BAB 5

276K 16.3K 1.9K
                                    

"Kenapa kau lama sekali?" Logan bertanya pada Agatha yang baru saja kembali dari toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau lama sekali?" Logan bertanya pada Agatha yang baru saja kembali dari toilet.

Agatha mengangkat bahunya, "Biasa.. ada tikus yang mengganggu."

Logan paham apa yang Agatha katakan, sekilas Logan melirik ke arah meja Nathanael. Terlihat Paula juga baru saja kembali dari toilet.

Pandangan Logan dan Paula bertemu, Paula memberikan Logan sebuah senyuman namun tak Logan hiraukan. Logan justru buang muka dan kembali menatap Agatha.

"Aku sudah pesankan makanan untuk mu."

Agatha agak terkejut melihat menu yang berada di meja, lantaran semua menu makanan yang berada diatas meja itu adalah makanan favorit Agatha.

Sebenarnya Agatha ingin bertanya dari mana Logan bisa mengetahui makanan favoritnya, namun Agatha teringat dengan Nathanael. Mungkin Nathanael pernah memberitahu Logan.

"Makanlah agar tenaga mu kembali."

***

Paula merasa malu ketika senyumannya tidak digubris oleh Logan, rasanya amarah Paula semakin menjadi. Ia sudah kesal dengan hinaan Agatha di toilet kepadanya. Dan sekarang Paula harus menerima sikap dingin Logan.

Kenapa Agatha bisa dengan mudahnya menarik perhatian Logan sedangkan Paula tidak bisa?

"Kenapa kau kelihatan kesal?" Nathanael bingung melihat Paula yang sejak kembali dari toilet terus saja memasang wajah cemberut.

"Kau sudah tahu jawabannya Nathanael, semuanya karena Agatha. Di toilet dia merendahkan ku, dia bilang aku ini wanita murahan karena telah merebut mu darinya. Dia bahkan berkata tidak akan membiarkan kita hidup dengan tenang karena telah membohonginya."

Nathanael berdecak kesal, "Apa yang sebenarnya Agatha banggakan? Sifat pelacurnya itu yang melempar tubuhnya kepada Ayah ku hanya untuk membalas ku. Tindakannya itu sungguh rendahan."

Paula menganggukkan kepalanya setuju, ia sengaja memanas-manasi Nathanael soal Agatha. Semakin Nathanael membenci Agatha maka semakin menguntungkan bagi Paula.

Paula punya rencana lain untuk membalas Agatha, Paula ingin pertunangan Nathanael dan Agatha yang batal itu diketahui semua orang. Sebelumnya Agatha dan Nathanael sudah pernah menyebar undangan pertunangan mereka.

Paula ingin Nathanael kembali menyebar undangan pertunangan, namun kali ini bukan nama Agatha disana. Paula yakin itu akan menjadi pukulan besar bagi Agatha.

Handphone Paula tiba-tiba berdering, terdapat panggilan masuk dari temannya.

Paula berdecak melihat hal tersebut, lantaran Paula kembali teringat bahwa temannya itu lah yang dulu menyarankan Paula untuk mendekati Nathanael karena Paula selalu gagal setiap kali berusaha mendekati Logan.

"Angkat saja siapa tahu penting." Nathanael mempersilahkan Paula untuk mengangkat teleponnya.

Paula menghela nafas berat, "Ada apa, Livianna?"

"Malam ini? Baiklah. Aku akan menemui mu di tempat biasa." Paula segera menutup teleponnya, tidak bicara banyak dengan temannya itu. Mereka bisa bicara nanti malam saat bertemu.

"Kau akan pergi dengan teman mu nanti malam?" Tanya Nathanael yang baru saja menyelesaikan makanannya itu. "Kau ingin aku menemani mu kesana?"

Paula menggelengkan kepalanya, Paula juga perlu bertemu dengan temannya dan bertukar pikiran. "Kau tidak perlu menemaniku, lagi pula disana hanya akan ada wanita. Kau akan merasa canggung disana."

Paula berbohong, disana tidak akan hanya ada wanita. Baik Paula dan Livianna akan bertemu di club, sudah pasti ada laki-laki disana. Terlebih lagi teman laki-laki Livianna.

***

Agatha makan dengan lahap, semua makanan yang ada di meja adalah makanan favoritnya. Melihat Agatha yang makan dengan lahap membuat Logan tersenyum tipis.

