BAB 41

103K 11.5K 1K
                                    

Nathanael memandang senjata api ditangannya dan Logan secara bergantian, memperhatikan Logan yang menunjukan ekspresi menantang. Kemari Logan menunjuk ke arah dada kirinya, menantang Nathanael untuk menembak ke arah sana.

Edgar tidak bisa tinggal diam saja dan hanya menonton, “Berikan pistol itu kepada ku Nathanael.” Edgar mengulurkan tangannya ke arah Nathanael, meminta agar pistol itu diberikan kepadanya.

Alih-alih memberikan senjata api itu kepada Edgar, Nathanael justru mengangkat senjata api itu dan menodongkannya ke depan. Tepat ke arah dada kiri Logan.

“Apa yang kau lakukan Nathanael, kau tidak dengar perintah ku?! Berikan pistol itu kepada ku!” teriak Edgar kesal, kesal karena Nathanael menodongkan senjata api itu ke arah Logan dan juga kesal kepada Logan yang dengan bodohnya memberikan Nathanael senjata.

Nathanael tidak menggubris Edgar meskipun Edgar terus berteriak agar Nathanael menjatuhkan senjata itu ke lantai. Fokus Nathanael hanya tertuju kepada sang Ayah di depan sana. Nathanael nampak benci melihat wajah Logan.

Nathanael kembali teringat hal-hal yang membuat ia amat sangat membenci Logan, Nathanael benci Logan yang selalu bekerja dan tidak pernah benar-benar ada waktu sejak ia kecil, Nathanael benci Logan yang tidak pernah perduli dengan mendiang Ibunya, Nathanael benci kepada Logan yang terlihat lebih menyayangi anak yang Agatha kandung, Nathanael benci Logan yang telah merebut Agatha darinya, Nathanael benci Logan karena Logan tidak mau memberinya apa yang ia inginkan padahal sudah tugas Logan sebagai Ayah untuk memenuhi keinginannya.

Nathanael benci Logan yang tidak mau berusaha membebaskannya dari penjara, Nathanael benci Logan karena Logan terlihat bahagia sementara dirinya semakin hari semakin hancur, Nathanael benci Logan karena Logan tidak mau mengembalikan Agatha kepadanya meski ia sudah bersujud memohon di kaki Logan.

Pandangan mata Nathanael menajam, ia berpokus pada satu titik yaitu dada kiri Logan. Mungkin ini jalan terbaik, toh Ayahnya sendiri yang meminta untuk di tembak. Nathanael sudah siap untuk menarik pelatuk pistol tersebut, Edgar yang berada di dekat Nathanael hendak merampas pistol tersebut dari Nathanael namun Nathanael lebih dulu menarik pelatuk pistol tersebut hingga peluru di dalam pistol tersebut meluncur cepat menghantam dada kiri Logan.

Edgar terkejut bukan main, ia sontak melihat ke arah Logan yang bersimpuh di lantai sembari memegang dada kirinya. Edgar marah melihat hal itu, Edgar kembali berusaha merampas pistol tersebut dari Nathanael sebelum Nathanael kembali menembak Logan dengan sisa peluru di pistol itu dan kali ini ia berhasil merampas pistol itu.

Edgar hendak menghampiri Logan yang bersimpuh di lantai namun baru selangkah ia maju Logan sudah bangkit berdiri dengan sendirinya seolah tembakan yang Nathanael layangkan tidak ada artinya bagi dirinya.

Logan berdiri dan melepas jas kerjanya yang telah berlubang dibagian dada kirinya. Tidak ada darah sedikitpun yang menetes. Logan menatap Nathanael dengan raut wajah kecewa. “Kau telah menyia-nyiakan kesempatan terakhir yang telah ku berikan Nathanael, sekarang aku tidak akan lagi bersikap lunak padamu. Karena mulai detik ini aku tidak lagi menganggap mu sebagai anak ku. Cukup sudah bermain peran sebagai Ayah dan Anak, aku tidak lagi mau mengurus anak yang tidak tahu diri.”

Logan mengambil pistol dari tangan Edgar dan kembali memasukkan nya ke dalam kotak hitam. “Lupakan soal saham yang kau inginkan, karna sampai kau mati kau tidak akan bisa mendapatkannya. Karena sejak awal kau memang tidak pantas mendapatkannya.”

Nathanael mengerutkan keningnya tidak senang mendengar perkataan Logan. Tidak sampai disitu saja kekebalan Nathanael, Nathanael semakin jengkel ketika Logan dengan santainya kembali duduk di kursi kejayaannya dan menelepon seseorang.

Devilish Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang