Nathanael memijit pelipisnya, ia merasa pening karena masalah pekerjaan dan juga karena perdebatannya dengan Paula semalam.
Jujur, Nathanael juga ingin berlibur. Pikirannya suntuk. Ia ingin menghirup udara segar dan bersenang-senang. Tapi ia tidak bisa. Benar-benar tidak bisa.
Logan, Papanya itu telah banyak berubah. Salah satunya adalah sikap Papanya itu di kantor terhadapnya.
Dulu Nathanael bisa bersikap seenaknya, datang terlambat, pekerjaan ia oper ke orang lain. Makan gaji buta, dan juga Nathanael memiliki kartu kredit pemberian Logan.
Namun sekarang berbeda, Logan justru kerap memarahi Nathanael dan memperlakukan Nathanael seperti karyawan lainnya. Memotong gaji Nathanael jika Nathanael terlambat datang untuk bekerja.
Dan yang baru baru ini terjadi, yang membuat Nathanael jengkel dan menjadi sangat sensitif sehingga mudah marah akan hal-hal sepele.
Logan tidak lagi memberikannya fasilitas kartu kredit, semuanya Logan tarik. Dengan alasan Nathanael harus mandiri.
Nathanael sedang istirahat sekarang, ia bermaksud menelepon Paula agar mereka berdua makan siang bersama. Namun telepon Nathanael tak kunjung Paula angkat.
Pesan yang Nathanael kirim pun tak Paula balas.
Awalnya Nathanael pikir Paula pasti masih marah kepadanya soal perdebatan mereka semalam. Nathanael memilih untuk tidak ambil pusing, toh hanya masalah sepele.
Tidak butuh waktu lama juga mereka berdua akan kembali seperti sedia kala.
Namun rupanya tebakan Nathanael salah, Paula tidak menjawab panggilan ataupun pesan yang Nathanael kirimkan bukan karena Paula tengah merajuk.
Namun karena Paula sedang dalam perjalanannya berlibur dengan teman-temannya.
Jika Nathanael tidak mengecek akun sosial media Paula mungkin Nathanael tidak akan selesai ini sekarang.
Ternyata Paula lebih memilih pergi berlibur dan mengabaikan Nathanael disini.
Nathanael melihat sendiri postingan-postingan Paula, mulai dari foto dengan gaya mirroringnya di kaca dengan pakaian rapih, foto berada di dalam taxi dan bandara bersama dengan teman-temannya.
Nathanael benar-benar merasa kecewa dengan sikap Paula, seharusnya sekarang Paula mendukung dirinya di masa-masa sulitnya sekarang. Bukannya pergi berlibur dengan teman-temannya sementara Nathanael disini stress karena tekanan pekerjaan.
Semakin lama Nathanael mulai mempertanyakan keputusannya sendiri dalam memilih Paula.
Dahulu Nathanael mengkhianati Agatha dengan Paula karena dulu bagi Nathanael, Agatha itu egois. Agatha ingin meninggalkannya ke Jepang bertahun-tahun demi meraih gelar sarjananya.
Nathanael sudah memohon agar Agatha tidak pergi ke Jepang, atau paling tidak mereka pergi berdua kesana dan kuliah bersama. Namun Agatha menolak, dengan alasan bahwa Agatha tidak percaya bahwa Nathanael akan benar-benar serius dengan kuliahnya disana.
Nathanael merasa dirinya dianggap remeh dan dianggap hanya bisa mengacau oleh Agatha.
Saat itu Paula lah yang selalu berada di samping Nathanael, Nathanael memilih Paula karena merasa Paula lah yang lebih mengerti dirinya.
Tapi sekarang Nathanael justru mempertanyakan semuanya, Paula justru sekarang terlihat jauh lebih egois dari pada Agatha dulu. Dan Nathanael juga mulai merasakan perasaan asing setiap kali melihat Agatha dan Logan bersama.
Contohnya beberapa hari ini, Agatha selalu mengunjungi Logan di kantor. Dan makan siang bersama. Mereka berdua terlihat bahagia.
Mereka berdua terlihat sibuk dalam persiapan pernikahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devilish Choice [END]
RandomDiselingkuhi oleh calon tunangannya, Agatha Mackenzie bukannya membalas selingkuh dengan orang lain juga. Agatha justru melakukan one night stand dengan Ayah dari calon tunangannya sendiri. Sialnya lagi Agatha justru hamil, hamil anak dari orang yan...