BAB 42 II

121K 11.5K 1.1K
                                    

“Kau menjebak Nathanael dengan Paula?” tanya Agatha sekali lagi, “Aku tidak ingin ada kesalahpahaman diantara kita, tolong jangan buat aku bingung dan jelaskan semuanya.”

Logan meraih tangan Agatha, menggenggamnya erat. Logan menuntun Agatha untuk duduk di sofa ruang tamu. Tidak seharusnya mereka membicarakan hal ini berdiri di depan pintu masuk.

“Aku sudah lama jatuh cinta padamu, bahkan saat kau masih berstatus sebagai kekasih Nathanael. Aku.. aku karena keserakahan ku untuk memiliki mu, aku menyuruh seseorang untuk menghasut Paula agar menggoda Nathanael. Sehingga mereka berselingkuh dan membuat pertunangan mu dengan Nathanael batal.” Sebenarnya Logan malu mengakui ini, tapi ia tidak bisa berpura-pura lagi.

“Saat pertemuan kita di club' malam pun aku sudah merencanakannya, aku sudah mengikuti mu. Bukan sebuah kebetulan aku ada disana.” Logan menunduk malu, ia tidak tahu apakah Agatha akan memaafkannya jika tahu hal ini.

“Dan soal kehamilan mu, aku juga sudah merencanakannya, aku dengan informasi yang ku dapatkan sudah memperhitungkan masa subur mu. Aku sengaja tidak menggunakan pengaman, karena aku memang ingin kau mengandung anak ku. Aku tahu aku egois, aku serakah dan tidak tahu diri. Maafkan aku.”

Logan memejamkan matanya, bersiap untuk menerima amarah dari Agatha, tamparan atau teriakan penuh kecewa dari Agatha.

Namun lama Logan menunggu, ia tidak kunjung mendapatkan tamparan ataupun makian. Logan membuka matanya dan melihat ke arah Agatha yang juga tengah memandang ke arahnya.

Apa Agatha sekecewa itu hingga tak mau bicara?

“Jujur aku terkejut, tapi Logan.. terima kasih karena sudah mau jujur. Karena kau sudah jujur kepada ku, aku juga akan jujur kepada mu.” Agatha bersandar pada sofa, ia menghela nafas berat.

“Aku sudah tahu sifat asli Nathanael sejak lama, kami berpacaran tidak sebentar. Saat masa SMA pun aku sudah tahu kalau Nathanael sering main perempuan. Tapi dulu aku buta, aku terlalu cinta jadi aku diam saja. Aku tahu kalau Nathanael selalu main gila dengan anak team cheers tapi aku selalu pura-pura tidak tahu. Ku kira Nathanael hanya mencari pelampiasan karena aku selalu menolak permintaannya untuk berhubungan seks.”

Agatha menoleh ke arah Logan, “Malam kelulusan, aku akhirnya mengalah dan menyerahkan keperawanan ku kepada Nathanael. Kau pasti tahu malam itu, karna malam itu kau juga ada disana Logan. Aku melihat mu mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.”

Tubuh Logan menegang, ternyata saat ia memergoki Nathanael dan Agatha bercinta pada malam kelulusan diketahui oleh Agatha.

“Tapi harapan tinggal harapan, Nathanael tidak berubah. Setelah lulus dia justru semakin gencar bermain dengan teman-temannya. Dia bilang hanya minum-minum biasa, tapi aku tahu ada perempuan disana. Aku sudah tidak tahan lagi, Kak Ezekiel juga sudah berkali-kali memperingatkan ku soal Nathanael tapi tidak pernah aku dengarkan. Hari itu aku mendapatkan tawaran kuliah ke Jepang, aku tanpa pikir panjang menerimanya dan menolak tawaran Nathanael untuk kuliah bersama disana. Aku ingin mengejar pendidikan ku disana tanpa drama, karena aku tahu kalau Nathanael ikut kesana aku hanya akan terus menderita karena sakit hati melihat Nathanael yang terus bermain wanita dibelakang ku.”