Jemari Logan terulur mengusap sisa makanan yang menempel disudut bibir Agatha. 

"Kau makan seperti anak kecil." ledek Logan pada Agatha, hal tersebut sontak membuat pipi Agtha memerah karena malu.

Agatha lupa bahwa ia sedang makan bersama Logan, Agatha terlalu sibuk dengan makanannya sendiri.

"Apa kau sudah selesai atau kau ingin memesan beberapa piring lagi?" Logan melirik kearah piring di atas meja yang telah kosong.

Agatha kesal karena Logan terus meledek dirinya, Agatha bangkit dari posisi duduknya bermaksud meninggalkan Logan disana.

Logan sekali lagi tersenyum tipis, ia berbisik pelan pada dirinya sendiri. "Cute.."

***

Suara dentuman musik terdengar keras, Paula tengah duduk dengan teman-temannya. Tak lupa mereka ditemani beberapa botol minuman.

"Livianna.. aku benar-benar kesal dengan mu, kau tahu Agatha dia mencuri start dariku. Dia curang. Setelah aku bersusah payah menggoda Nathanael seperti apa yang kau usulkan. Agatha justru mendekati Ayah Nathanael, dan sialnya lagi dia berhasil mendekati pria tua bangka itu sementara sebelumnya aku selalu gagal mendekati laki-laki bau tanah itu." Paula memainkan gelas minumannya, ekspresi wajah paula terlihat sangat kesal.

Livianna mengusap pundak Paula, "Hey.. kau tidak perlu kesal, memangnya berapa lama wanita bernama Agatha itu bisa terus bersama dengan Ayah Nathanael. Dia hanya diperalat, laki-laki tua mana yang tidak ingin mencicipi tubuh wanita muda. Saat laki-laki tua itu telah bosan, Agatha pasti akan dibuang. Tidak ada yang perlu kau takutkan."

Paula menganggukkan kepalanya setuju, jika Agatha dibuang oleh Logan nanti pasti Paula akan menjadi orang yang paling pertama tertawa bahagia.

"Lalu sekarang kau akan melakukan apa dengan Nathanael?" tanya Livianna pada Paula.

Paula meletakkan gelas minumannya ke atas meja dan dengan semangat menoleh kearah Livianna. "Aku dan Nathanael akan mempermalukan Agatha dan keluarganya. Semua orang termasuk rekan bisnis keluarga Agatha sudah tahu bahwa Agatha akan bertunangan dengan Nathanael. Bagaimana jadinya jika mereka mendapatkan undangan lagi namun nama Agatha tidak ada disana. Ahh.. pasti Agatha akan menjadi bahan pergunjingan, mereka akan menilai Agatha wanita yang tidak becus sehingga Nathanael pindah ke lain hati."

Paula tertawa girang, "Membayangkannya saja sudah membuatku bersemangat."

Livianna menganggukkan keplanya ikut tertawa dengan Paula, Livianna menengguk minumannya sedikit. Ia berpamitan kepada Paula untuk pergi ke toilet sebentar. Paula mengiyakannya dan mulai sibuk dengan laki-laki disana.

Livianna melangkah menuju toilet sembari mengotak-atik handphone-nya, ia menghubungi nomor telepon dengan nama Tua Bangka di kontak handphone-nya.

"Aku sudah melakukan apa yang kau minta, paula tidak akan melakukan hal berbahaya kepada Agatha. Mereka hanya ingin menyebar kembali undangan pertunangan Nathanael namun kali ini dengan nama Paua disana. Aku sudah memberitahu mu semua informasi yang ku dapatkan, aku juga sudah melakukan semuanya seperti yang kau inginkan. Aku sudah berhasil membuat Paula menggoda Nathanael. Jadi kau juga harus menepati janji mu."

Suara berat dari balik telepon itu menjawab, "Baiklah aku akan mennepati janji ku. Tapi kau tetap harus melaporkan apapun rencana Paula kedepannya. Kau mengerti?"

Livianna menhela nafas berat, "Iya aku mengerti, Logan."

Sambungan telepon Livianna akhiri, sudah cukup untuk hari ini. Livianna sudah tidak tahan bermain peran sebagai teman palsu Paula.

Devilish Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang