"Kau sudah kembali, bagaimana dengan Nathanael?"
Agatha agak terkejut karena Logan kembali jauh lebih cepat dari perkiraannya.
"Nathanael terbukti bersalah, aku tidak ada niatan untuk membantunya bebas. Dia pantas mendapatkan hukuman atas perbuatannya." Logan duduk di sofa, ia memperhatikan Agatha yang telah berganti pakaian dan menghapus make up nya. Sayang sekali padahal Logan belum puas melihat Agatha dengan gaun pengantinnya.
"Apakah kau tidak apa-apa Nathanael dipenjara? Kau tidak takut nama baik keluarga mu tercoreng karena hal itu?" tanya Agatha ikut duduk disamping Logan.
"Nama baik keluarga ku? kau juga bagian dari keluarga Blake. Nama baik tidak penting, yang terpenting Nathanael bertanggung jawab atas kesalahan yang ia buat."
Logan mengusap lembut perut Agatha, "Apa anak kita didalam baik saja? Dia pasti terkejut dengan apa yang telah terjadi."
Agatha tertawa mendengar perkataan Logan, “Dia tidak apa-apa.”
“Lalu bagaimana dengan mu, apa kau juga tidak apa-apa? Pernikahan kita harus selesai lebih cepat. Apa kau tidak kecewa?” tanya Logan sekali lagi.
Agatha menggelengkan kepalanya, “Tidak, aku tidak kecewa. Yang terpenting itu bukan perayaannya bagiku, Tapi momen saat kau dan aku bersumpah untuk hidup bersama. Hal itu berjalan lancar jadi bagiku itu saja sudah cukup.”
“Kau sangat berbanding terbalik dengan Ibu kandung Nathanael. Jika dia masih hidup dan berada diposisi mu. Dia pasti akan marah-marah karena tidak terima acaranya kacau, dia mungkin akan menuntut ku untuk membuat perayaan lain yang lebih mewah sebagai gantinya. Seandainya saja kau lahir lebih awal dan kita bertemu lebih awal mungkin semua akan jauh lebih indah.”
Logan teringat mimpinya dulu, mimpi ia dan Agatha satu sekolah dan mereka sepasang kekasih. Jika hal itu menjadi kenyataan mungkin kisah cinta mereka akan lebih indah.
“Tidak perlu mendambakan sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi, lagi pula kita kan sudah menikah. Apa lagi yang kurang?”
“Ada satu.” jawab Logan singkat.
Agatha menaikan sebelah alisnya kebingungan. “Apa?”
“Malam pertama kita.”
“Malam pertama apanya, kita sudah melakukannya berkali-kali. Sudah bukan malam pertama lagi.”
Logan tersenyum melihat pipi Agatha yang memerah, “Maksud ku malam pertama kita sebagai suami istri.” Logan kembali menggoda Agatha.
Agatha segera bangkit dari posisi duduknya di sofa dan melempar bantal sofa ke arah Logan. “Stop menggoda ku, sebaiknya sekarang kau pergi belikan aku strawberry. Anak mu ingin makan strawberry.”
Mendengar perintah dari Agatha, Logan dengan sigap bangkit berdiri. Ia selalu semangat dalam menuruti keinginan Agatha selama hamil ini.
“Tunggu sebentar ya anak Papa, nanti akan Papa bawakan strawberry yang banyak.” ucap Logan sembari mengusap lembut perut Agatha, menyempatkan diri mengecup pipi Agatha sebelum ia pergi membeli apa yang Agatha dan calon anak mereka inginkan.
***
Paula sibuk menggigiti kukunya, ia sudah kehabisan ide bagaimana caranya agar hubungannya dan Nathanael bisa terselamatkan.
Rencananya untuk mengancam Logan dan membuat Logan memaksa Nathanael untuk menikahinya sudah gagal total.
Padahal Paula sudah sangat percaya diri sebelumnya, karena ia pikir Logan akan rela melakukan apapun demi menjaga nama baik keluarganya. Tapi ternyata Paula salah, Logan pergi begitu saja dan membiarkan putranya mendekam di penjara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devilish Choice [END]
RandomDiselingkuhi oleh calon tunangannya, Agatha Mackenzie bukannya membalas selingkuh dengan orang lain juga. Agatha justru melakukan one night stand dengan Ayah dari calon tunangannya sendiri. Sialnya lagi Agatha justru hamil, hamil anak dari orang yan...