“Ku pikir Nathanael setelah ku tinggal sudah berubah, karena ia jadi lebih manis setiap kali menelepon ku. Saat pulang kemari karena liburan pun Nathanael terkesan sangat menyayangi ku, dia bahkan mengajak ku bertunangan. Tapi sialnya saat pulang dari Jepang aku justru mendapati kenyataan pahit kalau Nathanael masih sama seperti dahulu. Mungkin kalau Nathanael selingkuh dengan wanita lain aku tidak akan terlalu sakit hati, aku hanya akan membatalkan pertunangan kami dan memulai hidup baru. Tapi karena Nathanael berselingkuh dengan Paula yang berstatus sebagai sahabat baik ku. Aku merasa sangat sakit hati, dari banyaknya wanita di dunia ini kenapa harus sahabat ku sendiri?”

Agatha menyentuh tangan Logan dan menggenggamnya erat, “Aku juga tidak ada bedanya dengan mu Logan, aku pada malam itu dengan kesadaran ku sendiri menggoda mu dan menggunakan mu sebagai alat balas dendam kepada Nathanael dan Paula. Kau tidak memberi ku obat ataupun memperkosa ku, kau tidak salah. Soal kau menjebak Nathanael dan Paula, tanpa kau jebak pun Nathanael akan tetap berselingkuh karena ia memang sudah melakukannya sejak lama. Dan perihal kehamilan ku, kau tidak pernah memaksa ku. Aku yang dengan kesadaran sendiri menerima dan menikmati setiap sentuhan mu. Aku juga yang tidak pernah memikirkan soal pengaman dan semacamnya. Jadi aku ingin kau tidak menyalahkan dirimu sendiri.”

Agatha melihat Logan menitikkan air mata, tangan Agatha terulur mengusap air mata itu. “Tidak usah ungkit masa lalu, toh kau dan aku sudah menikah. Dan kita bahagia dalam pernikahan ini. Aku tidak marah padamu, justru aku akan marah kalau kau pergi dan menjauh tanpa memberikan penjelasan apa-apa.”

“Maaf aku kalut..”

Agatha mengangguk mengerti, ia membuka lebar lengannya dan membawa Logan kedalam pelukannya.

“Jangan bersedih, anak kita ikut sedih melihat mu menangis begini.”

***

Agatha sudah mendengarkan penjelasan soal Nathanael dari Logan dan juga Edgar, saat ini Logan sedang tertidur di kamar tamu setelah menangis dalam pelukan Agatha.

Agatha merasa bersalah kepada Edgar dan Aleandra karena telah merepotkan mereka dan mengganggu ketenangan rumah mereka.

Agatha baru saja menuruni anak tangga hendak mengambil minum ke dapur namun langkahnya terhenti saat melihat dibawah sana ada Aleandra dan istri pertama Edgar yang tengah duduk di kursi roda.

Dalam diam Agatha melihat Aleandra yang membantu istri pertama Edgar untuk minum, namun si istri pertama bukannya berterima kasih justru menampar dan menjambak Aleandra.

Dan juga meludahi Aleandra yang tersungkur di lantai.

Agatha ingin membantu namun ia melihat Edgar muncul dan membantu Aleandra berdiri, sepertinya lebih baik Agatha kembali ke kamar. Ia tidak ingin ikut campur dalam masalah rumah tangga Edgar dan kedua istrinya.

Agatha kembali masuk ke kamar dan naik ke atas ranjang, membawa dirinya ke dalam pelukan hangat Logan.

***

Paula menangis di dalam kamarnya, ia menangis karena ia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Paula berusaha menghubungi Agatha dan Logan tapi mereka tidak menjawab panggilannya sama sekali.

Bagaimana ini, bagaimana cara Paula untuk mengeluarkan Nathanael dari penjara?

3 Bab lagi tamat 🙂

Devilish Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang