BAB 40

114K 10.9K 973
                                    

Berita prahara rumah tangga Nathanael dan Paula sudah tersebar kemana-mana, banyak orang yang menyebut mereka sebagai pasangan sakit jiwa karena masalah-masalah mereka yang tercium oleh publik.

Pertama perselingkuhan Paula di Hawaii, kedua kasus pemerkosaan dan percobaan pembunuhan yang Nathanael lakukan hingga masuk penjara, lalu pernikahan mereka yang terburu-buru hingga sekarang masalah perselingkuhan Nathanael dengan wanita penghibur.

Paula melempar gelas minumannya hingga pecah ke lantai, ia kesal melihat wajahnya kembali muncul di televisi dengan pemberitaan buruk.

Semalaman Paula tidak bisa tidur dengan tenang, perempuan mana yang bisa tidur dengan tenang setelah diusir dari kamar sendiri dan harus mendengarkan suara-suara tidak senonoh suaminya dengan wanita lain.

Paula kesal karena Nathanael tidak merasa bersalah sama sekali, Nathanael bahkan pergi bekerja seperti biasanya. Pergi bersama wanita sialan itu dan mengabaikan Paula.

Paula meringis merasakan perut bagian bawahnya yang terasa sakit, karena memikirkan kekacauan yang Nathanael perbuat perut Paula kembali terasa sakit.

Sudah beberapa hari ini Paula memang sering merasakan sakit teramat sangat di bagian perut bawahnya, dan hari ini rasa sakitnya justru semakin menjadi-jadi.

Seandainya saja Paula sedang tidak ada masalah dengan Nathanael pasti Paula sudah pergi ke rumah sakit ditemani oleh Nathanael. Tapi sekarang Paula tidak bisa pergi ke rumah sakit, bukan hanya karena Nathanael yang tidak akan mau mengantar ya tapi juga karena Paula tahu bahwa ia akan dibuntuti paparazzi.

“Sialan.. Kenapa harus sakit sekarang, aku tidak tahan lagi.” keluh Paula dengan wajah penuh keringat, Paula tidak punya pilihan lain. Ia harus ke rumah sakit.

Persetan soal pihak media, Paula tidak ingin mati disini.

***

Nathanael dipanggil untuk menghadiri rapat dewan direksi, mengenai skandal dan performa kerja Nathanael yang dianggap tidak becus. Semua orang penting di perusahaan itu menvoting untuk menurunkan posisi Nathanael karena menurut mereka Nathanael masih belum mampu mengemban tugas sebagai seorang CEO.

Nathanael melirik sinis ke arah Logan yang juga angkat tangan menvoting Nathanael untuk turun jabatan, bukan hanya Logan saja tapi Edgar yang seorang pemegang saham kedua terbesar setelah Logan pun ikut andil mendukung.

Belum genap satu bulan Nathanael memegang statusnya sebagai seorang CEO tapi sekarang posisi tersebut sudah direnggut darinya, dan yang paling membuatnya muak adalah Ayah dan Paman nya tidak ada niatan sedikitpun untuk membelanya.

Nathanael hanya diam dan mengepalkan tangannya dibawah meja, menerima keputusan yang telah ditetapkan. Bahwa Nathanael kini telah resmi melepas jabatannya sebagai seorang CEO.

***

Paula menatap dokter yang telah memeriksanya itu dengan wajah pucat, “Bagaimana keadaan saya dok?”

Paula takut karena ia dioper dari dokter umum ke dokter spesialis onkologi, Paula pikir sakitnya bukan sakit yang parah tapi sekarang Paula justru ketakutan, takut jika penyakitnya lebih parah dari yang ia bayangkan.

“Kenapa Ibu baru kemari sekarang, seharusnya Ibu segera ke rumah sakit setelah merasakan ada hal aneh kepada tubuh Ibu.”

“Memangnya saya sakit apa dok?” tanya Paula sekali lagi dengan suara bergetar.

“Ibu mengidap kanker serviks–”

Paula menjatuhkan tas nya ke lantai, ia tidak lagi bisa mendengarkan perkataan dari dokter itu lebih lanjut. Mendengar kata kanker serviks saja sudah membuatnya shock berat. Bagaimana bisa ia menderita penyakit seperti itu?

