Jantung Agatha berdebar sangat kencang, ia bahkan yakin bahwa Logan bisa mendengar debaran jantungnya.
Jemari Agatha mencakar punggung telanjang Logan bersamaan dengan Logan menghentak tubuhnya. Agatha yakin kukunya pasti meninggalkan luka di punggung Logan.
Agatha meringis kesakitan, mendadak menyesali perkataannya sebelumnya. Ia terlalu percaya diri, lihat sekarang dirinya kesakitan bukan main padahal tubuh mereka belum menyatu secara sempurna.
Agatha juga terkejut bagaimana bisa perbedaan ukuran Nathanael dan Logan bisa sejauh ini. Jika mereka berdua dibandingkan, Nathanael tidak ada apa-apanya dibandingkan Logan.
Butuh waktu cukup lama sampai tubuh keduanya benar-benar menyatu sempurna, Logan mengusap peluh dikening Agatha.
Mereka belum benar-benar memulai tapi Agatha sudah berkeringat begini. Namun tidak ada kata mundur, baik Agatha maupun Logan tidak ingin berhenti sampai disini saja, tidak sampai mereka mencapai kepuasan masing-masing.
"open your eyes baby girl, look at me." Bisik Logan ditelinga Agatha.
Agatha yang sebelumnya memejamkan mata karena menahan rasa sakit dibagian bawahnya itu akhirnya membuka mata, ia melihat Logan yang berada di atasnya.
Mereka saling memandang satu sama lain bersamaan dengan derit sofa yang bergerak sesuai irama hentakan Logan.
"Keluarkan lidah mu." perintah Logan lagi.
Agatha kembali menurut, ia membuka mulutnya. Menjulurkan lidahnya keluar sesuai perintah Logan. Saat itu pula Logan meraup lidah Agatha, seolah-olah lidah Agatha sebuah permen manis.
Jemari Agatha bergerak menuju rambut Logan, meremas rambut Logan bersamaan dengan desahannya yang tertahan.
Rasa sakit yang Agatha rasakan beralih menjadi rasa yang tak bisa Agatha ungkapkan dengan kata-kata, semakin lama desahannya semakin kencang.
Desahan tersebut justru terdengar bagaikan melodi musik yang indah bagi Logan, dan yang pasti desahan itu akan terus berlanjut sampai matahari bersinar.
***
Agatha terbangun dalam keadaan berantakan, rambutnya acak-acakan dan juga seluruh tubuhnya terasa remuk.
Agatha mendengar suara gemericik air dari kamar mandi, sepertinya itu Logan yang tengah membersihkan dirinya.
Pipi Agatha mendadak memanas memikirkan kegiatan semalam yang ia lakukan dengan Logan. Semalam sangat mendebarkan.
Mata Agatha bergerak meneliti ruang VVIP yang ia dan Logan tempati sejak semalam. Semalam Agatha tidak sempat melihat sekeliling ruangan, dilihat-lihat ruangan ini besar juga.
Agatha juga agak terkejut karena Logan memiliki keanggotaan VVIP disini.
Pintu kamar mandi terbuka, Agatha mendongak dan mendapati Logan keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang dada.
Otot-otot tubuh Logan terlihat dengan jelas, membuat Agatha sejenak terpukau oleh bentuk tubuh Logan.
"apa kau sudah puas memandangi ku?" tanya Logan memecah keheningan.
Agatha gelagapan karena ia tertangkap basah memperhatikan otot tubuh Logan.
"Apa kau mau mandi? Kau bisa berjalan sendiri ke kamar mandi?" tanya Logan lagi dan pertanyaan tersebut membuat pipi Agatha semakin memerah.
Agatha menggelengkan kepalanya, tubuhnya terasa remuk. Bergeser saja ia merasa tidak sanggup apalagi berjalan ke kamar mandi.
Sepertinya Logan benar-benar menepati perkataannya semalam, ia membuat Agatha tidak bisa berjalan.
Logan melangkah mendekat, masih dengan keadaan telanjang dada Logan mengangkat Agatha yang telanjang bulat menuju kamar mandi.
Agatha agak terkejut namun ia melingkarkan tangannya dileher Logan agar tidak jatuh. Agatha semakin terkejut lagi saat melihat bahwa di kamar mandi Logan telah menyiapkan air hangat untuk Agatha berendam.
"Mandi lah, panggil aku jika kau butuh sesuatu." Logan meninggalkan Agatha setelah mendudukkan Agatha di dalam bathtub.
Agatha menganggukkan kepalanya, hanya melihat kepergian Logan. Sejenak Agatha melihat punggung Logan yang dipenuhi bekas cakaran Agatha semalam.
Agatha tidak menyangka bekas cakarannya sebanyak itu dan bekas tersebut terlihat cukup dalam.
Cukup lama Agatha terdiam membiarkan air hangat merilekskan otot tubuhnya yang tegang.
Agatha bahkan hampir jatuh tertidur kembali di dalam bathtub. Namun Agatha segera keluar dari bathtub dan membersihkan tubuhnya, ia tidak bisa terlalu lama di dalam kamar mandi.
***
Saat Agatha keluar dari dalam kamar mandi, Logan sudah menyiapkan pakaian ganti untuk Agatha. Bahkan Logan sudah mengenakan pakaiannya.
Logan memperhatikan bagaimana Agatha berjalan keluar dari kamar mandi dengan langkah lucu, cara berjalan Agatha terlihat aneh.
Agatha berusaha untuk bersikap biasa saja, Agatha melepas bathrobe yang ia kenakan. Tidak memperdulikan dirinya yang telanjang dihadapan Logan. Lagi pula semalam Logan sudah melihat semuanya.
Agatha terlalu sibuk mengenakan pakaiannya sampai tidak menyadari bahwa Logan menatap kearah dadanya dengan tatapan lapar.
Kalau tidak mengingat semalam mereka sudah bercinta sampai pagi, mungkin Logan akan meniduri Agatha lagi.
Agatha baru selesai mengenakan pakaiannya, pandangan mereka bertemu.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku semalam, ada apa antara kau Dan Nathanael. Apa kalian bertengkar?" tanya Logan kepada Agatha, Logan memperhatikan ekspresi wajah Agatha yang berubah masam.
"Putra mu itu selingkuh dariku, dia selingkuh dengan sahabat ku sendiri. Aku memergoki mereka tengah tidur bersama."
"Karena itu lah kau menggoda ku semalam? Karena kau ingin membalas Nathanael?" tanya Logan lagi.
Agatha menganggukkan kepalanya, "Maafkan aku menjadikan mu sebagai pelampiasan dan juga menggunakan mu sebagai alat balas dendam. Padahal Nathanael adalah putra mu."
Logan mendekati Agatha, ia mengangkat dagu Agatha hingga Agatha mendongak menatapnya. Jarak wajah mereka sangat dekat satu sama lain, bergerak sedikit saja bibir mereka bisa menempel satu sama lain.
"Aku tidak merasa keberatan kau jadikan alasan balas dendam, persetan soal putra ku. Aku justru senang bisa merasakan tidur dengan mu." Logan menjulurkan lidahnya, menjilat bibir Agatha dengan sengaja.
"Kau bisa menggunakan ku semau mu." bisik Logan sebelum ia mengecup bibir Agatha dengan lembut. "Aku tahu Nathanael yang salah, sehingga aku akan berada di pihak mu."
Agatha merasa senang bahwa Logan berada dipihaknya, Agatha mengalungkan tangannya di leher Logan. Membalas ciuman Logan sebelumnya.
"Thank you Om Logan."
Logan menggelengkan kepalanya, "Aku lebih suka kau panggil Logan. Ah atau kau bisa memanggil ku dengan panggilan seperti semalam. Daddy. Aku juga suka panggilan itu."
Agatha tersenyum nakal, "Thank you Daddy.."
-
Next chapter
"Perempuan jalang, ada banyak laki-laki diluar sana kenapa harus Papa ku. Apa kau tidak memikirkan perasaan Mama ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devilish Choice [END]
RandomDiselingkuhi oleh calon tunangannya, Agatha Mackenzie bukannya membalas selingkuh dengan orang lain juga. Agatha justru melakukan one night stand dengan Ayah dari calon tunangannya sendiri. Sialnya lagi Agatha justru hamil, hamil anak dari orang yan...