so forget about Hanan and thinking about Julius hihi.. enjoy this chap!]
•••
Setelah menghabiskan banyak waktu di toko kue. Aron dan Alyra melanjutkan petualangan berbelanja mereka untuk persiapan acara ulang tahun Yuiko. Tatapan Aron tidak pernah terlepas dari gadis yang ada di sebelahnya. Perasaannya campur aduk sekarang. Apalagi setelah mengetahui kalau Alyra belum menyadari bahwa ia hidup di dalam kepalsuan.
Gadis itu tertawa lepas, tanpa beban. Sesekali membalas senyum orang-orang disana. Aron merasa bahwa dirinya memang beruntung bisa bertemu dengan gadis yang memiliki hati selembut salju itu, tapi ia juga berfikir apakah dirinya pantas untuk Alyra?. Alyra tetap menggandeng tangannya, kemanapun ia berjalan, Aron harus bersamanya. Pemberhentian selanjutnya adalah toko dekorasi dan mainan. Mereka menghabiskan sisa hari mereka untuk menjelajahi setiap sudut toko itu untuk mencari kado terbaik.
"Ih lucu!" Teriak Alyra menarik tangan Aron untuk mendekat ke arah rak boneka Barbie.
Aron terkekeh, "Pelan-pelan, bisa jatoh nanti kita." Katanya lembut.
Alyra sudah berdiri di depan rak tersebut, menatap dari atas sampai kebawah. "Yuiko suka Barbie ga, kak?"
Aron mengangguk. "Tapi jangan beli ini, udah terlalu banyak dirumah."
Bahu Alyra menurun. "Yah, padahal ini gemesin banget tauuu..." Rengeknya.
Aron mencubit pipi Alyra karena gemas. "Yang ini lebih gemesin tauu..." Goda Aron mengikuti nada bicara Alyra.
Gadis itu tersipu malu, lalu memilih mengalihkan pembicaraan mereka. "Ih itu tuh apa tuhh namanyaa––"
"Toothless!" Potong Aron.
Alyra membelalak. "Nah iya! Kakak tau film-nya?"
Aron mengangguk, "How to train your dragon, kan?"
"Iya! Seratusssss!" Kata Alyra bersemangat. "Foto dong kak disitu! Pasti gemesin deh!"
"Aku?"
"Iya biar aku fotoin!"
"Kenapa ga kamu aja? Kan kamu yang semangat banget?"
Alyra terkekeh, "Ngga deh, aku malu."
"Kenapa malu?"
"Y-ya malu aja kalo harus foto gitu, makanya kakak aja, ya?"
Aron tersenyum. "Oke deh, demi kamu."
Setelahnya, Aron mengambil salah satu boneka karakter di salah satu film ternama itu. Aron berpose tanpa berfikir panjang, dan––cekrek. Alyra berhasil mengambil gambar Aron dengan sigap.
Gadis itu tersenyum lebar. "Tuh kan! Aku bilang juga apa! Kakak cocok foto begini."
"Gemesin ga?" Tanya Aron yang ikut melihat hasil tangkapan Alyra.
Alyra spontan mengangguk, "Iya gemesin banget!" Katanya bersemangat.
Aron tersenyum, ia mengacak puncak kepala Alyra pelan. "Aku kan emang gemesin, kamunya aja yang baru sadar." Katanya mendengus.
Alyra yang tersadar atas jawaban yang keluar dari mulutnya, kini berdiri kikuk dengan muka semerah tomat. Aron terus saja menggodanya dengan wajah yang ia buat semenggemaskan mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
President Of District 9
Teen FictionLove, Life, Raptor Sudah hukum alam, yang paling kuat yang berkuasa. Aron mungkin memegang istilah itu, menjadi kapten bagi kelompok paling berkuasa di setiap sudut distrik, membuat dirinya menjadi nomor satu diatas segalanya. Siapa yang tidak kenal...