Dari sekian banyak penyakit kenapa harus kanker serviks? Air mata Paula meluruh jatuh ke pipinya, kenapa diantara orang banyak di dunia ini kenapa harus dirinya yang terus saja mengalami musibah-musibah seperti ini? Kenapa?

Paula segera bangkit berdiri dengan terburu-buru ia ingin pergi untuk melarikan diri, namun dokter berusaha menghentikan Paula.

“Kanker serviks bukan berarti akhir dari segalanya, sebaiknya Ibu segera melakukan pengobatan.”

Omongan dokter tersebut tidak Paula dengarkan, Paula pergi keluar dari ruangan dokter tersebut dengan berurai air mata. Tidak sampai disitu saja, keluar dari rumah sakit Paula diserbu oleh pihak media yang dengan sembarangan menfoto dirinya yang tengah menangis. Beribu pertanyaan mereka lontarkan kepada Paula.

Membuat Paula semakin tertekan, ia tidak tahu harus bicara apa selain menghindar dan berlari masuk ke dalam mobilnya. Melakukan mobilnya pergi meninggalkan kerumunan itu.

***

“Kenapa Papa tidak membela ku, Papa itu direktur utama di perusahaan ini. Papa juga pemegang saham terbesar. Kenapa Papa diam saja melihat aku dipermalukan seperti itu, bahkan Papa dan Om Edgar juga mendukung mereka!” teriak Nathanael mengamuk di ruang kerja Logan, tidak perduli bahwa ia mengganggu kegiatan Logan dan Edgar yang sebelumnya tengah berbincang berdua.

“Kau salah Nathanael, alih-alih introspeksi dari kesalahan mu kau justru melimpahkannya kepada Papa?!” Logan juga meninggikan suaranya, ia tidak terima Nathanael datang ke ruangannya dengan tidak sopan dan berteriak-teriak seperti orang gila.

“Papa sudah berjanji akan memberikan aku jabatan tinggi, tapi belum ada sebulan jabatan itu sudah direnggut kembali dariku. Sejak awal Papa memang tidak berniat memberikannya kepada ku bukan??!” Nathanael masih tidak mau kalah.

Logan menghela nafas berat, ia mengusap wajahnya kasar. “Aku sudah memberikan jabatan itu kepada mu, kau yang tidak mampu mengemban tugas sebagai CEO dan sekarang kau marah karena posisi tersebut ditarik kembali dari mu? Kau pikir kau bisa menjabat dengan status tinggi kalau kau tidak bisa melakukan apa-apa?”

Nathanael berdecak sebal, “Kalau begitu berikan aku sebagian saham Papa, Papa sudah berjanji kepada ku kalau Papa akan memberikan setengah dari saham yang Papa miliki.”

Edgar yang sebelumnya hanya duduk memperhatikan perdebatan antara Logan dan Nathanael itu mengerutkan alisnya, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak ikut campur setelah mendengar permintaan Nathanael yang menurutnya tidak masuk akal.

“Kau ingin memberikan anak itu sebagian saham milik mu Kak, kau sudah gila?!” Edgar menatap Logan dengan tahapan tidak menyangka, kenapa Logan masih saja ingin memberikan harta bendanya kepada anak tidak tahu diri itu.

Logan tidak menanggapi Edgar, pandangan Logan masih terfokus pada Nathanael. “Bukankah Papa sudah bilang kalau kau akan mendapatkan saham sebagai warisan jika Papa mati nanti?”

“Aku tidak mau nanti, aku menginginkannya sekarang!” Nathanael masih saja berteriak kepada Logan, Edgar emosi sendiri melihat tingkah Nathanael yang sangat tidak menghargai Logan.

“Kalau kau menginginkan warisan mu sekarang maka bunuh Papa, jika Papa mati baru kau bisa mendapatkan warisan yang kau inginkan itu.” Logan membuka laci meja kerjanya, mengeluarkan kotak berwarna hitam dari sana. Sesaat kotak hitam itu dibuka oleh Logan, Edgar dan Nathanael terkejut melihat isi kotak hitam tersebut.

Isinya tak lain sebuah senjata api.

Logan mengambil senjata api itu dari kotak dan melemparnya ke arah Nathanael yang spontan Nathanael tangkap. “Kalau kau benar-benar menginginkan warisan itu..” Logan menunjuk dada kirinya sendiri.

“Tembak Papa sekarang, disini.”

Devilish Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang