BAB 28

140K 11.8K 731
                                    

Selama perjalanan menuju rumah Logan terus melirik ke arah kaca spion mobilnya. Memperhatikan mobil Nathanael dibelakang yang terus mengikuti kemana ia pergi.

Bagus, tidak masalah Nathanael membuntutinya dan Agatha. Mungkin dengan begitu Logan bisa menjadikannya kesempatan untuk memukul mundur Nathanael dengan senjata yang bernama kenyataan.

Logan membukakan pintu mobil untuk Agatha, menggandeng tangan Agatha masuk ke dalam rumah dengannya.

“Kemana semua pelayan?” tanya Agatha ketika masuk ke dalam rumah dan tak melihat satupun pelayan.

“Aku menyuruh mereka untuk pulang.” Jawab Logan singkat.

Agatha tidak puas dengan jawaban Logan, ia menoleh ke arah Logan. “Kenapa?” tanya Agatha sekali lagi.

“Kau tahu alasannya sayang..”

Pipi Agatha terasa panas karena ia paham dengan apa yang Logam maksudkan, namun Agatha berusaha untuk terlihat biasa saja.

“Kau selalu menyuruh pelayan untuk pulang lebih awal setiap kali aku kemari. Apa jadinya jika kita sudah menikah nanti, apa kau akan memecat mereka semua?”

Logan menggelengkan kepalanya, untuk apa ia memecat orang-orang yang bekerja dengan baik kepadanya.

“Aku menyuruh mereka semua untuk pulang semata-mata karena aku takut kau merasa malu saat kita melakukannya, aku juga tidak ingin kau menahan desahan mu hanya karena malu terdengar oleh mereka. Jika sudah menikah nanti mungkin kita harus pindah rumah yang lebih besar dan kedap suara, agar saat kau menjerit kenikmatan anak-anak kita tidak akan terbangun nantinya.”

Agatha tertawa mendengar penjelasan Logan, Logan berpikir sangat jauh sekali ke depan. “Oke terserah mu saja.”

***

Nathanael turun dari mobilnya, sempat kebingungan karena rumah nampak sepi. Tidak ada pekerja rumah yang biasanya menyirami tanaman di luar, bukan hanya itu saja wartawan yang biasanya menunggu di depan rumah mereka pun tak terlihat satupun.

Entah karena para wartawan itu menyerah karena tidak mendapatkan informasi apa-apa, atau akhirnya Logan turun tangan karena merasa terganggu?

Sepertinya yang kedua lebih masuk akal, Nathanael paham betul sebesar apa koneksi yang Logan miliki. Besar kemungkinan Logan akhirnya mengambil tindakan karena tidak tahan diganggu dan juga karena tidak tahan kebebasannya bertemu dengan Agatha menjadi terhalangi.

Entah Nathanael harus bersyukur atau merasa miris, karena ia sendiri tak mampu mengusir pergi para wartawan itu.

Nathanael melangkah pelan menuju jendela rumah, hendak mengintip dari jendela untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam tanpa perlu masuk ke dalam rumah.

Dari balik jendela Nathanael memperhatikan Logan yang tengah duduk di sofa sendirian sembari memandangi sebuah foto, foto yang Nathanael yakini adalah foto USG kandungan Agatha.

Tak lama Nathanael melihat Agatha keluar dari dalam kamar mandi, Nathanael sempat terkejut melihat Agatha yang keluar dengan seragam sekolahnya dulu. Sama seperti terakhir kali Nathanael tak sengaja bertemu dengan Agatha di rumah dengan Logan. Agatha hari itu juga mengenakan pakaian yang sama.

Perasaan Nathanael campur aduk saat melihat Agatha bermesraan dengan Logan di dalam rumah. Hal itu membuatnya teringat dengan momen-momen yang dulu ia lalui dengan Agatha saat mereka berdua masih sepasang kekasih.

***

Logan menyadari keberadaan Nathanael yang mengintip dari balik jendela, dengan sengaja Logan menarik Agatha untuk duduk di pangkuannya.

Devilish Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang